Tak Perlu Mendorongku Pergi, Aku Sudah Cukup Tahu Diri Jika Kau Tak Ingin Lagi Menemani

Hai, bagaimana kabarmu sekarang?

Advertisement

Setelah kita berpisah dan tak lagi bertegur sapa. Bertanya kabar pun enggan, apalagi untuk kembali saling menemukan. Aku heran, mengapa perasaan seseorang bisa begitu cepat berubah hanya dalam waktu sebentar.

Bagaimana rasa sayang yang dulu kita agung-agungkan kini terasa begitu hambar, entah pergi kemana semua kata cinta yang dulu sering kamu umbar. Kini kita berdua bagai dua orang asing yang tak saling mengenal, saling menjauh karena hati yang tak lagi utuh.

Kamu mendorongku pergi, membuatku tak lagi mengenal orang yang dulu begitu aku kasihi. Kau seakan sengaja membuatku benci, dengan semua tingkah lakumu yang membuat cinta tak ingin lagi bersemi. Ke mana kah perginya rasa yang dulu begitu hebat tumbuh dalam hati?

Advertisement

Secepat itukah kau memutuskan untuk menyerah pada kita? Setelah aku begitu berjuang untuk membuat impian kita menjadi nyata.


Tolong jelaskan padaku, apa yang terjadi pada hatimu. Hingga aku tak lagi mengenal orang yang sekarang ada di sisiku.


Advertisement

Berkali-kali aku menyakinkan hati ini, untuk tetap bertahan di sisimu. Tetapi kau seakan memang ingin menjauh, membuat jarak yang tak mampu lagi aku rengkuh. Berkali-kali aku memaklumi semua janji yang kau ingkari, tapi saat aku membuat satu kesalahan, kau seakan begitu menghakimi. Hingga tak ingin menoleh lagi, membuat aku merasa seperti tak diinginkan lagi.

Kamu harusnya tahu, seberapa besar sayang yang aku punya untukmu. Kamu harusnya tahu, betapa sakitnya hatiku saat kamu berkata bahwa kita tak akan mampu lagi bersama. Rasanya seperti dijatuhkan dari jurang yang sangat dalam, saat kau berhasil membawaku mendaki tebing yang tinggi. Kau pergi meninggalkan luka menganga di hati ini, yang entah kapan mampu terobati.


Selamat, kau berhasil membuatku terluka. Apa sekarang kau bahagia?


Biarkan aku seperti ini, jangan pernah datang padaku lagi dengan rasa iba yang kau punya. Aku sudah cukup sadar bagaimana posisiku sekarang, aku sudah tak ada lagi disana, dihatimu yang dulu terisi penuh namaku. Kamu sudah memutuskan pergi dariku, jadi jangan lagi datang hanya untuk memastikan aku baik-baik saja.

Tak pernah ada kebaik-baiksajaan dalam perpisahan, aku harus berjuang sendirian saat rindu itu datang. Ruang hampa dihati pun semakin lebar, tak ada lagi yang ingin aku lakukan selain berharap waktu cepat berlalu dan rasa sakit ini pun cepat terhapuskan.

Aku tak akan mempertahankan hubungan yang menyakitkan, pergilah jika bersamaku duniamu tak lagi indah. Aku tak akan lagi mengemis agar kau tetap bertahan denganku, rasanya hanya akan membuatku terlihat begitu egois. Pergilah, tak apa, asal kau bahagia.


Bohong jika aku tak hancur, tapi setidaknya aku tak ingin kamu juga hancur karena tak bahagia.


Setidaknya aku pernah berjuang agar semua beda menjadi sama, setidaknya aku selalu berdoa agar semua impian menjadi nyata. Tapi jika pada akhirnya Tuhan tak berkenan, aku tak akan lagi memaksakan. Begitulah pada akhirnya aku melepasmu, walaupun harus berjibaku dengan semua ego yang tak ingin terkalahkan, pada akhirnya aku menyerah pada kenyataan.

Tak ada lagi yang bisa aku pertahankan jika hanya aku sendirian yang berjuang. Bukankah hubungan harus diperjuangkan oleh dua orang? Jika sendirian, akan sangat melelahkan.

Aku cukup tahu diri jika kau sudah tak ingin lagi menemani. Pergilah sayang, biarkan aku di sini sendirian. Jangan pernah menoleh lagi ke belakang, jika kebahagiaan yang ingin kau kejar. Aku bukan lagi sumber bahagiamu, aku bukan lagi pemicu senyum di wajahmu.


Semoga Tuhan akan menggantikanmu di hatiku, dengan orang yang lebih mampu menghargai rasa sayangku.


Jika waktu bisa kuputar kembali, aku berharap tak pernah bertemu kamu dan menerimamu di hatiku. Tapi Tuhan selalu punya cara untuk memberiku pelajaran hidup, salah satunya adalah kamu. Kini saat aku mengingatmu, aku hanya akan mengingat semua kebaikan yang kamu punya. Agar aku bisa ikhlas menerima semua kehendak-Nya, karena jika aku mengingat semua luka, aku tak akan pernah sembuh dan akan selalu menyimpan kecewa.

Aku sudah memaafkanmu, bahkan saat kamu tak sekalipun mengucap maaf padaku. Biarlah kisah denganmu menjadi pelajaran berharga bagiku, bahwa cinta tak selamanya akan bahagia. Bahwa hubungan memang harus diperjuangkan oleh dua orang, bukan seorang. Dan bertahan pada hubungan yang sudah tak sejalan, hanya akan mendatangkan penyesalan.

Pergilah, jika bersamaku duniamu tak lagi indah. Pergilah, aku akan baik-baik saja tanpamu, aku akan pastikan itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Do what makes you happy, and always share positive vibes. Follow my Wattpad : @LeonitaSaputri

Editor

une femme libre