Kenyataan pahit yang seharusnya aku sadari sejak awal ialah tidak ada yang namanya sahabat sejati. Sebab, pada dasarnya manusia memiliki kesibukan dan urusannya masing-masing, serta begitu banyak kerumitan dunia yang entah mengapa memaksa kita untuk ikut ambil andil dan berurusan di dalamnya.
Sahabat akan datang dan pergi, begitulah realita hidup. Mungkin berbeda dengan kalian, tapi bagiku sahabat adalah seseorang yang sangat aku apresiasi dan sangat aku banggakan dalam hidupku. Namun, aku menyadari bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan dan itulah yang harus aku terima.
Bagaimana seorang sahabat dapat memahami satu dengan yang lain jika kita tak memahami dunia dan kesibukannya, bagaimana mungkin kita katakan bersahabat dengan seseorang jika kita tidak mendukung cita-citanya, bagaimana mungkin kita mengatakan dia sahabat ,jika kita mengekang dia untuk mewujudkan citanya.
Begitulah, keegoisan sering sekali menjadi hal yang kita pegang selama hidup ini, aku tidak ingin kehilangan sahabatku karena dia adalah sahabat sejatiku, mungkin makna sejati yang dimaksud adalah sejati di hati dan pikiran tapi untuk bersama dalam waktu yang lama membutuhkan ke konsistensian yang tinggi, bisa jadi kamu harus berpisah dengan sahabatmu, karena masalah pendidikan, pekerjaan, atau rumah tangga, siapa yang bisa mengira, bukan?
Persahabatan tidak hanya tentang satu orang melainkan satu dengan yang lainnya. maka dari itu aku mengira dia yang dulu adalah sahabat akan menjadi seorang sahabat yang sejatinya akan bersama sepanjang hidupku, ternyata harus berpisah dan memiliki kehidupan yang berbeda denganku, bahkan untuk bercerita saja sudah sangat susah. Ada tuntutan inilah, itulah, dan berbagai macam perihal yang tak bisa dijelaskan dengan detail.
mungkin menjadi dewasa itu adalah sebuah kewajiban, dibalik semua hubungan persahabatan dan yang lainnya selalu ada masalah pribadi sendiri yang harus diselesaikan demi mewujudkan sebuah cita-cita. Bukan hal mudah untuk merelakan seorang sahabat, bukan hal mudah untuk menjadi orang yang dewasa secara fisik dan mental, tapi semua harus dilakukan untuk memulai sebuah kehidupan mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua maupun kerabat.
Menjalani kehidupan adalah tentang mengetahui tujuan hidup, tentang bagaimana menerima bahwa setiap orang yang datang ke dalam hidup kita suatu saat akan pergi dan kita tidak tahu kapan, tapi hal yang harus kita tanamkan ialah kita harus merelakan, sebab sejatinya orang-orang akan datang dan pergi dalam hidupmu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”