Siapa disini yang tidak suka dengan orang-orang kepo? Atau paling nggak merasa risih? Angkat tanganmu. Yup, saya juga tidak suka. Sebagian besar diantara kita tidak suka dengan kekepoan. Kalo ada yang suka rasanya aneh sih ahahaha.
Kepo adalah salah satu budaya yang paling suka nongol di negara kita ini. Bagi sebagian masyarakat +62 yang menganut budaya kekeluargaan, kepo sudah jadi adat istiadat yang wajib dilakukan dan merupakan suatu hal yang lumrah untuk merasa ingin tahu urusan orang serta kerap memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mencari informasi.
Nah, bagi orang yang tidak suka dengan kekepoan, hal ini bisa menjadi sesuatu yang sangat-sangat mengganggu. Apalagi populasi orang kepo di negara merah putih ini mendominasi dan bertebaran dimana-mana.
Tidak susah untuk menemukan orang kepo. Coba saja lihat keluarga kalian, pasti minimal ada satu atau dua orang yang berprofesi sebagai tukang kepoin orang lain. Entah itu saudara sepupumu, om atau tante, atau kakek dan nenekmu.
Untuk kamu yang masih kuliah atau sudah kerja, orang-orang kepo juga eksis loh di lingkunganmu. Teman sebangkumu atau atasanmu misalnya. Atau kalian yang aktif dalam organisasi atau komunitas. Pasti ada orang-orang kepo disana.
Memang kekepoan telah mendarah daging dan berkembang biak bagaikan virus kanker. Sangat sulit untuk dihindari. Jujur, rasanya kesal jika ada orang yang sangat kepo dan terkadang ingin rasanya mengumpat didepan wajah mereka dan menyuruh mereka untuk stop kepoin kamu. Tapi tidak semudah itu, ferguso. Karena udah selumrah dan senormal itu untuk kepoin orang, maka bagi mereka rasanya biasa aja untuk melakukan hal tersebut.
Dipersepsi mereka, kepo adalah cara untuk mengakrabkan diri, mengenal lebih dekat dan sekedar untuk berbasa-basi (aktifitas lain yang sama menyebalkannya dengan kekepoan). Dan buat mereka terasa aneh kalau melihat ada orang yang merasa tidak nyaman.
Sama seperti saya yang orangnya sangat private dan tidak menyukai rasa keingintahuan yang terlalu tinggi, rata-rata orang menganggap saya penuh rahasia dan pelit berbagi (berbagi disini maksudnya berbagi kisah, bukan barang).
Orang-orang kepo juga kadang berpikir kalau kekepoan mereka merupakan bentuk concern/perhatian dan juga rasa sayang. Well, saya tidak setuju, ada beragam cara untuk menunjukkan kasih sayang dan kepo bukan salah satunya.
Karena biarpun terkesan perhatian dan peduli namun kepo menyimpan banyak hal yang bisa dibilang cukup negatif. Pertama, makin banyak orang kepo dengan tujuan hanya sekedar ingin tahu saja. Ada lagi yang sekedar ingin tahu plus mendapatkan informasi untuk kemudian digunakan sebagai bahan pembanding antara hidupnya dan hidupmu.
Contoh kasus, dulu saya pernah punya teman yang sedikit introvert dan orang tuanya sangat overprotective dan naggy. Dia selalu dilarang untuk pergi terlalu jauh dan pulang terlalu malam. Orang tuanya selalu menelpon tiap pagi ketika ia dikantor, hanya untuk menanyakan apakah dia sudah sampai.
Dia sangat terganggu dengan hal tersebut dan dia sendiri sangat kepo terhadap urusan orang lain, terutama saya. Dia kerap menanyakan tentang berbagai macam hal terutama urusan keluarga saya dan ketika saya bepergian. Terdengar seperti membandingkan keluarganya dengan keluarga saya.
Memang, keluarga saya bukan tipe yang suka melarang dan overprotective. Saya diberikan kebebasan atas hal-hal yang saya ingin lakukan. Mungkin inilah yang mendorong teman saya ini untuk selalu kepo dan berulang kali menanyakan perihal keluarga saya, sebagai cara untuk membandingkan hidupnya dengan hidup saya.
Saya percaya dia sebenarnya hanya ingin punya teman yang senasib dengannya.
Lalu ada lagi tipe orang kepo bukan hanya untuk sekadar basa basi, tapi ujung-ujungnya juga akan digunakan sebagai bahan bergosip dengan orang lain. Ini tipe orang kepo yang paling menyebalkan sejagat raya. Kamu pasti ingin meledak rasanya, namun marah-marah didepan orang terkesan tidak dewasa dan mereka yang suka kepoin kamu pasti ada aja sejuta excuse-nya.
Entah cuma perhatian lah, rasa sayang lah, cuma pengen tahu aja, cuma nanya doang lah, cuma sekadar mengingatkan lah, blablabla. Kalau kamu terlihat kesal biasanya akan dianggap baper dan sensitif sama mereka (sejak kata “baper” diciptakan, orang jadi pada nggak tau diri dan akan memakai kata tersebut sebagai senjata untuk menekanmu).
Jadi kamu tidak punya pilihan lain selain berdiam diri dan nrimo aja, biarpun dalam hati kamu kesalnya setengah mampus.
So, tak kepo maka tak sayang, apakah benar? Bullshit. Bukannya membuat senang, yang ada kepo cuma merugikan orang lain saja. Bentuk perhatian dan kasih sayang bisa dengan cara lain kok.
Kalau orang-orang kepo ini memang beneran bermaksud sayang, at least belajarlah untuk lebih memahami perasaan orang lain. Tiap orang berbeda-berbeda, bro. Ada yang terbuka, ada yang tertutup dan penuh privacy, ada yang sabar banget, ada yang baperan.
Ga semua bisa diperlakukan sama. Urusan mereka ya urusan mereka, urusanmu ya urusanmu. Kadang ga semua hal didunia ini harus kamu tahu.
Emang percuma pintar dan IQ tinggi kalau tidak bisa berempati, tidak sudi untuk refleksi diri, tidak mau mengubah kebiasaan dan kelakuan yang nggak enak dimata orang lain, ga peka terhadap perasaan orang lain disekitarnya.
Jadilah pribadi yang lebih peduli, jika ada seseorang yang merasa tidak nyaman dengan kelakuan kepomu, lebih baik jangan dilakukan lagi. Dan juga jangan meledeknya dengan sebutan baper, sensitif, sok rahasia, pelit dan lain-lainnya.
Hubungan apapun bisa renggang cuma gara-gara kamu ndablek, tidak mau mendengarkan apa kata orang dan tidak tahu batasan dan privacy orang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”