Bagaimana mungkin kau mencintai seseorang dengan begitu penuh?
Kau mencintai segala kekurangannya, menerimanya, dan siap atas apapun yang akan terjadi ke depannya.
Kecuali…
Ditinggalkan olehnya.
Hingga ketika mimpi buruk itu datang, apa yang akan kau lakukan?
Bisakah kau tetap kuat?
Bisakah kau dengarkan kata-kata orang yang mencoba menghiburmu?
Bukankah kau tidak akan mendengarkan mereka?
Kau akan tutup telingamu.
Tidak ingin mendengar nada-nada sumbang.
Kau buta.
Buta oleh tangisanmu.
Buta oleh ambisimu.
Kau akan terus berjuang menyelamatkan segalanya.
Namun, tidak ada yang dapat diselamatkan.
Termasuk dirimu.
Kau kehilangan dirimu juga.
Kehilangan dia.
Segalanya.
Lalu bagaimana?
Mungkinkah kamu akan tetap kuat?
Mungkinkah kamu akan tetap berdiri?
Bisakah?
Harapan.
Masih adakah?
Bukankah kau juga kehilangan hal itu?
Pegangan yang selama ini kau umbar.
Pegangan sebagai penyangga hatimu yang juga ragu.
Pegangan yang mereka bilang tidak akan bertahan.
Kau bilang masih ada.
Kau katakan pada mereka untuk diam.
Lihat sekarang.
Kau hancur.
Lebur.
Apa lagi yang kau punya?
Apa lagi yang akan kau katakan pada mereka?
Bukankah ini saatnya mengakui bahwa mereka benar.
Keras kepalamu beradu dengan ego kuatmu.
Kini kau hanya bisa menangis.
Air mata darah.
Percuma.
Mereka bilang semua akan membaik.
Kau tidak percaya.
Lagi.
Kau memang keras kepala.
Tidak dapat dibilang.
Sekarang bagaimana?
Maumu bagaimana?
Meratapi nasibmu seperti kau yang paling menderita di dunia?
Menyesali keadaan yang kau buat sendiri?
Menyerahlah.
Berkacalah.
Kau kuat.
Kau bisa.
Bukankah kau seorang pejuang?
Kau telah berjuang.
Kau masih berdiri.
Tegakkan kepalamu.
Tunjukkan harga dirimu.
Kembalikan kepercayadirianmu.
Kau akan temukan dirimu lagi.
Kau seorang pejuang.
Kau tahu.
Siapa yang pantas untuk terus diperjuangkan.
Mungkin nanti kau akan mengerti.
Seiring berjalannya waktu.
Kau akan paham.
Bahwa seseorang yang seperti apa yang seharusnya pantas membuatmu berjuang.
Seperti kata mereka.
Kau akan mendapati dirimu sebagai penyintas.
Kau akan berhasil melewatinya.
Kau yakin suatu saat semua akan baik-baik saja.
Kau mungkin akan terkejut mendapati dirimu dapat kembali tersenyum.
Mendapati sinarmu lagi.
Mungkin nanti.
Bukan sekarang.
Nanti bukanlah waktu yang lama.
Tunggulah.
Hingga nanti itu tiba.
Maka menangislah.
Menangislah sepuasnya.
Hingga air matamu kering.
Mengering bersama kenangan itu.
Melupakan memang tidak mudah.
Tetapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan, bukan?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”