Surat Terbuka Untuk Temanku yang Jauh Di Sana

Orang mengatakan tiap ada pertemuan pasti aka nada perpisahan. Aku mempercayai itu. Seperti hanya sekolah, kita dipertemukan di tahun ajaran baru sebagai siswa baru di sekolah. Berkenalan, kemudian saling mengenal satu sama lain. Menjalani aktivitas yang sama bersama, dan menjadi akrab. Kemudian, tiba pada waktunya kita lulus dan harus berpisah untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih baik.

Advertisement

Dan hal yang paling menyedihkan dari perpisahan yaitu dia datang ketika kita sudah benar-benar akrab. Saat hubunganku denganmu sedang sangat baik, saat aku sudah nyaman berteman denganmu. Namun, begitulah hidup. Kita tidak dapat menolak perpisahan ini. Toh, perpisahan ini adalah jalan pertama yang harus kita tempuh untuk menjadi lebih baik lagi.

Setelah itu, masing-masing dari kita akan menemukan teman baru. Dalam hal ini, waktu dan siatuasilah yang mengakrabkan kita pada teman baru yang dimiliki sekarang. Sampai-sampai teman lama pun terabaikan. Aku tak menyalahkan sang waktu karena hal ini, tak juga menyalahkan Sang Pencipta waktu. Aku hanya menyalahkan diriku sendiri yang tak bisa menggenggammu dengan erat, kesalahanku yang membuat kau terbang dan menjauh.

Teruntuk kau seorang teman. Aku hanya ingin tahu mengapa kau setega ini padaku? Mengabaikanku, dan kau tampak berbeda dari caramu membalas pesanku. Bila kamu memang sibuk, katakana saja! Toh, aku tak akan mengganggumu jika aku tahu kau sedang sibuk. Bila kau memang tak ingin berbalas pesan denganku, karena harus menjaga perasaan orang lain, katakan saja! Toh, aku bukanlah orang yang suka merusak hubungan percintaan orang lain, terutama bila itu temanku sendiri. Apakah sang waktu memang sejahat ini, seiring berjalannya waktu sifat seseorang pun dapat berubah.

Advertisement

Sudah sangat lama kita tak bertemu. Meskipun beberapa kali mencoba dipertemukan, namun kenyataannya selalu tak berjalan lancar. Selalu saja ada halangan yang menghadang, entah itu dari rutinitasmu ataupun rutinitasku. Kau tahu? Aku merindukan saat-saat dulu.

Saat kau dan aku masih menjadi satu, saat kita masih berteman akrab. Kita sering ngobrol, bercanda bareng bahkan hingga setengah tahun kita pisah, kita masih saling kontek-kontekan. Kamu sering curhat tentang kisahmu, dan selalu sok tahu dengan hidupku. Aku menyayangkan kisah kita berakhir seperti ini. Sekarang aku nampak seperti orang yang asing bagimu.

Aku pikir hanya laki-laki dan perempuan yang berpacaran saja yang bisa berpisah. Ternyata sepasang teman seperti kita pun dapat berpisah. Anggap saja sekarang ini kau sedang meninggalkan dan berpaling dariku. Meskipun begitu aku akan tetap duduk disini, dan menyapamu kembali bila kau datang. Karena kau temanku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemakan segalanya