Teruntuk diri yang lelah…
Tak apa jika langkah kakimu melemah, tertatih dan akhirnya terjatuh. Tak apa saat nafasmu tak mampu memburu waktu yang cepat berlarian meninggalkan langkahmu di pojok dunia yang jauh. Tak apa jika air mata ingin terjatuh menetes menghujani wajah yang mulai lelah. Tak apa jika ingin berteriak sekeras petir di siang hari terik hingga suara terasa serak dan tak mampu lagi untuk berucap. Tak apa jika mimpimu jatuh berserakan dan berceceran memenuhi sudut bumi. Toh, ia juga akan tetap bercokol di sana dan suatu hari nanti kau dapat memungutnya kembali.
Teruntuk jiwa yang lemah…
Tak apa untuk mengeluh sejenak merutuki dunia yang tengah sakit parah. Tak apa untuk menghela nafas panjang mengumpulkan sisa-sisa energi yang nyaris lebur dalam peluh. Tak apa untuk menghilang sejenak dari peredaran waktu untuk menyembuhkan setiap luka yang mulai meradang dan bernanah. Tak apa untuk menangis hingga sesak dalam dada menyatu pada udara yang menguap perlahan. Tak apa untuk menjadi egois, karena kau juga butuh bahagia….
Teruntuk hati yang luka…
Sampaikan semua pedihmu. Perlihatkan semua lukamu usah kau tutupi itu. Kau hanya manusia, lukamu tak akan hilang dalam sekejap. Usah kau pendam semua kecewa itu, usah kau tutup rasa sakit dan pedihmu. Bukalah lebar biarkan semua orang tahu. Biarkan mereka mengerti tentangmu. Hingga mungkin mereka tak lagi mengenggammu dengan erat. Hingga mereka mungkin akan melepasmu dan membiarkanmu bernafas.
Teruntuk aku…
Tak perlu malu untuk menjadi payah. Tak perlu ragu untuk mengeluh. Tak perlu takut untuk menangis dan berteriak hingga membabi buta. Kau tak harus berlari hingga kedua kakimu lecet dan melepuh. Kau hanya perlu berjalan untuk sampai pada tempatmu. Jangan biarkan nafasmu habis saat kau baru sampai pada tengah jalan. Istirahatlah saat kau lelah, rebahkan sejenak tubuh letihmu pada rerumputan hijau di bawah kakimu. Tak perlu ragu untuk berhenti sejenak saat ragamu payah dan jiwamu mulai lelah. Jangan paksakan untuk terus berlari karena dunia tidak akan tunduk padamu sekuat apapun kau lari.
Teruntuk aku, kau dan kita…
Bisakah kita saling duduk berhadapan berbagi cerita dan derita pada jalan panjang tak berujung? Bisakah kita saling menatap mematikan sejenak waktu yang terus bergerak? Bisakah kita menghilang untuk sekadar terlelap mengusir setiap peluh dan payah raga pun jiwamu? Bisakah untuk melupakan sejenak sengsara dalam diri? Bisakah kita tertawa hingga terbahak-bahak menertawakan setiap kebodohan kita?
Teruntuk aku…
Jika ada kata yang ingin kuucapkan padamu. Tak lain, “Tidurlah sejenak malam ini, hapus lelahmu dengan air mata dan terima kasih kau sudah bekerja keras hari ini”. Mengeluhlah saat penat dan payah mendatangimu. Karena menjadi manusia tak selamanya harus kuat dan tegar. Mengeluh dan merutuk pun bagian dari manusia.
Namun, jangan lupa. Perjalanan masih panjang. Harapan masih ada. Bangunlah dari istirahatmu, tegaklah dari lesumu, hapus air matamu. Mundur selangkah untuk lompat lebih jauh lagi. Jangan menyerah pada hidup.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”