Pada masa Modern ini arus dari Globalisasi makin tidak terelakan dalam konteks perdinamikaan di dalam masyarakat antar negara. Dari Globalisasi inilah Hubungan Internasional berkembang menjadi lebih luas dalam kerjasama politik maupun ekonomi politik. Globalisasi ini juga kah yang membuat adanya peningkatan hubungan luar negeri yan sangat signifikan.
Perkembangan globalisasi membuat jangkauan kerjasama internasional yang sebelumnya bersifat State-Centris dalam artiaan yang terpusat pada pemerintah Negara. Namun, sekarang dapat dilakukan di tingkat Individu, kelompok, IGO, INGO, MNC dan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Menurut SCI ( Sister City Internasional) Sister City merupakan sebuah hubungan kerjasama dalam jangka yang panjang antar dia kota dalam dua negara yang berbeda dalam sektor budaya, pendidikan, ekonomi, serta lingkungan.
Sister City ini sendiri sudah banyak dilakukan oleh pemerintah kota atau daerah Di Negara-negara yang ada di dunia termasuk di Indonesia sendiri. Kemandirian pemerintah daerah dari Indonesia ini dalam melakukan kerjasama daerah antar negara telah di atur dalam otonomi Daerah yang pertamakali di berikan pada rezim Suharto. Semenjak diberlakukannya UU. Nomer 32 Tahun 2004, terjadi banyak sekali perubahan pandangan terhadap kerjasama Internasional, yang awalnya bersifat sentralistik menjadi desentrlistik. Kerjasam antar daerah di dua negara yang berbeda ini dilakukan untuk mengupayakan memaksimalkan potensi yang ada dan menjadi alternatif inovasi untuk saling menguntungkan antar daerah di dua negara berbeda yang bekerjasama ini baik dalam bidang-bidang yang bersangkutan dengan kepentingan untuk mengembangkan potensi daerah tersebut maupun untuk penyelesaian masalah yang ada.
Surabaya sendiri merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Inonesia. Surabaya sudah banyak menjalin kerjasama Sister City dengan berbagai negara di dunia yang bertujuang untuk mencapai kesejeahtaraan kehidupan masyarakat Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya ini sendiri seblumnya sudah pernah melakukan kerjasama Sister City dengan berbagai kota di dunia yaitu dengan Kota Seattle (AS); Busan (Korsel); Guangzhou (Tiongkok); Kochi ( Jepang ); Kitakyushu (Jepang). Sister City ini di laksanakan untuk berbagai macam tujuan baik dalam pengembangan teknologi, peningkatan taraf pendidikan, peningkatan perdagangan serta juga penyelesaian permasalahan lingkungan.
Dalam memilih kota mana yang akan di ajak untuk bekerjasama Pemerintah Kota Surabaya akan mempertimbangkan faktor seperti adanya kesamaan permasalahan kota yang dihadapi serta kemiripan kota baik geografis ataupun dari segi kependudukannya. Surabay sebagai salah satu kota besar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat tentu banyak memiliki permasalahan lingkungan seperti polusi, air tercemar, sampah, ruang hijau yang kurang seta kemacetan yang tambah parah dikarenakan tatakota yang kurang baik. Nah! Dalam menyelesaikan permasalah lingkungannya ini Pemkot Surabaya melakukan kerjasama Sister City dengan Kota yang memiliki permasalahan lingkungan yang sama di negara lain yaitu Kitakyushu.
Kenapa Pemkot Surabaya memilih Kota Kitakyushu? Pada tahun 1970, Kitakyushu mempunyai permasalahan lingkungan namun bisa diatasi oleh Kitakyushu dan menjadi kota di Jepang yang pertama kali dianugrahi penghargaan United Nations Evironmental Programme’s (UNEP) Global 500 Award. Melihat keberhasilan dari Kitakyushu inilah maka Surabaya menjadikan Kitakyushu menjadi parther untuk melakukan hubungan Sister City. Kerjasama yang terjalin antar Surabaya dan Kitakyushu ini pertamakali dilakukan pada tahun 1997 dengan menandatangani Joint Declaration of The Kitakyushu Conference on Environmental Cooperation among Cities in the Asian Region.
Kerja sama Sister City ini berfokud pada kerjasama di bidang pengelolaan. Pemkot Kitakyushu memberikan bantuan berupa program untuk merevitalisasi sungai Kalimas dengan peningkatan kualitas air dan pengembangan partisipasi masyarakat. Pada 12 November 2012 Surabaya menandatangani lagi MoU kerjasama Green Sister City untuk meningkatkan kualitas lingkungan diwilayah Surabaya dan mencapai target.
Salah satu permasalahan yang berada di Kota Surabaya dalah permasalahan sampah. Berdasarkan pada tahun 2012 dan 2013, volume sampah yang dihasilkan warga surabaya mencapai 1.100 ton dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 1400 ton dan peningkatan ini terus berlanjut. Kerjasama Sister City ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik dalam mengatasi persoalan lingkungan yang berada di kota Surabaya, yang pada saat itu kota Kitakyusu juga mempunyai latar belakang yang sama sebagai industri yang mempunyai banyak persoalan lingkungan, namun mereka dapat bangkit dan menjadi kota industri yang bersih.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”