Jika saya bisa saya akan dengan senang hati menjatuh hatikan hati padamu yang sudah jelas jatuh hati pada saya. Terima kasih sebelumnya untuk cinta yang harus saya hentikan sebelum terlanjur membesar.
Saya hanya perempuan biasa yang ingin hidup bahagia, dibahagiakan dan membahagiakan orang yang sudah saya pilih dan memilih saya untuk menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan saya.
Barangkali kamu bertanya-tanya apakah secepat itu saya menutup kesempatan untukmu? Maka jawabannya adalah ‘iya’.
Saya bersungguh-sungguh saat saya mengatakan bahwa segalanya sudah cukup sampai disini. Tidak ada tawar menawar atau perdebatan karena tidak akan mengubah apapun keputusan saya. Maaf jika kamu merasa ini terlalu cepat dan tidak adil. Maaf sudah mengakhiri yang bahkan baru saja dimulai. Saya tau kamu 'mencintai’ saya meskipun kamu menyampaikannya dengan cara yang teramat ganjil. Mungkin kamu juga sudah mulai menyusun mimpi-mimpi bersama saya dan mendaftar apa-apa yang mungkin bisa kamu dan saya lakukan bersama. Saya pun sama, saya pikir akan banyak hal yang kamu dan saya lewati bersama. Saya pikir kamu berbeda dari laki-laki yang sebelumnya pernah datang meminta kesempatan. Saya pikir kamu adalah orangnya, yang akan mampu merobohkan tembok hati saya.
Saya tidak berbohong saat saya bilang kamu adalah salah satu laki-laki yang datang dengan cara yang baik, hingga saya juga membuka hati perlahan, mencoba membiarkan kamu masuk sambil saya juga mencoba memahami apa maunya hati saya. Itulah kenapa saya mengatakan 'let it flow’ saya pikir dengan berjalannya waktu saya akan bisa meyakini kamu seperti kamu yakin pada saya. Karena seorang sahabat bilang 'ya kan namanya jatuh hati gatau gimana arahnya’ dan banyak lagi sahabat-sahabat saya yang meminta saya untuk membuka hati. Meskipun sebenarnya saya tidak pernah berniat menutup hati, saya hanya tidak ingin terburu-buru untuk urusan hati.
Saya adalah perempuan yang terlalu naif hingga tidak pernah takut jika tidak bahagia, hanya karena saya tidak memiliki laki-laki disamping saya. Meskipun saya juga ingin seperti perempuan normal lainnya yang memiliki 'kekasih’, tapi itu tidak menjadi prioritas bagi saya, saya selalu punya Tuhan dan teman yang selalu ada untuk saya.
Jika kamu masih bertanya kenapa secepat ini saya mengakhiri kesempatan yang saya beri untuk kamu, maka jawabannya seperti yang sudah saya bilang 'saya tidak menemukan kenyamanan’ jika kamu bertanya lagi kenyamanan seperti apa yang saya cari? saya sendiri masih menemukan kata yang tepat untuk itu. Mungkin rasa nyaman itu bukan menguap seperti yang saya katakan. Mungkin sebenarnya kamu tidak pernah benar-benar membuat saya merasa nyaman. Mungkin saya yang terburu-buru mengartikan 'kebaikan’ sebagai 'nyaman’.
Tidak perlu meminta maaf pada saya, kamu tidak melakukan kesalahan. Hanya saja saat bersamamu saya tidak merasakan getaran apapun, Kamu tidak membuat saya ingin berlama-lama denganmu, kamu tidak membuat saya ingin menceritakan banyak hal. Kamu tidak membuat saya gelisah saat kamu tidak ada kabar, kamu tidak membuat saya ingin segera menemuimu saat hari saya buruk dan membutuhkan pendengar untuk menumpahkan segala kesal.
Komunikasi kita hanya berjalan searah, kamu tidak bisa membuat saya tertawa lepas dengan hanya membaca chat darimu. Saat kita bertemu, duduk semeja, lebih banyak hening diantara kamu dan saya. Saya tidak menemukan topik menarik untuk dibahas. Karena sepertinya konteks obrolan saya dan kamu terlalu berbeda. Kamu lebih suka membicarakan tentang organisasimu saat ini, dulu atau tentang pekerjaanmu, sementara saya suka sekali membicarakan lebih banyak hal, kamu mendengarkan apapun yang saya bicarakan tapi saya tidak merasa kamu menanggapinya dengan baik.
Saya merasa kamu hanya tertarik pada saya bukan sekaligus pada keseluruhan hidup saya dan orang-orang yang terlibat didalamnya, entahlah saya rasa komunikasi antara saya dan kamu tidak berjalan baik. Padahal bagi saya komunikasi sangatlah penting. Itulah kenapa saya memilih mundur. Saya memilih menutup semua pintu kesempatan. Saya tidak ingin kisah ini menyakiti kamu jika diteruskan lebih jauh. Saya juga ingin mengatakan bahwa tebakanmu diawal adalah salah, saya tidak seberbunga-bunga itu malam itu, perasaan saya itu random. Bahkan saya sendiri sering terkejut oleh hati dan perasaan saya yang gampang berubah seperti cuaca. Mungkin kamu bisa menganalisa orang lain dengan tepat, tapi orang itu jelas bukan saya.
‌Jika kamu bertanya apakah ada orang lain diantara saya dan kamu? Maka jawabannya adalah tidak. Saya tidak sedang berkomitmen dengan siapapun. Tapi ada yang sedang saya tunggu. Siapa? Saya sendiri tidak tau, tapi orang yang saya tunggu jelas bukan kamu. Atau jika setelah ini kamu menemukan berceceran poto saya dengan laki-laki maka jangan berpikir bahwa dia adalah yang mengambil saya dari kamu.
Satu, saya bukan milikmu dan dua, bisa dipastikan dia adalah sahabat laki-laki saya. Meskipun saya adalah penganut kepercayaan bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa sekedar berteman. Salah satu diantara kita pasti tidak sengaja menyimpan rasa. Saya sudah bilang dari awal bahwa saya tidak sebaik yang kamu sangkakan. Dan kamu perlu mengenal saya lebih jauh sebelum terlalu jauh, saya tidak sekedar basa-basi saat mengatakan hal itu, semoga kamu paham.
Semoga lukamu tidak terlampau dalam karena baru sebentar saya masuk dalam hidupmu. Semoga kamu mau memaafkan saya, dan semoga Tuhan berbaik menjatuhcintakanmu kembali pada perempuan yang juga akan jatuh cinta padamu. Saya baik-baik saja meskipun tanpamu, semoga saya dan kamu tetap terjalin hubungan baik sebagai partner kerja.
‌Jika malam itu saya katakan 'let it flow’ maka malam ini biarkan saya katakan 'let it go’
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Top dha