Surat Terbuka Dari Orang Tua Untuk Calon Imam Pendamping Hidup Putrinya

Begitu mudah cinta diucapkan. Begitu mudah memutuskan untuk bersama. Namun, taukah isi hati orang tua yang mengikhlaskan putrinya pergi dan hidup bersama seorang laki-laki yang dicintai putrinya? Membutuhkan jiwa yang besar demi mengikhlaskan semua itu.

Advertisement

" Kepada Calon Imam Pendamping Putriku.."

Aku tidak marah. Aku juga tidak iri. Aku tahu. Aku tahu suatu hari, momen ini akan datang. Momen di mana Aku akan memegang tangannya untuk yang terakhir kali dan menyerahkan kepadamu. Momen di mana Aku akan pensiun jadi pahlawannya dan Kamu yang akan menggantikan peranku itu. Walau Aku tahu, Dia akan selalu menganggapku sebagai pahlawan nomor satu dalam hidupnya. Tapi percayalah Nak.. Dia juga akan mengandalkan dirimu.

"Aku ingin kalian berdua tetap memegang erat tangan satu sama lain, jangan pernah lepaskan, sehebat apapun badai yang menerpa kalian."

Advertisement

Nak, putriku mungkin bukanlah perempuan paling sempurna yang akan Kamu temui di dunia, Dia juga bukan perempuan paling cantik yang mungkin hadir di hidupmu. Tapi Kamu harus yakin dan percaya sebelum menghabiskan sisa hidupmu bersama dirinya, Dialah satu-satunya perempuan yang memang pas dan cocok untuk hidup bersamamu setiap hari. Yakinkan dirimu bahwa Dia satu-satunya perempuan yang bisa membantumu menjadi lelaki yang lebih kuat, lebih baik dan lebih dewasa setiap hari.

Aku tahu hidup kalian nanti tidak selalu penuh dengan tawa seperti yang kalian jalani sekarang, tapi Aku ingin kalian berdua tetap memegang erat tangan satu sama lain, jangan pernah lepaskan, sehebat apapun badai yang menerpa kalian.

Advertisement

"Tolong pertahankan senyum lebar yang selama ini Dia pasang setelah bertemu dirimu"

Karena Aku dan istriku tidak akan selalu di sana untuk membuatnya tersenyum. Tolong bantu Dia untuk berdiri dan berjalan, bahkan berlari ketika Dia terjatuh seperti yang Aku dan istriku lakukan ketika Dia masih jadi putri kecil Kami. Tolong tegur dan peringati putriku kalau Dia memang berjalan ke arah yang salah, seperti yang Aku dan istriku lakukan ketika Dia salah mengambil jalan dalam hidup.

"Yang terpenting, buat putriku selalu merasa Dia berada di rumah ketika bersamamu"

Tidak ada yang lebih penting selain rumah karena di sana tempat kalian berteduh, berlindung, dan berkumpul bersama. Rumah adalah tempat pelarian terakhirmu. Buat Dia nyaman, buat Dia bahagia karena Aku dan istriku tidak akan selalu di sini untuk membahagiakannya. Aku tidak bisa memberikan cinta seperti yang Kamu berikan kepadanya, jadi Aku yakin Kamu punya kemampuan untuk mengerti dirinya.

Terima kasih sudah membaca pesan panjangku ini. Aku sudah lega sekarang seraya melihat Kalian berdua menua bersama-sama.

Dari Kami,
Orang tua Putri Kami

Terima kasih atas semua yang diungkapkan. Semua akan menjadi panutan Kami dalam menjalani kehidupan bersama. Doa Kami akan selalu menyertaimu. Dan doamu akan menjadi penerang langkah Kami.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat musik Progressive || Pikiran hanya mengenang, tuangkan saja sejarahnya dalam tulisan ?