Setiap Ujian adalah Proses Hidup

Kisah Seorang yang Pantang Menyerah dalam Menghadapi Segala Ujian

Ini adalah sedikit kisah hidup dari seseorang yang sedang berada di fase beranjak dewasanya yang tidak lain adalah aku sendiri. Aku adalah anak kedua dari enam bersaudara. Cerita ini adalah di mana aku berada di akhir tahun 2021 sampai awal tahun 2022 yang mana pada saat itu aku masih menduduki bangku kelas 12 SMA. Mungkin bisa ditebak tulisan ini adalah tentang perjuanganku untuk mencapai perguruan tinggi negeri. Dan mungkin juga sudah banyak kalian mendengar atau membaca kisah sejenis ini, tetapi itu tidak masalah sama sekali, karena aku juga akan menceritakan kisahku sendiri. Versi diriku yang masih tertatih menggapai impian baru.

Advertisement

Ali bin Abi Thalib pernah berkata Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.  Dan aku sangat percaya sekali akan hal itu. Kalimat ini menjadi salah satu motivasiku dalam menuju cita cita ataupun keinginan yang ingin kucapai. Karena jika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha sungguh sungguh untuk menggapainya. Tetapi jika memang hasil yang didapat belum sesuai harapan yang kita inginkan, maka aku percaya memang hal itulah yang terbaik untuk kita. Seperti itulah gambaran dari makna kalimat di atas.

Menurut KBBI, arti dari kata cita cita adalah keinginan yang selalu ada di dalam pikiran. Awalnya tujuan aku ingin menjadi dokter adalah bentuk upaya mewujudkan cita cita dari aku kecil, karena pada waktu itu orang tuaku jatuh sakit dan aku berkeinginan untuk membantu penyembuhan ibuku. Namun sekarang, tujuan aku ingin menjadi dokter salah satunya yaitu untuk bisa membahagiakan kedua orang tuaku. Mereka selalu bisa memberikan dukungan dalam bentuk apapun untukku. Mereka juga selalu berusaha menjadikan aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk kebaikanku di masa mendatang.

Puji serta syukur kepada limpahan Rahmat Allah Swt. karena atas kuasa-Nya aku diizinkan menempati posisi sebagai mahasiswa kedokteran saat ini. Jadi, mari kita kembali ke masa masa perjuanganku mendapatkan status ini.

Advertisement

Sebelum bisa memasuki masa perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, tentunya aku pernah mengalami masa jatuh bangun. Pada saat itu, setiap hari aku selalu berdoa meminta kemudahan dan kelancaran atas kemampuan memahami materi, menekuni berbagai jenis soal ujian tulis berbasis komputer (UTBK), tidak lupa ditambah dengan les tambahan bimbingan belajar, kemudian latihan soal lagi, tidak lupa untuk mengulang materi untuk mencapai pemahaman materi yang matang. Tentunya dengan jadwal belajar yang cukup padat membuat aku menjadi tidak jarang tertidur saat belajar hingga larut malam.

Dengan semua itu, tentunya aku tidak langsung berhasil. Aku pernah merasakan ditolak berkali kali dan putus asa. Contohnuya Ketika aku tidak lolos dalam mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri jalur undangan, ditambah aku juga merasa terharu sedih sekaligus Bahagia melihat banyak teman temanku yang lolos sedangkan aku tidak. Tetapi orang tuaku selalu mendukung dan tidak pernah berhenti berdoa untuk aku. Kemudian aku mulai lebih membara lagi untuk belajar agar bisa mengikuti ujian tulis masuk PTN dengan baik dan lancar. Kobaran api semangatku menggebu ditambah lagi yaitu hal yang sangat membuatku bersyukur yaitu aku dikelilingi oleh lingkungan yang sangat mendukungku. Mereka tidak hanya menuntut hasil akhir pencapaianku, tetapi juga membantu aku supaya aku bisa melewati semua tantangan yang sedang kuhadapi.

Advertisement

Ternyata masa UTBK sudah lewat. Pengumuman pun sudah diberitahukan. Dan, ya, aku gagal lagi. Untuk kegagalan yang ini sangat sulit sekali aku untuk menerima keadaan, karena untuk seleksi jalur ujian tulis ini aku sangat mendalami proses dan menekuninya dengan sungguh sungguh. Jadi saat pengumuman mengatakan aku tidak lolos, sempat sulit menerima keadaan yang begitu pahit.

Mengalami kegagalan yang tidak hanya sekali tidak membuatku berhenti untuk mengejar mimpiku. Setelah aku mengumpulkan lagi keberanian diriku dan membangkitkan jiwa semangatku, aku segera mendaftar di seleksi mandiri perguruan tinggi negeri. Dimulai dari ujian tulis lagi hingga jalur skor hasil UTBK kemarin. Hari silih berganti, satu persatu pengumuman seleksi mandiri datang menghampiri. Namun pedih kuratapi, yang kupandangi adalah kalimat belum lolos dan coba lagi, tidak lupa dengan kata semangat dan meminta maaf yang ada di setiap pengumuman yang kubuka. Di sinilah aku merasa titik akhir lelahku tahun ini mengejar slot PTN pada program studi impianku. Aku sudah pasrah berharap dan hanya tinggal satu pengumuman terakhir di depan mata yang belum kubuka apa isinya.

Akhirnya pada saat pengumuman terakhir bagi aku. Benar benar kesempatan terakhir untuk kuliah tahun ini, Allah mengabulkan doa orang orang baik di sekitar aku. Pukul dua dini pagi aku mendapatkan kata ‘SELAMAT’ dari prodi impian aku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini