Sosok Uma Hapsari, Pengusaha Muda Sepatu Lokal Yang Jatuh Bangun Selama 5 Tahun

Brand sepatu Amazara yang sukses bangkit kembali


Ada pepatah yang mengatakan “Sukses itu tidak mengenal usia”. Hal tersebut turut dirasakan oleh Uma Hapsari, wanita 26 tahun yang kini mampu mendapatkan omzet miliaran rupiah. Ia memilih mengelola bisnis sepatu karena ia adalah seorang yang menyukai berbagai macam model sepatu untuk mempercantik penampilan kaum hawa. Bisnis tersebut bermula di Jogja dengan nama Amazara.


Advertisement

Di umurnya yang masih muda, ia merupakan sosok yang giat kerja dengan mengeluarkan model sepatu baru setiap bulannya. Sosoknya juga sering mengisi Webminar online tentang bisnis, keuangan dan pemasaran. Sosok Uma Hapsari, saat sedang mengisi salah satu webminar pelatihan berbisnis pada bulan Febuari lalu. Selalu tampil anggun bak remaja usia 17 tahun. Ia yang senang mengenakan pakaian berwarna nude serta bersolek tipis semakin membuat penampilannya terlihat anggun.

Dalam sebuah webminar tersebut, ia menyampaikan awal berdirinya brand sepatu Amazara. Ia sendiri merupakan seorang penulis buku yang berjudul In My Own Shoes. Uma Hapsari jatuh bangun mendirikan Amazara karena ia melakukan hal tersebut demi meraih mimpinya. Nama brand tersebut juga di ambil dari nama putrinya, Amazara. 

Di awal pembuatan produk sepatu Amazara, ia mengakui bahwa desain yang ia ciptakan saat itu sangat jelek. Uma mempelajari banyak hal demi bisa merealisasikan keinginannya tersebut melalui komentar dari customer dan teman temannya. Sehingga ia berinisiatif untuk membuat sepatu yang nyaman dengan goals yang ia miliki adalah membantu seseorang dalam memperindah penampilannya denga produk yang berkualitas namun harga masih tetap ramah di kantong.

Advertisement


Pada suatu sesi ia mengatakan demikian “Saya sebenarnya ingin produk Amazara dimiliki oleh banyak orang. Makanya saya berusaha untuk membuat produk yang stylish dengan kualitas yang nyaman dan harganya masih sangat ramah. Karena tujuan saya bukan uang, tapi sebuah kepuasan dimana banyak orang memilih untuk menggunakan brand saya”


Ia memproduksi sepatu dengan mendatangi pengrajin sepatu terbaik di Jogja. Ia mencari bahan-bahan dengan kualitas grade A karena tidak ingin pembeli sepatunya merasa kecewa dengan produk yang ia jual. Sehingga Uma sangat berhati hati agar semua produknya lolos quality control yang ia control sendiri secara manual satu persatu.

Advertisement

Uma menjalankan bisnisnya di bantu oleh tim yang membantunya dalam memfoto produk, mengedit, serta memasarkan melalui media sosial. Ia juga menjadikan salah satu bagian dalam rumahnya untuk menjadi sebuah kantor mini. Menurutnya lebih baik bekerja di rumah karena timnya akan merasa bahwa mereka bekerja tidak dibawah tekanan sehingga bisa menghasilkan ide ide yang fresh.

Awalnya Amazara merupakan produsen biasa yang hanya menjual 5-10 produk dalam satu bulan. Namun pada tahun ketiga menjadi produk brand lokal, produksinya melonjak hingga 6.000 permintaan sepatu dengan berbagai model. Di antaranya, flatshoes, sneakers, serta high heels. Menurutnya, hal tersebut merupakan tantangan tersendiri sehingga harus membuat ia vakum selama 6 bulan bahkan harus memecat seluruh karyawannya untuk mempersiapkan evaluasi dan kesiapannya serta menemukan nilai nilai yang dimiliki untuk brandnya, Amazara.

Setelah beberapa waktu vakum, ia kembali meluncurkan produk sneakers dengan warna basic yang cocok digunakan untuk sehari-hari. Ia mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari apresiasi para penggemar brand Amazara ini. Namun timbul kegelisahan karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan ia untuk memutar otak dalam pemasaran produknya.

Hal tersebut justru menjadikan ia semangat kembali dalam memasarkan dan memperkenalkan brand Amazara melalui media sosial. Ia juga sempat mendonasikan 200 pasang sepatu untuk tenaga medis. Kampanye sosial ini pun menjadikan Amazara semakin dikenal.

Oleh : Ayunda Rizky (UIN MALIKI Malang)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini