Melepas Kepergiaan Saudara, Adalah Hal Tersulit Setelah Mereka Kembali

Baik-baiklah dengan saudara serahim. Di luar sana tidak semua orang memperlakukanmu seperti saudara sendiri.

Pernah terpikirkan tidak bila sekarang Anda tinggal di rumah tua, rumah dari kedua orangtua kita. Rumah yang dulunya sebagai ruang mewujudkan imajinasi kalian, dindingnya kerap kalian coret-coret, kini tinggal kenangan.

Advertisement

Anak-anak di dalamnya telah beranjak dewasa. Mereka telah pergi mewujudkan mimpi di tempat lain, ribuan kilometer jauhnya dari rumah. Sementara kau hanya seorang diri menemani kedua orangtuamu yang tengah masuk di usia renta. Menyedihkan memang.

Hari-hari yang kamu jalankan tak lagi ada keriuhan. Kau teringat segala kenangan di masa silam. Saat berada bersama, kalian tak pernah diam di dalam rumah. Setiap sudutnya kalian kuasai, sampai-sampai kedua orangtua kalian risih, bahkan kadang mereka main tangan agar bisa menertibkan tingkah buah hatinya yang memang sudah sewajarnya berkelakuan demikian.

Sekarang saat sudah beranjak dewasa, satu-satunya waktu yang kalian rindukan bila perayaan hari raya besar keagamaan tiba. Setidaknya kalian bisa bersua melepas rindu. Namun itu tak bisa dirasakan setiap tahun. Saudara serahimmu sibuk dengan segala perjuangannya di tempat ia merantau. Tentu tidak elok kalau mereka saban tahun pulang ke kampung.

Advertisement

Pembaca Hipwee yang baik hati, aku baru saja mengalaminya. Liburan akhir tahun kemarin dua saudara kami yang bekerja dan menuntut ilmu di Pulau Dewata pulang libur di kampung. Kami merayakan rindu yang terpisah sekian tahun. Selama sebulan mereka liburan. Selama itu kami bercengkerama satu sama lain. Melepas lelah dalam rindu sekaligus mengungkit kenang yang tersisa di masa kecil.

Waktu yang ditakutkan pun tiba. Mereka kembali setelah liburan usai dijalankan. Sesuatu yang menyedihkan memang. Seisi rumah hanyut dalam perasaan sedih. Mereka pun kembali ke tempat mereka berziarah, ke bangku perkuliahan dan tempat kerja. Melihat mereka beranjak dari rumah rasanya sedih sekali. Air mata tak henti membasahi pipi. Serasa hidup begitu keras saat sudah dewasa.

Advertisement

Sebelum mereka pergi, pakaian yang tak lagi mereka pakai kami sita. Mau kondisinya sudah layak pakai atau tidak layak sekalipun, persetan dengan itu. Kami seperti sedang mengulang masa kecil kala merebut baju dan celana. Merebut hal-hal yang membuat kami tertawa dan menangis. Mengingat hidup yang kelampau cepat berlalu.

Masa kecil memang indah dan merindukan. Ia tak terulang untuk kedua kalinya. Baik-baiklah dengan saudara serahim. Di luar sana tidak semua orang memperlakukanmu seperti saudara sendiri. Walau kelakuan mereka baik tentu tidak sepadan jika disandingkan dengan saudara di bawah atap yang sama.

Sehat-sehatlah saudara kita di mana saja mereka berkarya. Dilimpahkan kesehatan dan kesuksesan. Semoga kita terus merawat mimpi, mewujudkan harap yang terus dititipkan dari tempat kita dibesarkan, dari rumah kita bersama. Sayang kalian selalu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta Kopi Colol dan Sopi Kobok. Tinggal di Manggarai Timur, Flores. Amat mencintai tenunan Mama-mama di Bumi Flobamora.