Sudah Bukan Masanya untuk Galau karena Cinta

But yeah, nggak semua galau itu negatif. Ada juga galau yang mesti dipelihara, galau yang positif. Galau yang menyelamatkan kita baik di dunia maupun di akhirat.

Advertisement

The basic is, sebuah naluri apapun nalurinya akan menguat saat kita hadirkan rangsangan terus menerus. Sebaliknya, akan melemah dan hilang saat kita tidak menghadirkan rangsangan itu lagi. Ini dasar dari perasaan. Membicarakan soal galau aku tahu terlihat nyengirmu dari sini saat kubahas materi ini, saudaraku.

Jadi, bagaimana menghadirkan cinta kepada seseorang? Jawabannya, sering lihat, sering dibayangkan, sering sering dengar, sering baca tentangnya, sering dekat, sering ngobrol, sering pinjam catatan (lagu lama nih hehe), sering sering duduk sampingan, sering kerja kelompok bareng (tipuan lama juga). Dijamin pasti muncul rasa yang tak seharusnya ada.

Lalu, bagaimana menghilangkan rasa galau karena cinta ini? Jawabnya mudah,

Advertisement

"Menikahlah, Saudaraku, maka engkau akan selamat dari galau!"

Lha, saya kan sekolah? Lha, saya kan kuliah?

Advertisement

Nah, kalau sadar belum sanggup menikah, mengapa memperkuat naluri tentang yang satu ini? Berarti kita bertaruh dalam permainan yang belum bisa kita menangkan, berjalan dalam jalur yang belum bisa kita tempuh.

Maka solusinya, alihkan naluri itu. Caranya jangan lihat lihat, jangan bayang bayang (emangnya bayangan), jangan dengar dengar, jangan baca baca tentangnya, jangan dekat dekat, jangan ngobrol ngobrol, jangan pinjam pinjam catatannya, jangan duduk disampingnya, jangan kerja kelompok fiktif. Dijamin, nggak akan muncul rasa yang seharusnya nggak ada.

Tapi parahnya, terkadang ada orang merasa galau adalah suatu jenis kenikmatan tersendiri. Dia punya prinsip hidup, "Being blue is another kind of beauty," katanya. Haatttchiiee, maaf, agak alergi sama yang beginian.

Jadi dia secara sadar nggak mau untuk keluar dari kegalauan, malah ditambah tambahi. "Kayaknya harus digetok nih biar pingsan dan nggak sadar kali ya, supaya bisa nggak galau"

Sudah tahu belum bisa menikah, tapi nontonnya film film romantis yang pakai nangis nangisan semacam "Kuntilanak Beranak Pocong", eh salah, semacam "Romeo dan Juliet", terus film film yang ada "Saranghae, saranghae" segala, padahal sarang burung lebih enak hehe. Nggak cukup nonton film romantis, dengar lagu lagu mellow sambil coret coret notebook pula, lalu jalan jalan sendirian di taman, angin bertiup ke rambut sampai putar putar di tiang bendera atau pohon pinus kayak di film India.

Kalau benar mau bebas Galau, keluarlah dari lingkaran galaumu dan masuk ke dalam lingkaran yang bersemangat dan positif, yang kondisinya bebas dari rangsangan rangsangan negatif. Semangat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya