Memang Tak Mudah Memahami Isi Kepalamu. Tapi, Terima Kasih ya Sudah Melibatkanku dalam Setiap Rencana Hidupmu~

tak mudah memahami isi kepalamu

Sebagai manusia kita memang tidak pernah tahu akan dipertemukan dengan sosok yang seperti apa nantinya untuk menemani hidup kita selanjutnya. Kalau diijinkan untuk memilih, pasti akan banyak kriteria-kriteria yang nantinya dipilih. Tapi sekali lagi, untuk hidup bersama bukan lagi soal memilih dia yang wujudnya sama seperti dengan apa yang kita inginkan. Tapi soal bagaimana kita mampu menjadi sosok yang pantas untuk dimiliki.

Advertisement

Tangan Tuhan memang selalu ajaib. Mudah sekali membolak-balikkan rasa hingga mampu mengubah cinta menjadi benci, bahkan sebaliknya. Semudah memisahkan yang telah lama bersatu, begitupun menyatukan yang lama terpisah. Seperti saat ini, antara aku dan kamu, antara perempuan keras kepala dan laki-laki pendiam, yang cintanya sempat diragukan.

Mencintai laki-laki pendiam sepertimu memang tidak mudah. Kesiapan mata, telinga, serta perasaan-perasaanmu untuk bersedia mengerti tanpa ia banyak berbicarapun sedang diuji. Kamu harus siap untuk pasang badan dan menyetting kepekaan segala inderamu dengan sinyal yang benar-benar akurat agar apa-apa yang ingin tersampaikan olehnya dapat kamu tangkap dan mengerti tanpa ia perlu berbicara tentang banyak hal.

Namanya pendiam, tentu saja artinya tidak banyak bicara, tidak banyak mengeluh, bahkan untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang menurutnya tidak penting adalah hal yang wajar. Jadi ketika dengannya, jangan harap bahwa akan ada kata cinta nan manis bak dongeng puteri kerjaan keluar dari mulutnya. Baginya tidak semua wujud cinta itu dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ketika mencintai seseorang, tanpa berkata-katapun kamu akan dapat membaca hatinya.

Advertisement

Mungkin mencintai dengan cara tersebut sangat mustahil, tapi tidak berlaku pada dua orang yang saling terikat hatinya. Tanpa mengeluarkan kata-kata, namun dalam diamnya dapat dimengerti dan diterima apapun maksudnya. Lantas, bentuk cinta macam apa ini? Bagaimana bisa kamu memilih mencintainya meski jelas-jelas ini tidak mudah?

Aku mengira bahwa kunci bertahannya sebuah hubungan itu ada pada komunikasi. Tapi ternyata aku salah, tak hanya itu. Sebaik-baiknya sebuah penyampaian, selancar-lancarnya sebuah komunikasi, sebuah rasa tak akan sampai tanpa adanya saling memahami dan penerimaan dari masing-masing kita. Artinya, bukan hanya sebatas mendengar. Tetapi sebuah rasa, ketika tanpa diucapkan pun kita mampu memahaminya, bukankah itu sama artinya dengan pesan itu telah sampai?

Advertisement

Aku tak menyadari. Keputusan macam apa ini, ketika aku merasa begitu mudah untuk menjatuhkan pilihanku padanya tanpa perlu lagi banyak penjelasan apapun tentang alasannya. Pada laki-laki pendiam yang suaranya tak pernah kudengar nyaring namun mampu membuatku begitu jatuh cinta. Laki-laki pendiam yang membuatku bekerja keras terhadap apa isi dari kepalanya itu telah berhasil meruntuhkan tembok pertahananku. Tak peduli bagaimana tentang masalalunya, aku yakin bahwa setiap orang pasti pernah melalui ragam perjalanan yang tidak mudah.

Satu hal yang kini kuketahui, adalah bagaimana dia dapat melalui hari-harinya sebelum pada akhirnya menemukanku. Aku rasa perjalanan yang dilaluinya pun tidak mudah. Sebagai manusia biasa yang selalu butuh tempat bercerita, bisa jadi tidak semudah itu dia mengungkapkan perasaannya. Meski sikap diamnya terkadang membuat ragu, tetapi memang tugaskulah yang menyingkirkan keraguan dalam dirinya.

Sekali lagi, mencintai laki-laki pendiam sepertimu memang tidak mudah, karena aku harus tahu bagaimana isi kepalamu tanpa perlu kamu jelaskan. Rasanya hari-hariku selalu dihiasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk aku temukan jawabannya. Kamu selalu memintaku untuk menyerah, karena bagimu orang sepertimu memang tidak layak diperjuangkan oleh orang yang sifatnya mungkin berbanding seratus delapan puluh derajat denganmu. 


"Aku mau mendampingi dirimu, aku mau cintai kekuranganmu. Slalu bersedia bahagiakanmu, apapun terjadi, kujadikan aku ada" (Once-aku mau)


Tak peduli bagaimanapun kamu, saat itu juga kuputuskan bahwa aku bersedia untuk melangkah menuju hari-hari bahagia denganmu selanjutnya. Mencintaimu memang tidak mudah, tetapi lebih tidak mudah ketika harus melanjutkan kehidupan selanjutnya tanpamu.

Untuk setiap langkah yang selalu melibatkaku dalam setiap keputusanmu, terimakasih ya! Dan untuk mencintai laki-laki pendiam sepertimu, aku memang sesabar ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

hi, long time no see!

Editor

une femme libre