Surat Terbuka untuk Kita Para Pejuang Kesehatan Mental. Tak Perlu Mencari Alasan untuk Hidup dan Bertahan, Kitalah Alasan Itu

Kita semua berharga

Pernahkah kau merasa sepi walau dalam keramaian?

Advertisement

Gegap gempita dan riuhnya suara manusia membaur dengan udara bercampur jutaan polutan. Kebisingan seolah hal biasa di tempat ini. Riuh suara kendaraan bermotor mengudara menambah tercemarnya suara di tempat itu. Namun, kau hanya duduk terdiam. Mulutmu bungkam tak sepatah kata pun kau ucap. Kau diam dalam senyap dan semua terasa kosong.

Ruang itu tak pernah menemukan sang empunya. Ia tetap sama kosong dan berdebu. Suaranya terkunci rapat oleh luka yang dahulu kala pernah singgah. Tak menetap tapi goresan itu tetap ada bercokol dan mengakar di tempat itu. Ruang kosong itu tak pernah terbuka dibiarkannya untuk tetap senyap. Mengunci diri dari kebisingan dunia.

Waktu terus berputar seperti sebuah roda pada girnya. Berlarian ia menembus batas antara ada dan tiada. Menempuh keriuhan dan decak ribut tiap manusia yang berlarian di tempat itu. Suara itu terdengar sangat jelas. Namun, kau tetap di sana terdiam tanpa kata dan hanya diam.

Advertisement

Matamu menatap nanar pada sekumpulan manusia yang terlampau ribut. Mereka terlalu berisik.

Kau ingin berteriak pada mereka. Kau ingin mengatakan jika kau ada di sana, di tempat itu. Kau ingin menunjukan kau ada di antara mereka. Namun, apa daya suaramu tercekat sebatas tenggorokan. Ia meronta ingin kau lepaskan tetapi hanya desah nafas berat yang bisa kau hembuskan.

Kau ingin bercerita berbagi setiap rasa yang mungkin hanya kau pendam dalam diam. Bercerita tentang cinta, tawa, tangis, marah dan kecewa. Namun, sekali lagi suara sialan itu tak jua terucap. Ia terlalu takut jika tak didengar. Ia terlalu takut jika mereka tak peduli. Karena mereka terlalu sibuk dan berisik.

Advertisement

Ada saat kau merasa sendiri terasing dari dunia. Seolah kau berada dalam ruangan gelap yang pengap. Tanpa ventilasi dan berkas cahaya. Ada saat semua suara menghilang dari peredaran dan menyisakan helaan nafas beratmu. Ada saat semua tampak samar tak ada hitam maupun putih atau spektrum warna lainnya. Ada saat bahkan menangispun kau merasa tak pantas. Ada saat kau merasa tak berguna, menjadi orang terbuang dan tersisih.

Namun, percayalah Tuhan tak menciptakan makhluk-Nya tanpa alasan. Begitupun dengan kita, ada alasan kenapa kita terlahir. Kita hanya tak menyadari alasan-alasan itu.

Saat dunia tak memberimu alasan untuk hidup. Saat kau tak menemukan jawaban mengapa harus bertahan. Kau tak perlu mencari hingga jauh. Bercerminlah maka kau akan temukan jawaban itu. Yah, dirimulah jawaban mengapa kau harus hidup dan bertahan. Karena KAU BERHARGA.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang penikmat hujan sekaligus pecinta dunia literasi. Bagiku hidup adalah sebuah buku...