Tentang Ketahanan Hati, Adalah Waktu yang Jadi Penguji

Bukan tanpa alasan jika waktu menjadi satu-satunya dimensi yang paling krusial disebut dalam kitab suci. Demi masa (waktu). Kekuatannya yang luar biasa karena ia takkan pernah bisa ditarik kembali. Dengan tak pernah bisa datang kembali, waktu merupakan guru yang paling bijak. Membiarkan muridnya, yaitu kita, para pejalan skenario kehidupan, agar merasa ditinggalkan oleh waktu.

Advertisement

Ditinggalkan oleh waktu berarti kehilangan sesuatu yang tak ternilai karena pada suatu masa, di dalamnya selalu ada momen-momen dan orang-orang yang berharga. Ya, memang waktu tidak bisa ditarik kembali. Namun, ia bisa diundang lagi. Momen itu bisa hadir kembali. Bukan ditunggu, melainkan diciptakan.

"Waktu itu menyembuhkan."

Ditinggal dia yang berharga. Dicampakkan dia yang dicinta. Di-tidak-acuh-kan mereka yang sudah kamu beri semua. Hal-hal di atas cuma berakhir menimbulkan luka.

Advertisement

Yang mengejutkan, semua itu bisa sembuh. Memang sih, banyak alasan buat nyembuhin luka-luka kayak gitu. Misalnya dengan alasan jatuh cinta lagi, dengan alasan sudah merelakan, atau bahkan sekedar karena sudah lupa. Namun, dari ketiga hal itu, ada waktu yang menjadi elemen penting.

Kita gak akan pernah tau akan mendapatkan kesempatan untuk jatuh cinta lagi atau gak. Kita gak pernah menduga akan bisa merelakan. Kita gak pernah bisa menerka apakah bisa melupakan. Semuanya gak akan kita tau kalau tidak diberi kesempatan. Kita gak pernah tau bahwa yang bisa mengobati luka adalah orang yang menciptakannya.

Advertisement

“Kesempatan itu butuh waktu”

Waktu itu menyadarkan. Butuh waktu untuk akhirnya sadar bahwa seseorang begtu berharga. Biasanya, itu terjadi setelah mereka benar-benar pergi. Terkadang butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Dikarenakan waktu itulah, dia membiarkan sedikit demi sedikit bukti-bukti bermunculan, mencuat ke permukaan. Bukti bahwa yang kamu rasakan itu sayang sungguhan atau cuma penasaran. Bukti bahwa sebenarnya yang kamu butuhkan adalah orang tersebut. Bukti bahwa orang lain gak akan pernah bisa menggantikan. Bukti bahwa sesungguhnya kamu bisa merelakan. Bukti bahwa sejatinya cinta itu harus memiliki atau merelakan begitu saja.

“Butuh waktu untuk tau yang dirasakan dan pernah diucapkan dengan manis itu benar-benar cinta atau hanya dusta.”

Waktu adalah penguji yang teruji. Semua ucapan, semua tindakan, semua harapan, semua angan-angan, bahkan sepertinya, semua hal di dunia ini harus melewati ujian. Waktu kerap kali menyajikan ujian yang tak tertahankan. Gak ada yang lebih menyakinkan dari sesuatu atau seseorang yang sudah lulus diuji oleh waktu. Semua kata-kata manis yang keluar ketika kasmaran, bisa menguap dalam sekejap jika waktu sudah turun tangan. Ketika waktu sudah berbicara dan perasaan itu masih ada, maka sahihlah itu cinta yang sejati adanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi, puisi dan imajinasi

6 Comments

  1. Felline Wu berkata:

    Agree! Semua perlu diuji oleh waktu. Nice!

  2. thankyou 🙂 @Felline Wu