Tak Ada Lelaki yang Sanggup Menandingi Cintamu Padaku, Ayah

Selamat Hari Ayah Nasional

Pernah tidak terpikir, mengapa Ayah menjadi cinta pertama anak perempuannya?

Advertisement

Karena, dialah lelaki pertama yang menggendongmu dengan kedua tangannya, memelukmu dengan kedua tangannya, merangkulmu dengan tangannya, mengusap tangismu dengan tangannya. Dia lelaki pertama yang membuat cinta itu nyata, bukan janji-janji yang diucapkan lantas menjadi bualan belaka. Ayah, sosok lelaki yang pantang menyerah. Hujan, panas, badai, petir, tiada takut tetap dilintasinya demi anak perempuannya.

Jatuh, bangun, terperosok, bangkit sering dialaminya demi anak perempuannya. Keringat mengalir, air mata berjatuhan, tulang terasa remuk, tapi dia tidak pernah mengatakan keluh-kesahnya. Ayah. Ayah, adalah lelaki yang tidak akan pernah sanggup melukai anak perempuannya. Sekuat tenaga akan menjaga, melindungi bahkan berkorban nyawa akan dilakukan.

Hujan, badai, panas, gersang akan dilawan oleh seorang Ayah demi anak perempuannya. Ayah, sosok cinta pertama nan sejati yang tidak akan tega menyakitimu. Itulah hakikat sebuah cinta sejati, cinta yang tulus tanpa syarat, mencintai tanpa pamrih, mencintai tanpa mengenal kondisi. Sejalan bergulirnya waktu, kamu tumbuh menjadi seorang anak gadis dewasa. Kamu mulai meninggalkan rumah, berjuang demi cita dan meninggalkan Ayah nun jauh di sana. Tahukah kamu? Ayah hanya bisa menunggu di depan pintu setiap kali ada kesempatan kamu kembali dan betapa menyesakkan ketika kamu yang dinanti tak juga menunjukkan diri.

Advertisement

Ayah, begitu hebat cintanya bahkan kamu dibuat tidak pernah menyadarinya. Ayah, tidak pernah menunjukkan cintanya melalui kata, tetapi selalu memberimu kenyamanan lewat sikapnya. Seiring dengan waktu yang berputar, tubuhnya yang dulu gagah kini mulai ringkih tapi dia tak akan pernah sanggup menyusahkanmu. Ayah, akan memendamnya demi anak perempuan kesayangannya. Ayah, tidak ingin merusak kebahagiaan yang telah kamu gapai. Ingat, Ayah tidak pernah sanggup menyakiti apalagi melukaimu terlebih lagi membebankanmu.

Tapi, pernahkah kamu menatap wajahnya? Sejenak saja. Satu menit, barangkali. Pernahkah? Apa yang kamu lihat di sana?

Advertisement

Gurat wajahnya yang dulu lembut, kini banyak kerut. Matanya yang dulu tajam, kini menatap sayu. Rambutnya yang hitam legam, kini berganti putih terang. Itulah bayaran yang dia dapatkan setelah membesarkanmu. Hanya itu. Tahukah kamu? Meski itu adalah harga yang harus ditebusnya, dia tidak pernah menyesal. Mengapa? Karena kamu, anak perempuan, harta paling berharga bagi seorang Ayah.

Setelah kamu tumbuh dewasa, pernahkah kamu genggam erat tangan Ayah? Sama seperti dia menggenggam tanganmu kala mengajarimu berjalan? Setelah kamu tumbuh dewasa, pernahkah kamu tersenyum tulus pada Ayah? Benar-benar tulus?

Lalu, sudahkah kamu mengucapkan terima kasih pada Ayah? Atas cinta dan pengorbanan yang diberikannya tanpa harap imbalan. Selamat Hari Ayah Nasional.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis