Siapa di sini yang tidak pernah jatuh cinta?
Saya termasuk golongan yang setuju kalau cinta terkadang berawal dari mata, dan turun ke hati. Cinta dapat datang kapan saja,di mana saja, cinta punya caranya sendiri. Cara yang terkadang tidak dapat dimengerti akal sehat tetapi dirasa oleh jiwa. Cinta adalah sesuatu yang universal, sesuatu yang butuh proses, dan apapun bentuknya, membuat hidup kita lebih berwarna.
Hari itu cinta datang pada saya.
Waktu menunjukan pukul 7 pagi saat pesawat Boeing yang saya tumpangi mendarat dengan mulus di bandara Heathrow. Wajah-wajah lelah terpancar dari sebagian besar penumpang di kabin pagi itu. Sebagian langsung bergegas meninggalkan pesawat sementara sebagian memilih untuk tetap duduk dan menunggu kerumunan penumpang keluar terlebih dahulu. Saya termasuk golongan kedua, saya memilih mengabadikan bandara terbesar di London ini dengan segala kesibukanya di pagi hari.
Heathrow bukanlah satu satunya bandara di kota Metropolitan terbesar di belahan bumi Eropa. Ada Gatwick, Stansted, Luton, Southend, dan bandara terdekat ke pusat kota, London City Airport.
Saya berjalan malas malas ke arah imigrasi dan pengambilan bagasi, sudah terbayang di kepala saya betapa ruwetnya dan panjangnya antrian yang menanti di sana. Saya menyempatkan diri mampir di satu toilet yang kebersihanya mengingatkan saya akan Changi, The world best airport. Di depan antrian imigrasi saya sempat bingung, imigrasi nampak lowong dan seluruh loket sudah terbuka pagi itu.
Saya sempat mengecek jalur antrian untuk visa masuk ke Inggris dan ternyata saya berada di jalur yang benar. Kekaguman saya dimulai di sini, pelayanan yang efektif dan cepat membuat antrian ratusan orang yang baru mendarat di London pagi itu dengan cepat terurai. This is nice.
Keluar dari imigrasi koper Rimowa butut saya ternyata sudah duduk dengan rapih ditepi conveyor belt, lagi-lagi saya harus memuji kecepatan bandara yang melayani hampir 80 juta penumpang pertahunya ini. Segala sesuatu nampak bersih,rapih,dan efisien. Heathrow tidak memiliki penunjang ala mall di bandara Changi, tidak juga memiliki duty free section gila-gilaan seperti di Doha, ataupun papan penunjuk yang sangat banyak layaknya Incheon. Tapi bandara ini memiliki kesan menyenangkan, kesan yang didapat atas bandara di film The Passangger nya Tom Hanks.
Saudara saya yang bermukim di London sudah menunggu saya di pintu keluar, dia memilih untuk masuk kerja shift malam hari ini agar dapat menjemput saya dan memberikan tur singkat mengenai kota ini. Sambil bercerita mengenai pekerjaanya dia mambantu memasukan koper saya ke Clubman Mini miliknya, " U can't live in UK without driving a Mini" katanya.
Lagi-lagi mengelilingi kota dengan mobil ini memberikan kesan layaknya bandara Heathrow bagi saya. Efektif,cepat, dan nyaman tanpa harus bermegah.
dalam perjalanan ke apartemen nya sepupu saya sengaja menunjukan beberapa icon yang dimiliki kota London, seperti London eye, Big Ben,Tower Bridge, Trafalgar Square, Buckingham Palace dan British museum. Transportasi publik disini sangat nyaman dan dapat diandalkan katanya, kamu tidak akan kesulitan mencari rute ke tempat tempat tadi. Di titik ini saya mulai merasa nampaknya kota ini akan dengan mudah membuat saya jatuh cinta padanya.
Elemen pada suatu kota yang paling penting bagi Traveler seperti saya adalah bangunan tua yang indah dan terlestarikan , dan transportasi umum yang nyaman.
Hari-hari awal di London saya menyibukkan diri dengan museum, adalah suatu hal yang menarik bagi saya untuk mempelajari sejarah suatu lokasi sebelum semakin mengenal kebudayaan nya lebih lanjut.
Sejarah membuat kita semakin mensyukuri apa yang kita punya hari ini.
British Museum adalah salah satu museum favorit saya di kota ini. Museum yang mulai beroperasi sejak 1759 ini memiliki koleksi yang mengagumkan dan tersaji dengan penyusunan yang membuat kita betah untuk berlama lama di sana. Kita tidak perlu membayar untuk masuk ke museum yang menampilkan benda benda yang ditemukan penjelajah britania pada zaman itu. Ukiran kuil parthenon dari Athena dan Rosetta Stone adalah secuil dari benda-benda yang bisa kamu temui di museum ini.
Pernahkah kamu merasa pelajaran biologi dan geografi membosankan?
Mengunjungi Natural History Museum akan membuatmu berfikir sebaliknya. Di museum ini dipamerkan lebih dari Rp80.000,00 tanaman, hewan, fosil dan batu batuan dari seluruh dunia. Sepintas saya teringat adegan kerangka dinosaurus yang dapat bergerak pada film Night at The Museum. Di sini juga kamu dapat melihat betapa mengagumkan nya rangka paus biru si penguasa lautan.
Kamu pecinta seni?
National Gallery adalah tempat yang tepat untukmu jika jawabanmu atas pertanyaan diatas adalah ya. Museum seni yang terletak tidak jauh dari Trafalgar Square ini menampilkan koleksi seni kelas wahida dari seniman seniman besar dunia seperti Michelangelo, Da Vinci,Picasso , banhkan sampai Vincent van Gogh. Di museum ini mereka menawarkan kerta dan pensil secara gratis jika kamu menitipkan ponsel berkamera mu di pintu masuk. sungguh suatu cara mengabadikan karya seni yang menarik.
Kelar dari menjelajah museum museum tersebut saya memilih untuk duduk duduk santai di Trafalgar Square sambil menikmati kebab Turki yang dijual seorang bapak super ramah yang dengan senang hati menjelaskan bahwa ayahnya berasal dari Ankara dan menjadi pendatang ke kota London. Duduk dan memperhatikan sekitar saya semakin menyadari bila kota ini sungguh berwarna.
London tidak berwarna akibar penuh grafitti layaknya New York, ataupun Mural art layaknya Penang, ataupun cat beragam warna layaknya Mexico City. London berwarna akan kemajemukan penduduknya, wajah kaukasian nampak berpadu elok dalam suatu diskusi dengan seorang pria asia di sudut jalan. Seorang pria berkulit hitam menggenggam erat tangan kekasihnya yang berwajah latin. Sungguh suatu Harmoni yang luar biasa yang tercipta di kota ini.
Saya menghirup udaranya dalam-dalam, menggigit kebab saya yang super gurih dan mulai berfikir
Nampaknya saya memang sudah jatuh cinta pada kota ini..
#AyoKeUK #OMGB #WTGB
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”