Dunia berkembang begitu cepat, informasi dan teknik teknik mempertahankan hidup kian hari kian berkembang pesat.
Aku rasa tidak hanya aku yang merasakannya, dunia seakan akan membuat diri ini menjadi terlampau realistis, aku berbuat baik seakan aku ingin berinvestasi, yakni berharap akan di balas dengan kebaikan yang serupa juga, tidak kurang sedikitpun.Â
Manusia dibuat terlupa dengan hal-hal yang di butuhkan oleh hati dan jiwa mereka.
Perasaan gembira, rasa tenang, rasa syukur, dan kepercayaannya terhadap Tuhan.
Perasaan perasaan itu seakan terhiraukan, lambat laun semakin terlupakan, hingga mulai memudar dan hilang.
Padahal, ketulusan memiliki dampak yang cukup besar, dan dampak itu adalah dampak yang baik.Â
Namun seringkali kita dibuat kesulitan untuk melihat itu, karena sudah terbiasa melihat segala sesuatu dengan ukuran materi atau hal yang memuaskan nafsu dunia saja.
Ketika itu kejayaan, popularitas, kemewahan, menjadi tolak ukur utama yang sering di pandang hebat oleh orang-orang.
Tapi aku juga pernah seperti itu, aku tidak paham tentang arti-arti yang bisa di rasakan oleh hati ini.Â
Namun kini aku mengerti, Ketulusan memberikan ketenangan yang sangat damai, membuatku tidak bergantung dengan manusia, membuatku makin dekat dan berharap hanya kepada Tuhan.
Ketulusan menguatkanku, sekaligus membuatku bahagia.
 Dan perasaan bahagia yang ketulusan itu ciptakan tidak pernah dapat di beli oleh uang.Â
Ketulusan adalah buah dari sabar, ikhlas dan berserah.
Ketulusan juga menghindariku dari rasa kecewa atas pengharapanku kepada para manusia, dan juga membebaskanku dari jeruji overthinking dan kecemasan.
Ketulusan membuatku kuat sebab ketulusan membimbingku untuk menaruh harapan hanya kepada Tuhan yang Maha Esa, dzat tunggal yang Maha Daya dan Maha segalanya.
Dan lagi lagi, aku teringat ketika dahulu aku masih sangat remaja, aku memandang berbuat baik adalah tugas yang melelahkan, tugas yang terkadang menjeratku, sehingga membuatku tidak bisa bertindak semauku saja, sungguh sangat menyebalkan.
Tetapi beranjak mulai dewasa aku tahu, kebaikan itu ada dan diajarkan oleh para orang tua karena kebaikan itu kelak akan menguntungkan kepada diri kita sendiri.
Kebaikan adalah kartu As sebagai penolong, ketika dunia ini sangat hingar bingar, sangat sibuk, sangat tidak adil.Â
Kebaikan dapat menolong untuk meredam dan menyembuhkan hatiku sendiri, serta menjaga agar hati bisa tetap menjadi baik, agar selalu bisa melihat kebaikan dan keindahan di setiap apa yang aku hadapi di dalam hidup ini.
Kita semua belajar, kita semua berproses, untuk memahami dan menghayati nilai nilai filosofis dan arti kehidupan kita masing-masing.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”