Masih sangat teringat jelas bagaimana kau datang dan mengisi hari-hariku kala itu. Masih sangat teringat jelas senyum dan tawamu yang mampu membisukan kegundahanku. Hidupku yang abu-abu perlahan berwana karena hadirmu. Kesunyianku perlahan sirna oleh tawa dan sapamu. Bahkan wangimu saja mampu membuatku untuk selalu ingin dekat denganmu.
Kau pemilik senyum indah itu, bagaimana kabarmu?Â
Sangat ku rindukan masa-masa dimana kita mengakhiri hari bersama dengan melewati indahnya senja. Kau yang selalu bisa membuatku merasa aman berada di dekatmu. Kau yang saat itu selalu saja bisa menenangkanku di hari-hari beratku. Lembutnya sikapmu yang membuatku merasa nyaman bersamamu. Segala hal yang berkaitan denganmu membuatku ingin segera menemuimu. Bahkan aku pun bisa melihatmu di rencana-rencana indahku. Kau memang seistimewa itu.
Jika kata "istimewa" harus dihapuskan dari dunia ini, maka aku akan memilih namamu sebagai penggantinya.
Harapan besarku terhadapmu ternyata tidak berarti apa-apa bagimu. Senyum dan sapamu saat itu ternyata hanya angin sesaat yang melewatiku. Kau yang pernah ku anggap sebagai senja indah di dalam hidupku sekarang berubah menjadi sendu.
Aku terlalu berharap kepadamu yang hanya ingin singgah bukan untuk menetap. Aku terlalu terlena dengan hadirmu di saat rapuhnya diriku. Pantaskah aku menganggap ini lebih dari sekedar temu?Apakah aku terlalu terburu-buru untuk jatuh? Jatuh ke dalam rasa ingin memilikimu.
Apakah aku terlalu abu-abu untukmu yang penuh warna baru ?Â
Besar harapanku bisa memulai dongeng indah denganmu. Namun kau mengakhirinya bahkan sebelum kita memulai segalanya. Nyatanya kau hanya datang untuk sekedar menyapa lalu pergi begitu saja. Kini ku hanya bisa mencoba melihat kembali beberapa baris pesan yang pernah kau kirimkan padaku. Seringkali tawa kecil mengiringiku saat mengingat masa-masa dimana kau selalu menghiburku dengan canda manismu. Senyuman tipis pun terbesit di wajahku kala mengingat wangimu yang masih menempel di pakaian yang ku kenakan setelah menemuimu. Betapa bahagianya aku kala itu bisa memilikimu, meskipun ternyata kau tidak pernah menganggapnya lebih dari itu.
Jika aku tak bisa memilikimu, bolehkah aku selalu berada di dekatmu?
Kehadiranmu di hidupku tak pernah ku sangka-sangka, pun juga kepergianmu. Senyum dan sapamu yang selalu ku nanti sebagai penyemangat mengawali hari kini telah sirna. Kau datang dengan menyapa, namun pergi tanpa aba-aba. Kini aku sendirian, menggenggam sisa kenangan yang pernah kau berikan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”