Surat Terbuka Untukmu yang Pernah Berbagi Rasa Denganku. Ingatlah Bahwa Aku Akan Selalu Menjadi Temanmu.

Perpisahan selalu sulit bagiku. Apalagi jika itu kamu.

Aku tak menyangka kau akan menyerah dan mengakhiri hubungan kita. Kau bilang bahwa perbedaan keyakinan di antara kita bukanlah perkara mudah. Kau memang membantuku untuk memilih antara meninggalkanmu atau meninggalkan agamaku.

Advertisement

Sebuah pilihan yang membuat kesetiaanku pada Tuhan kembali diuji. Kini aku menyadari bahwa takdir bukanlah sesuatu yang bisa aku curi dari Tuhan.

Aku tak tahu apakah menawarkan diri menjadi temanmu akan membuat perpisahan menjadi lebih mudah.

Tapi perpisahan memang tak pernah mudah bagi siapa pun, bukan? Terlebih karena itu kau, maka aku lebih tak siap lagi.

Advertisement

Aku hanya bisa menahan emosiku untuk menyumpahimu agar kita tidak semakin jauh dan asing. Toh kita juga pernah saling mencintai. Kau tahu? Aku ingin sekali balas menyakitimu, tapi aku selalu tak mampu.

Senyummu selalu melintas dan seketika amarahku ciut dan mulutku gagu seolah segala tenagaku resap olehmu. Memang menjadi temanmu tak pernah cukup buatku, tapi setidaknya itu mudahkan lukaku untuk sembuh.

Advertisement

Sejujurnya aku ingin lebih lama mengukir kisah denganmu sebelum masing-masing dari kita bertemu dengan jodoh pilihan Tuhan. Percayalah aku masih menyayangimu meskipun masa depanmu bukan aku. Aku harap kita bisa lebih siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang lebih pahit dari ini.

Aku paham bahwa ada banyak konsekuensi yang harus ku ambil untuk bisa bersamamu. Kita tidak cocok di sana-sini tapi entah mengapa aku selalu nyaman berada di sampingmu.

Jika mencintaimu terlalu kelam dan dingin, maka biarlah aku mengambil peran sebagai teman yang selalu mendukung dan mengiringi langkahmu.

Tak mudah bagiku menjalani hari-hari tanpamu. Aku harus berpura-pura tidak merindukanmu, meskipun aku mendamba temu. Hujan yang belakangan kerap singgah di kota ini semakin memperparah rasa rindu itu. Hujan mengingatkanku pada pertemuan kita, yang seolah baru saja terjadi kemarin.

Sepertinya Tuhan menyuruhku pandai-pandai mencari cara untuk bahagia dan percaya bahwa semua akan indah pada waktunya.

Aku percaya dengan menjadi temanmu akan membuatku ikhlas jika nanti kau pergi berkilo-kilo meter dariku, jika kau menemukan teman baru yang lebih klop denganmu, jika kau tak punya waktu luang lagi untuk bersenang-senang, atau jika nanti kau menemukan jodohmu, karena cinta tidak lagi mempersulit hubungan kita.

Apa yang terjadi biarlah terjadi. Aku akan menempatkan segala kenangan bersamamu pada rak almari paling atas, sehingga aku tak cukup ingat untuk membukanya kembali. Percayalah aku akan selalu ada di sampingmu sebagai teman. Aku tak akan tega membuatmu menua sendirian.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini