Surat Terbuka untuk Laki-laki Pemilik Cinta Pertamaku, Sebenar-benarnya Aku Rindu

Rindu pada cinta pertama

Hai, selamat malam Pa. Malam ini aku menulis lagi. Kutuliskan untuk seseorang yang biasa kusebut Papa. Apa kabar, Pa? Aku rindu. Entah kenapa tiba-tiba dada ini terasa sesak karena rindu?

Advertisement

Apakah kau merasakan hal yang sama denganku, Pa? Aku rindu Pa, sungguh aku rindu candaanmu, rindu caramu menggodaku, rindu ketika kau memanjakanku. Bahkan, aku rindu saat-saat di mana kita bertengkar karena aku tidak mau mengikuti keinginan Papa yang menurutku salah. Laki-laki pertama yang selalu menggedongku di punggungnya jika aku lelah karena berjalan, bahkan kadang ketika aku tidak lelahpun, Papa sengaja bertanya hanya untuk menggendongku.

Laki-laki yang rela membanting tulang siang dan malam, melawan panasnya  terik matahari dan dinginnya malam untukku. Laki-laki yang setiap pagi membangunkanku dengan telponnya hanya untuk bertanya sudah bangun belum. Pah, anakmu ini sungguh rindu, sangat rindu.

Andai waktu bisa berputar aku ingin kembali ke masa kecilku. Masa dimana kita tidur beralaskan tikar bersama di luar rumah, bersama Kakak dan kita menikmati malam dengan memandang langit yang bertaburan bintang. Sambil melihat pesawat malam yang kadang lewat, sambil Papa menunjukan tentang jenis-jenis bintang.

Advertisement

Kadang ada bintang berjatuhan, aku dan Kakak berebutan untuk melantunkan permohonan, sungguh itu kenangan yang sangat indah, Pa. Kenangan indah yang tak pernah kulupa dan selalu ingin ku ulangi.

Saat ini aku sudah dewasa, dan semoga segera menikah. Apa Papa tidak akan sedih? Aku tau pasti Papa sedih karena buat Papa lebih baik membiarkannku kuliah jauh dari Papa waktu itu daripada  membiarkanku menikah walau dekat.

Advertisement

Tapi apa boleh buat Pa, anakmu ini sudah dewasa bahkan sudah hampir kepala tiga dan seharusnya sudah menikah. Bukankah selama ini Papa yang resah karena aku belum menikah? Ah, sudahlah Pa jangan bahas menikah, aku kan memang belum menikah.

Papa  jaga kesehatannya Pa, aku tak pernah berhenti berdoa semoga Papa sehat, umur panjang hingga memutih rambut, dan tetap menjadi papah yang selalu mengasihi anakmu ini.

Dariku anak gadis kecilmu, yang sangat merindukanmu saat ini.

Pa, sungguh anakmu ini rindu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sebab, Aku tau Tuhan bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak pernah ada rencanaMu yang Gagal

Editor

Not that millennial in digital era.