Tak Apa Menghilang untuk Sementara Waktu Sampai Kamu Merasa Seperti Dirimu Lagi

Kamu berhak untuk egois- karena jika bukan kamu yang peduli pada dirimu sendiri, lantas siapa?

Rutinitas yang sama setiap hari, mengerjakan hal A-Z lalu mengulanginya lagi di hari esok adalah hal yang cukup…membosankan, bukan?

Advertisement

Belum lagi dengan pemberlakuan PPKM darurat akibat melonjaknya kasus Covid-19 di saat ini yang membuatmu mau tidak mau terpaksa untuk mendekam di rumah untuk waktu yang cukup lama. Pastinya hal ini semakin menambah beban pikiran hingga rasanya sudah muak dengan suasana kehidupan akhir-akhir ini.

Lalu saat kamu membuka media sosialmu-Instagram, Twitter, Whatsapp dan lain sebagainya di waktu senggang, alih-alih mencari hawa segar namun kemudian kamu melihat instastory teman-temanmu yang sedikit banyak pasti membuatmu menjadi membandingkan keseharianmu dengan mereka.

Kemudian kamu merasa overwhelming dan insecure, merasa terlalu banyak mengkonsumsi hal yang sebenarnya tidak perlu, merasa mengetahui terlalu banyak hal yang akhirnya malah menganggu dirimu, pikiranmu, dan keseharianmu. Maka sudah saatnya untuk kamu "menghilang" sejenak sampai kamu merasa kembali lagi menjadi dirimu secara utuh.

Advertisement


Being alone allows our brains and minds to recharge


Inilah suara dari semesta yang memintamu untuk sejenak meninggalkan rutinitas yang membosankan dan beralih melakukan hal yang mungkin selama ini selalu ingin kamu lakukan namun kamu merasa belum mempunyai cukup waktu untuk melakukannya. Tinggalkan kehidupan digitalmu (jika memang tidak ada kegiatan online apapun, maka kamu bisa melakukannya secara totalitas!). Nonaktifkan sementara akun instagram, twitter, bahkan hingga whatsapp- atau bisa juga membuka untuk mengecek dan membalas pesan sekali dalam beberapa waktu. Tidak apa-apa untuk tidak selalu cepat membalas pesan yang masuk, untuk tidak selalu online dan mengetahui semua hal yang terjadi dengan kehidupan mutualmu yang mereka unggah ke media sosial. Tidak semua hal perlu kamu ketahui karena tidak semuanya penting.

Advertisement

Sebagai gantinya, mulailah merambah melakukan hal-hal analog; menulis- apapun atau mulai menulis diary maupun jurnal harian, belajar memasak masakan yang kamu sering beli di luar (itung-itung sekalian menghemat pengeluaran), berolahraga melakukan ativitas badan untuk menjaga kesehatan tubuh, berkebun, atau menghabiskan waktu dengan adik menemaninya bermain, dan masih ada banyak hal analog lainnya yang bisa kamu lakukan, sesuaikan saja dengan keadaanmu di rumah.

Memang sangat manusiawi untuk membandingkan diri dengan orang lain, serta sangat manusiawi merasa iri dengan kehidupan orang lain yang mungkin lebih baik daripada kehidupan kita (tentunya tergantung sudut pandang setiap orang dan hal ini bisa jadi sangat subjektif). Namun, kamu perlu mengingat fakta bahwa setiap orang di muka bumi ini mempunyai jalan kehidupan yang berbeda dan mempunyai 'kertas ujian' dengan pertanyaan yang berbeda pula. Tidak semua hal perlu dibandingkan dan bisa dijadikan patokan atas apa yang telah kita perbuat dan apa yang kita miliki. 


"Comparison is the thief of joy" -Theodore Roosevelt


Kebiasaan membanding-bandingkan apabila dibiarkan terus menerus malah tidak membuat kita termotivasi untuk melakukan hal yang dilakukan orang lain, justru akan menggerogoti diri kita dari dalam dan lama kelamaan malah semakin membuat kita selalu merasa rendah diri dan tidak pernah puas akan semua hal yang telah kita lakukan. Kita harus mulai aware dengan kedamaian batin diri kita sedari dini. Membatasi 'konten' yang kamu konsumsi dapat menjadi satu batasan yang mungkin saja menyelamatkanmu dari negative vibes. 

Let's normalize being alone (but not lonely),

Let's normalize being independent,

Let's normalize to take a break from social (media) life,

Let's normalize being to not fast response,

Let's normalize to disappear for a while.

Let's normalize to do whatever you want to do due to keep your sanity sane.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

less is more.