Kukira Hatimu Adalah Tempatku Melabuhkan Cinta, tapi Kau Justru Menyuruhku Pergi dan Tak Mengharapkanku Kembali

kukira kau tempat melabuhkan cinta


Tahukah kamu? Saat kehilanganmu, aku seperti kehilangan arah hidupku..


Advertisement

Aku berjalan sendirian, menapaki setiap langkah yang aku pijak. Aku berjalan sendirian, mencari jawaban untuk semua pertanyaanku pada Tuhan, tentang kesedihan, kehilangan, dan pengkhianatan. Aku berlari sekencang mungkin, berharap akan segera sampai pada tujuanku berikutnya. Tapi mengapa setiap langkah hanya semakin membuatku sesak kehabisan nafas? Aku tak tahu lagi bagaimana caranya aku bertahan dari ini semua. 

Sesekali aku melihat ke belakang, mengingat apa yang sudah aku lewatkan dan apa yang tertinggal. Di sana ada kenangan, air mata, dan tentu saja bahagia. Pada satu titik aku begitu lelah melangkah, dan aku berhenti untuk sekedar beristirahat dari penatnya hidup. Pada satu titik terkadang aku kehilangan arah, tak ada tujuan, dan tak mampu lagi berjalan.


Kukira, hatimu adalah tempat terakhir untukku singgah, tapi kau justru menyuruhku pergi dan tak pernah memintaku kembali…


Advertisement

Pernah aku menemukan sebuah tempat persinggahan, di sana begitu hangat dan nyaman. Hingga aku merasa ingin menetap dan tak ingin berjalan lagi. Tapi suatu hari, tempat persinggahan itu runtuh karena pondasinya begitu rapuh. Dan pemiliknya, seperti menyuruhku untuk pergi menemukan tempat yang lain lagi.

Pemilih rumah itu bahkan tak mengucap selamat tinggal saat aku pergi, dia membiarkanku pergi sambil memunguti serpihan hatiku yang hancur. Dia membuatku kehilangan arah untuk berjalan, dan setiap langkah yang aku pijak terasa begitu menyedihkan. Karena aku harus berjuang menyembuhkan perasaan yang dia hancurkan.

Advertisement


Aku yang terlalu menyayangimu, atau memang kau yang tak pernah bersungguh-sungguh padaku?


Aku begitu menyayangimu, hingga aku lupa bahwa menyayangi diriku sendiri adalah hal pertama yang harus aku lakukan. Karena jika tiba-tiba kau pergi menghilang, aku tidak akan hancur berantakan. Begitu banyak impian yang aku titipkan pada dirimu, hingga aku lupa bahwa bisa saja suatu hari kau menghancurkan semuanya hanya dengan sebuah kata pisah. Aku lupa, bahwa kamu tetaplah manusia, yang hatinya bisa berubah secepat kedipan mata.

Tapi aku memang buta, karena aku hanya mampu melihat hal-hal baik dalam dirimu dan tak mau melihat keburukan yang kau punya. Dan aku tak pernah mempersiapkan hatiku untuk terluka, karena begitu percaya bahwa orang yang menyayangiku tak akan mampu membuatku sedih dan kecewa. Aku lupa, kamu tetaplah hanya manusia biasa.


Aku kira semua hal yang kita lewati itu nyata, ternyata hanya mimpi yang tak pernah ingin aku akhiri..


Aku kira aku akan mulai terbiasa, nyatanya aku tak sanggup mengingkari rasa. Aku kira aku sudah mulai lupa, tapi namamu masih saja menempel di kepala. Aku kira semua sudah usai, tapi rinduku ternyata masih tak ingin terurai. Aku kira ini sudah berakhir, tapi aku keliru pada takdir. Aku kira aku akan baik-baik saja, tapi tetap saja aku kecewa. Aku kira aku tak akan terluka, tapi goresan kecil ini terus membesar dan menganga. Aku kira kau akan sadar aku cinta, tapi egomu mampu mengalahkan segala rasa. Aku tak apa kau pergi, tapi bisakah aku turut mengikuti? Bagaimana aku mengobati rindu ini? Beritahu aku cara membawamu kembali. Sungguh semua ini membuatku frustasi, semakin aku mencoba semakin aku tersiksa. Mengapa hanya aku yang terluka dan kau tetap baik-baik saja?


Kini kita bagai dua orang asing yang tak saling mengenal. Bertanya kabar pun enggan, apalagi untuk saling menemukan..


Semua hal di hidupku masih tentang kamu, semua ruang di hatiku masih terisi namamu. Dan semua tulisan ini masih tentang kamu. Sehebat itukah dirimu, hingga mampu merebut semua waktuku. Ayolah diri, sadarkan dirimu akan kenyataan yang ada, bahwa dia hanya mengaggapmu teman biasa. Mulailah membuka mata, bahwa semua perhatiannya selama ini tak lebih dari basa basi pria. Hatimu saja yang terlalu terbawa rasa bahagia, dengan semua tingkah manisnya.

Bangunlah dari mimpi yang selama ini kau rangkai sendiri, agar kau tak terlalu terbang tinggi dan lupa menginjak bumi. Dia hanya sebuah kisah indah yang tak mampu aku pertahankan hadirnya. Kini kita terlalu gengsi untuk saling mawas diri, saling diam tanpa sapa dan aku tak tahu akan bertahan sampai kapan. Apa kisah kita memang sudah usai?


Pergilah, aku akan baik-baik saja tanpamu..


Setelah kau pergi, aku berjuang mengembalikan semua kepercayaan yang hilang. Setelah kau pergi, aku berjuang mengikhlaskan semua rasa sayang yang aku miliki untuk kau bawa pergi. Bawalah semua itu bersamamu, agar kau mengerti bahwa aku pernah sangat menyayangimu. Kamu tak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja.

Tetaplah berjalan di jalanmu sendiri, mengejar semua impian yang dulu sering kau ceritakan padaku. Tetaplah bermimpi, karena aku tahu bahwa itulah kekuatanmu untuk menjalani hari. Kini aku akan menentukan arahku sendiri, dan bila suatu saat kita bertemu di persimpangan jalan, tetaplah menyapaku sebagai seseorang yang pernah begitu kau sayangi. Jika suatu hari kita bertemu, pastikan kau selalu bahagia meski bukan aku alasannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Do what makes you happy, and always share positive vibes. Follow my Wattpad : @LeonitaSaputri

Editor

une femme libre