Ah, betapa sulit aku mengungkapkan hal ini kepadamu, ya dirimu yang sempat mengalihkan aku dari hariku yang berat karena sulit melupakan kenangan masa laluku.
Pertama tama aku menjadi lupa, nama apakah yang cocok kupanggil untukmu? Cinta? Matahari? Atau wahai rembulanku? Du, aku menjadi salah tingkah karenamu!
Kemudian aku mulai tergelitik untuk melihat pesan-pesanmu, apakah harus segera kubalas? Atau kubiarkan sejenak? Ataukah aku harus berpura pura tak perduli dengan ceritamu? Atau mungkin berpura pura kesal terhadap balasanmu? Ah, semakin rumit jadinya pikiranku memikirkan pesan darimu, padahal itu hanya sebuah pesan harian darimu. Mungkin aku hanya berlebihan menanggapi pertanyaan pertanyaanmu dalam pesanmu itu, namun jika kau mulai memujiku, menyemangatiku, memberikan bantuan, hingga bersikeras menemaniku apakah aku yang begitu cepat menyimpulkan bahwa kau ingin bersamaku? Dan ketika terbersit pikiran itu aku mulai tersenyum hingga tertawa sendiri sembari membayangkan kejadian kejadian ketika bersamamu.
“Kau akan tahu ketika ia datang. Tahu begitu saja. Dulu orang-orang menyebutnya cinta pada pandangan pertama. Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat. Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa.”
― Tere Liye
Mungkin itu hanya perasaanku, itu hanya imajinasiku. Akupun berusaha sekuat hati memunculkan itu dalam pikiranku. Namun, ketika pesan pesanmu muncul aku menjadi salah tingkah dan seringkali salah menanggapi pesanmu. Rumitnya aku dan pikiranku terkadang menjadi tidak sehati.
Aku seringkali lupa bahwa aku belum memulai apapun denganmu, tetapi aku sering merasakan ada sesuatu yang begitu menarikku untuk berpikir sebaliknya karena perhatianmu, karena kepedulianmu, karena candaanmu, perangaimu ketika bersamaku. Apakah aku merasakan ini sendiri? Apakah kau sebenarnya merasakan getaran rindu itu juga? Hmm..
Bagaimanapun, aku ingin berterimakasih karena sang Pencipta memepertemukan aku denganmu, denganmu yang membuatku mampu tersenyum setiap hari bahkan dalam hari terberatku. Terimakasih telah memperhatikan dan menjagaku karenanya aku merasa lebih berarti.
Kemudian, entah ini artinya aku mulai menyukaimu atau tidak, aku ingin menyampaikan bahwa saat aku mulai mengenalmu dan bersamamu aku merasakan getaran berbeda karenanya! Terimakasih, karena aku bisa merasakan getaran hebat itu memenuhi pikiranku setiap kali aku mengingatmu.
“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, mengggetarkan jantung. Hanya orang-orang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.”
― Tere Liye
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.