Tentang seseorang yang mencintai malam dan membenci siang.
Menurutnya, ketika sang surya terbangun, orang orang begitu berisik, keadaan begitu bingar, hawa begitu panas, dan semuanya jenuh, sesak, menyebalkan.
Ada pula menurutnya, ketika sang surya mulai tertidur, ia begitu bahagia, karena para manusia juga mulai tertidur lelap.Â
Katanya, sejuk mulai datang, bintang gemerlapan, malam begitu cantik setiap harinya, karena keadaan begitu tenang dan lembut memeluknya.
Lantas kemudian ia bisa mendengar dirinya sendiri malam itu, karena orang-orang sudah tidak berisik lagi, begitu katanya.
Tak jarang banyak orang menegurnya
hei, sudah jangan begadang,
tapi tak ia hiraukan.
Karena ia selalu bahagia dan penuh ceria tatkala berjumpa dengan malam.
Terlebih hari ini malam terakhir di bulan Ramadan, ia mendengar suara tabuhan sahur sambil berpelukan dengan sejuknya malam.
Lalu terlintas dalam kepalanya masih adakah aku di Ramadhan tahun depan?
***
Kembali lagi tentang seseorang yang mencintai malam namun membenci siang.
Terlalu sedih ia apabila terlelap di waktu yang sangat menenangkan.
Dimana waktu ia bisa mendengar jelas dan berbicara kepada dirinya sendiri.
Dimana ia bisa menemukan pembelajaran yang berarti dan juga mengevaluasi diri.
Dimana ia bisa melihat luka dan trauma yang kerap kali disembunyikannya di dalam diri.
Yang berkata lirih dan mengakui semuanya, bahwa ia terluka, bahwa ia sedih, bahwa ia marah, bahwa ia lelah.Â
***
Kembali lagi tentang seseorang yang mencintai malam namun membenci siang.
Yang ketika pagi buta hendak menyapanya, ia selalu bertanya-tanya, tak luput juga meyakinkan dirinya sendiri, tentang apa arti hidup ini, tentang jalan mana yang akan terpilih, tentang apa tujuan hidup diri ini.
***
Dan tentang seseorang yang mencintai malam tetapi membenci siang
Ia sedang termangu sendiri malam ini, bintang dan bulan sedang sembunyi tak mau menemani, tidak tahu lagi kalau memang ia sengaja dibiarkan sendiri.
Terheran ia dengan hidupnya kali ini, melihat orang-orang yang nampak di bola matanya, mereka tergesa-gesa , berlarian tapi tanpa tujuan, pengen cepat-cepat saja tapi mereka sendiri tak tahu mau pergi kemana, cuman lari lalu kebingungan sendiri.Â
***
Tentang seseorang yang mencintai malam tetapi membenci siang.
Kini kembali pikirannya menyapu masa lalu, dilihatnya dulu ia juga begitu, lari-larian tak tentu arah, hingga terlelah dan kaki patah-patah, sampai pada akhirnya ia beristirahat sejenak, menyembuhkan kaki mengobatkan diri.
Dan dilihatnya kini, orang-orang yang tetap berlarian, namun ia acuh saja sekarang.
Aku berjalan saja tak apa, yang penting kakiku tak kupatahkan lagi begitu ucapnya.
Kemudian ia temukan jalan yang nyaman untuk tapak kakinya, yang memberikan air untuk dahaganya, yang memberikan makan untuk rasa laparnya, yang memberitahukan siapa dirinya, dan yang mengajarkannya untuk mengasihani sesamanya. begitu kurang lebih harapannya.
Tetapi hidup tidak ada yang tahu pasti, bukan?
***
Tentang seseorang yang mencintai malam namun membenci siang.
Itu adalah aku.
Aku yang terlalu mencari dan belagak ingin menyelesaikan serta memecahkan teka teki dan juga masalah besar di dalam hidup, padahal kenyataannya misteri terbesar adalah tentang dirinya sendiri.
Itu juga adalah aku
Yang berlagak hebat di depan sang matahari tapi menumpahkan segala tangis dan lelahnya di rembulan malam nanti.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”