Hai, kamu yang kini sudah bukan lagi milikku. Apa kamu masih ingat hari dimana kita berbagi cerita masa lalu kita untuk pertama kalinya?
Saat itu aku memintamu bercerita tentang masa lalumu. Kamu ceritakan padaku bahwa cinta dan pacaran bukanlah hal baru bagimu. Di luar sana, sudah ada begitu banyak gadis yang menyandang status sebagai mantanmu. Dengan jujur kamu mengatakan bahwa kamu bukanlah lelaki baik, kamu sering tergoda oleh gadis lain dan tega meninggalkan gadis yang sedang bersanding denganmu. Kamu bilang, bosan seringkali menjadi alasanmu memutus hubungan dengan mantan-mantanmu.
Cerita masa lalumu membuatku ragu, ragu dengan perasaanmu padaku. Aku ragu apakah kamu kini sudah berbeda dengan dirimu yang dulu. Aku ragu apakah cinta yang kamu berikan padaku memang nyata atau hanya sekedar bualan semata. Dan aku pun takut jika suatu saat nanti kamu meninggalkanku, seperti yang telah kamu lakukan pada gadis-gadis di masa lalumu.
Mungkin karena sudah dibodohi oleh cinta, pada akhirnya aku tetap memutuskan untuk melanjutkan hubunganku denganmu. Dalam hati aku mulai berharap agar sosok dirimu yang kini sedang bersamaku adalah sosok yang berbeda dengan dirimu di masa lalu. Aku berharap agar aku bisa menjadi ‘Miss Right’ bagimu, menjadi gadis yang layak kamu perjuangkan untuk menjadi singgahan terakhirmu. Singkatnya, lewat kehadiranku aku berharap kamu bisa berubah menjadi seseorang yang lebih baik.
Selama beberapa bulan hubungan kita, semua berjalan begitu indah. Ada begitu banyak kebahagiaan yang kudapat darimu. Aku benar-benar senang dicintai olehmu. Semakin aku nyaman dengan keberadaanmu di sisiku, semakin aku berharap akulah yang terakhir untukmu, dan kamu yang terakhir untukku.
Pada akhirnya, apa yang aku takutkan benar-benar terjadi. Selama satu bulan terakhir aku mulai merasa ada yang aneh, sepertinya kamu mulai menjauh dariku. Hari itu, kamu mewujudkan mimpi burukku. Saat itu juga, kamu katakan bahwa kamu sudah menyerah. Dengan yakin kamu memutuskan bahwa inilah akhir dari kita.
Tidak adil, bukan? Kamu meninggalkanku begitu saja tanpa aku tahu penyebabnya dan aku bahkan tak sempat untuk mencegahmu. Kamu hanya meminta maaf padaku karena telah gagal mempertahankan perasaanmu padaku. Sepertinya memang rasa bosan itu kembali menggerogoti rasa cintamu, sama seperti yang sudah terjadi di kisah-kisah cintamu yang sebelumnya.
Sebesar apapun rasa cinta dan harapanku untukmu, rupanya itu masih belum bisa memuaskan hasratmu. Pada akhirnya kamu pergi, melanjutkan perjalananmu mencari singgahan ternyamanmu.
Aku merasa begitu bodoh. Aku bodoh! Aku tahu dengan pasti ini akan terjadi. Aku tahu dan yakin dari dulu bahwa suatu saat nanti kamu bisa saja meninggalkanku. Tetapi, bodohnya, aku tak pernah mempersiapkan diriku. Aku tak pernah berpikir tentang apa yang harus kulakukan nanti ketika kamu benar-benar meninggalkanku.
Lalu, apa yang kulakukan sekarang? Aku hanya sedang menikmati sakit hati terbesarku, tapi ini tidak akan berlangsung lama. Tak usah khawatir, aku akan segera bangkit dan kembali menjadi diriku yang dulu, oh tidak, aku harus menjadi seseorang yang jauh lebih baik dari diriku yang dulu.
Aku tahu aku tak mungkin melupakanmu. Bukankah kita semua tahu bahwa segala sesuatu yang pertama akan selamanya berkesan di hati? Dan ini adalah pertama kalinya aku ditinggalkan oleh seseorang tanpa alasan yang jelas. Kamu dan kisah kita mungkin akan selamanya berkesan bagiku, tapi percayalah, aku pasti dan harus bisa melangkah keluar dari masa sulit ini, dan berjalan jauh meninggalkan dirimu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.