Dalam suatu hubungan terkadang kita terjebak dengan yang namanya toxic relationship. Bukan hanya mengganggu tapi kamu juga risih akan perilaku pasanganmu yang selalu mengontrol perilaku kamu, bahkan kamu juga tidak bebas untuk bergaul dengan teman yang berbeda lawan jenis denganmu.Â
Perasaan marah, perasaan kesal sudah pasti kamu alami. Bahkan kamu sering curhat dengan teman dekatmu tentang kelakuan pasanganmu.
Eh, kamu tau nggak aku kesal banget loh sama dia. Dia sering banget ngatur aku, harus beginilah, harus begitulah. Masa aku harus nurutin semua kemauannya dia terus sih? Kenapa harus toxic banget nggak sih? Logikanya aja nih ya, harusnya tuh hubungan yang baik itu saling mengerti dan saling memahami satu sama lain, bukannya malah membatasi gerak bebas pasangan kita. Ahh sebel lah, pengen putus aja. Menurut kamu gimana sih ?
Kamu sadar apa yang kamu alami adalah sebuah hubungan toxic. Iya, hubungan yang nggak sehat sama sekali. Bahkan teman-temanmu sudah banyak sekali yang menyarankan untuk kamu mengakhiri hubungan itu, dan kamu juga setuju dengan pendapat teman-temanmu itu. Enggak sekali dua kali temanmu menasihatimu, entah sudah berapa kali.Â
Tapi hati tidak berkata demikian, rasa terlalu sayangmu tadi menjadi bumerang atas dirimu sendiri, niat hati ingin memutuskan hubungan kala itu, bukannya mutusin malah kamu makin tidak bisa berkata-kata ketika di hadapannya. Tatapannya menjadi sebuah sumber kebahagiaanmu, sifatnya yang suka mengontrol kamu menjadi perhatian yang sangat engkau idam-idamkan, bahkan sifat pemarahnya sudah engkau maknai seperti rasa kepeduliaan yang wajar.Â
Hati memang tidak bisa dibohongi, sejahat dan se-over protective itu pun pasanganmu semua akan menjadi kewajaran buatmu. Logika hanya berjalan ketika engkau jauh darinya, pikiranmu jernih ketika jauh darinya, karena terkadang logika dan hati tidak bisa disatukan.Â
Memang terkadang sesuatu yang sudah menyangkut hati tidak bisa begitu mudah untuk dirubah. Kalau kata orang, cinta itu buta maka inilah jawabnya, sebagaimanapun orang-orang menyarankanmu untuk cepat-cepat putus dengannya, kamu akan tetap bersamanya. Kadangkala sikapmu yang dewasa sebelumnya menjadi hilang begitu saja ketika bersama dengannya. Lucu ya? Sehebat itukah perasaan bisa membutakan logikamu?Â
Kerap kali kamu yang sangat ingin mempertahankan hubungan ini. Sifatmu ini sudah seperti bukan dirimu seutuhnya. Rasa cinta yang menggebu-gebu itu menjadikanmu mudah dikontrol olehnya. Kamu menjadi lebih terkekang, kamu menjadi lebih tidak bisa hidup bebas seperti sebelum kamu punya pasangan. Mungkin hubungan toxic ini hanya, dan hanya bisa diakhiri oleh dirimu seorang.Â
Bahkan jika seribu orang berseru kepadamu untuk berhenti bersamanya, tapi jika hatimu berkata lain semuanya akan sia-sia. Hai kawan, cobalah mengerti dirimu. Cobalah pahami dirimu dahulu sebelum engkau memahami orang yang kamu cintai. Hubungan yang baik akan membawamu kepada kedewasaan bukan kepada krisis pribadi seperti ini.Â
Hati boleh berkata berbeda, tapi cobalah samakan persepsi logika dan hatimu. Yakinlah hidup dengan cinta tanpa logika terasa menyesakkan, logika yang berjalan bersama hati akan menimbulkan kejelasan hubungan yang lebih dewasa dan mapan kedepannya.Â
Untuk SoHip yang masih kejebak dengan hubungan toxic, mari coba selaraskan logika dan hatimu ya :)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”