Ya kuakui diam-diam aku menaruh hati padamu. Pada senyummu, pada ocehanmu yang terdengar merdu. Aku mulai menyukai apa yang kamu sukai, mulai mengagumimu. Men-stalking akun facebookmu, instagrammu, tak lupa story whatsAppmu selalu aku tunggu.
Apa ini yang dinamakan jatuh cinta? Apa begini rasanya?
Berdebar-debar hati ini berharap ingin lekas bertemu. Saat bertemupun terlihat malu-malu. Bolehkah aku berharap kamu menjadi milikku seutuhnya. Teman kita memang saling kenal. Teman rasa ini datang tanpa permisi. Haruskah aku mengungkapkan sedang jatuh cinta padamu. Teman kan kamu terima atau tolak diri ini. Teman aku mencintaimu.
Gadis malu-malu ini lagi gundah akan hadirmu yang menjadi candu sekaligus benalu. Teman gadis malu-malu ini ingin mendaftarkan diri untuk menjadi pendampingmu, yang selalu ada saat tawa dan lukamu. Teman gadis malu-malu ini lagi mempersiapkan diri andai benar kita berjodoh kamu tak akan pernah menyesal nanti.
Teman, teman, teman kita memang hanya berteman. Ada hal yang membuatku ragu untuk menjadi milikmu alasannya temanmu banyak. Beda dengan aku yang malu-malu terbataslah temanku. Teman, kamu bisa nggak jatuh cinta padaku? Gadis malu-malu dengan sejuta mimpi dan misteri. Jika ya, kamu mampu memberikan sedikit ruang hatimu untukku. Maka aku akan maju untuk mendapatkan hatimu.
Untuk menyakinkanmu bahwa aku pantas untuk dirimu. Namun layaknya seorang pejuang sejati. Jika hadirku hanya merisaukanmu. Jika hadirku tak pernah kamu harapkan. Jika aku memang benar-benar tak pantas untukmu. Aku akan mundur perlahan. Kan hapuskan harapku untuk bersamamu. Akan aku hancurkan perasaanku untukmu. Walaupun berat aku akan berhenti untuk mencintaimu.
Teman, surat ini kutuliskan dengan rangkaian kata jujur yang kupersembahkan untukmu. Surat ini menjadi doa agar suatu saat nanti setiap kata yang tertulis menjadi nyata. Bukan hanya itu saja surat ini sebagai kenangan bahwa aku pernah mencintaimu. Mencintaimu dalam diam. Mengharapkanmu dalam diam dan mengaminkan aku dan kamu menjadi kita.
Teman, mungkin nggak kamu berpikir tentang aku yang berdiam diri. Sebenarnya menyimpan beribu arti. Bukan aneh seperti yang kamu lihat, bukan hanya cuek yang sering kali kamu kata. Bukan hanya penuh misteri seperti yang kamu duga. Hanya saja aku adalah diriku yang bisa dimingerti oleh diriku sendiri.
Teman, andai suatu hari nanti engkau tahu aku mencintaimu. Jangan pernah pergi walaupun kamu tak menyukaiku. Seandainya hal yang terjadi sebaliknya. Jangan terlambat memberi pasti, sebelum rasa mencintaimu hilang pelan-pelan tanpa ada yang tersisa.
Teman,ada satu hal yang ingin aku sampaikan padamu. Bukan hanya aku mencintaimu tanpa izin. Ini adalah soal pertemanan kita. Memang kita bukan teman yang sangat akrab. Walaupun itu jangan pernah menjadikan alasan untuk melupakanku. Walaupun tidak sebagai cintamu, tidak sebagai teman baikmu. Setidaknya menjadi sosok yang pernah kamu kenal. Semoga kita saling mendoakan untuk kebaikan bersama.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”