Om Swastyastu, demikianlah salam pembukaku untuk mengawali sebuah hari, semoga damai selalu. Tepat di hari libur, Minggu, 13 November 2016. Kalian tau siapa aku? aku adalah orang yg sok rajin,hehe… kebetulan hari itu hari minggu, sampai sampai hari itu aku bangun pagi pagi buta (kira kira jam 4 pagi) utk melakukan kebiasaan jalan santai yg tak pernah hilang dari dulu (seperti kecanduan gitu) walau sendiri, tapi beruntung masih ditemani oleh alunan nada (hobiku musik, dari sekian puluhan hobiku) kasihan banget ya? Haha, ya nggak apa-apa. Singkat cerita sudah siang, aku tak punya rutinitas lagi (malas keluar kalau siang, takut kulit jadi belang) biasanya kalau hari efektif senin-jumat, hari hariku kuhabiskan untuk browsing mencari sebuah materi perkuliahan, bersantai, dll, pulang dari kampus itu biasanya jam 11 malam (hampir setiap hari, maklum calon dosen/pendidik)
Ya, masihku ingat, kira kira jam 11 siang, salah seorang temanku mengajak untuk berkunjung ke sebuah tempat di kawasan bagian ujung barat Buleleng (Bali), tepatnya di Gerokgak. Tapi kebetulan juga, karena hari itu otak aku lagi blank, tak ada pilihan lain lagi selain menerima tawaran’a (lumayan buat refresh otak sebelum start dihari senin). Cuacapun cerah benderang , seolah olah kami direstui olehNya dalam perjalan in. Kamipun bergegas ke tempat tujuan dengan membawa kendaraan masing masing dengan kecepatan max 60 km/jam. Nah tibalah ditempat tujuan, kebetulan juga, teman perkuliahan kami ada yang dari daerah Gerokgak, jadi dia tau apa enaknya disana, wkkwkwkwkwkw. Hari itu kami kesana berjumlah 18 orang (11 pria,7 wanita) itu teman sepermainan kami, suka duka sudah sering kami jalani bersama…
Selama ini, aku jarang mandi di pantai, paling 6 bulan hanya 2 kali (fakta) karena aku sibuk dengan rutinitasku sebagai seorang mahasiswa, harap dimaklumi ya. Karena jarang itulah, kami akhirnya mandi di pantai, aku tak pernah membayangkan, aku seperti kembali ke masa kanak kanak dulu, yang dengan senangnya main air (ketika hujan, walau akhirnya sakit juga). Mandi di pantai bersama teman teman yang seumuran gitu memang seru, padahal sebagian dari kami masih berstatus lajang, termasuk penulis. Kalian pernah gak main air hujan ketika masih kecil? Kayak begitulah tingkah kami disana.
Nah, setelah kami mandi (bersalin pakaian), kami diajak memetik buah jambu, sungguh kuingat ketika masih SMP sering manjat manjat buah jambu, kayak monyet gitu deh pokoknya, wkwkwk. Salah satu buah favoritku adalah jambu, jadi aku kantongin tuh jambu, walau masih kecil kecil (aku selalu bersyukur bisa mengulang kembali masa SMP dulu itu, wkwkkwk). Setelah itu, kami membuat acara manggang ikan.
Sebelumnya kami sudah membeli ikan ikan yg segar disalah satu tempat penjualan ikan di Desa Anturan. Kami menemukan tempat yang rindang nan sejuk untuk tempat manggang ikan, letaknyapun didekat pantai. Proses pemanggangannya cukup sederhana kok. Nah ketika ikan sudah matang, kami dan teman teman berpikir, ”Kok gak ada nasinya ya? Padahal perut bisa kenyang kalau ada nasi”. Nah karena kami punya teman kuliah dari daerah tersebut, akhirnya nasi yang ada di rumahnya itu diberikan kepada kami yg berjumlah 18 orang tersebut, dan itupun habis kami bagi rata. Setelah makan, kami bersama teman istirahat sejanak dan ngobrol membahas kehidupan kami masing-masing.
Ketika senja mulai mendekat, kamipun duduk diatas pasir, dan melihat senja itu tenggelam sambil memandang pemandangan yang romantika, jauh dari kata kebisingan dan polusi yang kami hampir temui setiap hari, sungguh mengagumkan (walau agak sedikit mendung) kami berharap dan berdoa dalam angan, semoga kami bisa seperti ini sampai nanti, walau kami tau, jalan yang kami tempuh menuju sebuah kesuksesan berbeda beda. Karena langit sudah mulai malam, kamipun berpamitan pulang kepada teman kami yang rumahnya disana. Kitapun akhirnya bergegas pulang dengan kecepatan max motor 50 km/jam, layak’a aku tak ingin meninggalkan tempat itu (suasana malam yang indah, sehari sebelum bulan purnama). Dan akhirnya kamipun tiba dirumah masing masing untuk mempersiapkan rutinitas pada hari senin (14/11/2016).
Ada pertanyaan di benakku, ”Kapan ini akan bisa terulang lagi?”. Karena aku sadar, kita punya kesibukan tersendiri yang tak mungkin bisa disamakan. Jadi aku sangat berterimakasih, semoga ini menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan. Jadi, apa yang bisa kamu petik dari kisah lembaran tersebut? Semoga bisa menginspirasi, terima kasih sudah membaca kisah yang singkat ini.
Singaraja, 14 November 2016,
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.