Era digital yang terus berkembang pesat membuat kehidupan menjadi serba mudah. Kemudahan itu juga didukung adanya teknologi yang semakin canggih. Itu sebabnya kita tak bisa jauh dari gawai yang kita punya.
Bahkan, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bermain aplikasi yang kita unduh, salah satunya media sosial. Dikutip dari data Statista tahun 2020, bahwa pengguna media sosial didominasi oleh usia 18-34 tahun, yaitu sebanyak 65,7%.
Ada banyak tujuan mengapa orang menggunakan media sosial. Buat akses informasi atau hanya sekedar cari hiburan disela-sela penatnya aktivitas. Tapi beberapa orang ada yang menjadikan media sosial sebagai tempat untuk mencurahkan isi hatinya atau ingin berbagi pengalaman kehidupan mereka. Entah itu tentang pencapaian, pekerjaan, pernikahan, maupun posting liburan.
Sempat ramai jadi topik pembahasan di media sosial perkara usia 25 harus punya tabungan, pekerjaan, udah deket jodoh, atau bahkan punya cicilan rumah. Tentunya banyak pro dan kontra. Hingga pada akhirnya, tak jarang orang jadi mudah terpicu oleh postingan orang lain di media sosial. Muncul perasaan insecure, overthinking, bahkan ada yang mengalami quarter life crisis.Â
Kalau menurut pengalaman sendiri dan cerita teman-teman, penyebabnya karena ada sesuatu yang belum tercapai atau ada sesuatu yang sedang diselesaikan. Biasanya sesuatu yang sedang diperjuangkan itu adalah goals setiap orang. Itulah mengapa ketika ada orang yang sudah mencapai goals yang kita inginkan tapi kitanya masih memperjuangkan, perasaan minder akan muncul.
Dari situ beberapa orang akhirnya memilih untuk meninggalkan media sosial, mengurung diri, ada juga yang sampai enggan ketemu dengan orang  lain bahkan kerabat. Walaupun sebenarnya itu semua hanyalah ketakutan yang belum tentu terjadi, tapi kondisi mental yang takut akan gemerlap media sosial memang nyata.Â
Apalagi pengguna media sosial didominasi oleh kalangan usia yang sedang giat-giatnya mencari jati diri dan validasi. Tak heran kalau berlomba-lomba mewujudkan apa yang menjadi cita-cita dan tujuan mereka. Namun sayangnya, hidup bukan  sekedar soal perlombaan. Tapi bagaimana kita melalui proses kehidupan yang tak luput dari kata gagal.
Lagian, setiap orang udah  punya garis waktu sendiri, kita hanya dihadapkan oleh tampilan media sosial yang mudah mempengaruhi. Tidak salah memperjuangkan apa yang ingin kita perjuangkan, tapi kesehatan mental harus tetap kita jaga. Semoga lekas bertemu dengan jalan keluar pada setiap kebimbangan yang menghantui, semangat!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”