Surat Terbuka dari Seorang Perempuan yang Tak Mau Diajak Hidup Susah oleh Prianya

Tak semua cewek mau diajak hidup susah

Sudah dari jaman kapan para lelaki ini mengharapkan hal seperti ini ke wanita? Lah belum apa-apa dari awal sudah ngajakin hidup susah? Bukan begitu konsepnya, mari kita maknai secara berbeda dengan sebuah komitmen untuk selalu bersama dalam kondisi susah dan senang, intinya saling mendukung.

Advertisement

Keributan di twitter beberapa hari lalu membuat saya makin kepo dengan membaca balasan dari sekian banyak orang. Berbagai tanggapan hadir karena munculnya cuitan seperti ini :


“Cewek-cewek skincare-an mana ngerti soal beginian” 

“Cewek sekarang mana bisa masak di tempat kaya gini”

Advertisement

“Cewek idaman itu bedaknya cuma bedak bayi”


Halo para wanita bagaimana reaksi kalian mendengar cuitan seperti ini? Eits.. tenang jangan emosi dulu, tahan nafas dan ambil nafas lalu buang. Baiklah saya pun agak kesal ya atas opini yang dikeluarkan mas-mas ini. Well, media sosial itu tempat orang untuk berekspresi secara bebas, maka dari itulah opini seseorang terkadang menimbulkan pro dan kontra serta opini masing-masing orang. Di sisi lain saya sampai tertawa membaca reply-an orang disertai meme kocak yang bermacam-macam, bahkan terkadang saya ikutan save meme-nya. 

Advertisement

Lalu ada juga yang menanggapinya dengan bijak dan sungguh memahami isi hati para wanita. Balasan orang-orang ini sungguh sudah mewakilkan perasaan dan isi hati saya terhadap cuitan mas-mas ini. Jadi begini Mas, konsep saling support dalam kondisi susah maupun senang juga berlaku untuk perempuan. Di situlah tugas masing-masing baik lelaki maupun perempuan untuk selalu ada dalam kondisi di atas maupun di bawah. 

Begitupun perihal dengan keadaan susah ini tidak melulu hanya berdasarkan materi. Semisal kamu selalu ada dan mendukung dikala pasanganmu sakit, atau gagal dalam pencapain tertentu, atau pasanganmu sedih karena suatu hal dan masih banyak bentuk pengertian ‘susah’ lainnya dalam hidup ini. Ingatlah selalu mengusahakan yang terbaik untuk pasangannya juga tugas masing-masing lho baik lelaki ataupun perempuan.

Perihal  perempuan yang menghabiskan budget lebih untuk kosmetik maupun skincare juga menjadi perbincangan di twitter karena cuitan mas-mas ini. Perempuan juga ingin merawat tubuhnya, ingin menjaga tubuhnya dengan baik kok disalahin. Lagian skincare juga banyak tersedia dengan budget yang bisa diminimalisir, perempuan sekarang ini juga lebih pintar dalam mengelola keuangan serta bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tidak terkecuali untuk kosmetik maupun skincare. 

Mau perempuan dengan skincare maupun tidak atau bahkan perempuan hanya menggunakan bedak, silakan apapun yang membuat wanita senang dengan caranya masing-masing. Beberapa selebtwit menanggapi cuitan mas-mas ini karena merasa hal tersebut terkesan men-generalisir kaum perempuan. Sebaliknya perempuan tidak akan menyalahkan jika lelaki juga hobi merawat diri dengan baik, lah kalau lelakinya terawat, bersih, wangi dan kinclong kan perempuan mana yang nggak suka? 

Begitupun pada perempuan merawat diri bukan semata-mata untuk menarik perhatian tapi demi menjaga tubuhnya sendiri. Di samping urusan bedak, mas-mas lain mengatakan bahwa perempuan sekarang tidak bisa memasak menggunakan tungku dan kayu bakar. 

Lho mas kita ini hidup di tahun 2019 sudah ada yang namanya teknologi bernamakan kompor gas dan alat memasak modern lainnya. Nanti yang ada psanganmu bau sangit lho mas. Memasak menggunakan tungku menjadi opsional jika itu memang dibutuhkan, pun jika perempuan bisa masak dengan kayu bakar syukurlah itu menjadi nilai plus.

Terlepas dari cuitan mas-mas ini sekedar nyinyir atau hanya untuk sekedar konten belaka, ada kalanya kita sebagai lelaki maupun perempuan selalu mengusahakan yang terbaik ya, pada dasarnya tidak ada seorang pun yang ingin hidup susah. Tidak hanya goleran atau rebahan saja lalu kamu dapet enaknya saja. Gitu lho..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Not that millennial in digital era.