Siapa yang tidak mengenal Jenderal Anumerta Achmad Yani? Seorang dari 7 Pahlawan Revolusi yang gugur pada G30S/PKI. Jenderal Anumerta Achmad Yani yang biasa juga dikenal sebagai Achmad Yani merupakan salah seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan tokoh militer bagi bangsa Indonesia.
Achmad Yani juga merupakan pahlawan pada GESTOK (Gerakan 1 Oktober), semua rangkaian acara sejak G30S/PKI dan GESTOK disebabkan oleh kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI). Kejadian inilah yang membuat Presiden Soekarno digulingkan dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Dengan adanya penggulingan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto yang menggantikan menjadi Presiden Republik Indonesia.
Sebelum menjadi presiden Republik Indonesia kedua, beliau adalah seorang Jenderal Besar. Pada saat ini jabatan Achmad Yani merupakan Menteri Panglima Angkatan Darat (MEN/PANGAD). Saat kejadian ini beliau sedang berada di rumah yang berada di kawasan Jalan Lembang No.D,58.
Pada saat saya pertama masuk ke dalam ruangan terlihat ada bekas tembakan di pintu kaca. Pada saat kejadian, para prajurit mendatangi rumah Achmad Yani pada tengah malam dan pada saat itu semua anggota keluarga sedang terlelap. Para prajurit melakukan tembakan yang berjarak sekitar 1 meter. Percikan darah dan lubang pada pintu merupakan saksi bisu kekejaman para prajurit terhadap jenderal tersebut. Di luar kejadian penembakan dan kematian Achmad Yani, dalam rumah beliau saya juga melihat beberapa piala yaitu Penghargaan Penataan Koleksi Nominator Museum Award pada
Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Achmad Yani merupakan museum memorial. Dengan adanya museum pahlawan Achmad Yani, tempat ini bertujuan agar anak milenial dapat meningkatkan jiwa nasionalisme, mengenang dan mengabdi kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi bangsa Indonesia.
Selain itu dengan berdirinya Sasmitaloka Pahlawan Revolusi juga bermakna sebagai tempat dimana semua daya juang, jasa dan pengabdi. Atas jasa beliau, Achmad Yani dianugerahkan sebuah gelar yang merupakan PRESIDEN/PANGTI ABRI/KOTI. NO.: 111/KOTI/1965 TANGGAL 5 – 10 – 1965.
Ketika saya mengunjungi Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi, saya dapat mendokumentasi semua ruangan yang terdapat pada museum kecuali kamar pribadi Achmad Yani. Kamar pribadi Achmad Yani tidak diperbolehkan untuk mengambil dokumentasi karena pihak istri dan anak beliau tidak memperbolehkan, dan sebagai penghormatan untuk jasa beliau saya sebagai pengunjung hanya diperbolehkan untuk melihat-lihat.
Di dalam rumah Achmad Yani atau Museum Achmad Yani terdapat 9 ruangan yaitu Ruang Tamu, Ruang Ajudan, Raung Santai, Ruang Khusus, Ruang Makan Keluarga, Ruang Kamar Tidur, Jenderal Achmad Yani, Ruang Tidur Putra-Putri, Ruang Dokumentasi, dan Ruang Pahlawan Revolusi.
Saya akan menjelaskan semua ruangan yang terdapat pada Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi yang sekaligus juga merupakan rumah tinggal mendiang Achmad Yani dan keluarga. Pada saat masuk pengunjung akan langsung diperlihatkan ruang tamu. Pada saat Jenderal Achmad Yani masih hidup, ruangan ini merupakan sebuah ruangan yang digunakan untuk menerima tamu dimulai dari kalangan militer, kerabat, hingga masyarakat. Dalam ruangan ini terdapat beberapa etalase yang berisi benda-benda souvenir dari berbagai daerah.
Setelah dari ruang tamu, pengunjung akan melihat ruang ajudan yang tidak lain merupakan ruangan yang dulunya digunakan untuk tempat kerja para ajudan. Dalam ruangan tersebut lah terdapat beberapa pajangan koleksi perlengkapan dan foto-foto yang menggambarkan Achmad Yani. Barang yang dikoleksi oleh Achmad Yani tidak lain merupakan buku seperti buku militer, buku pengetahuan umum dan buku umum. Jumlah buku yang terdapat pada ruangan tersebut sekitar 500 buku.
Tidak jauh dari Ruangan Ajudan, pengunjung akan dihidangkan dengan adanya ruang santai. Ruangan ini biasanya digunakan oleh Achmad Yani dan keluarga untuk melepas rasa lelah setelah bekerja seharian. Beliau duduk ditemani secangkir teh hangat dengan buku-buku. Achmad Yani merupakan figur ayah dan suami yang sangat menyayangi keluarganya.
Di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa koleksi yang tidak lain seperti foto dokumentasi, foto kenangan, kursi santai, aquarium, lukisan, stick golf, miniatur dan beberapa candramata. Semua hal tersebut dikoleksi oleh mendiang Achmad Yani selama hidupnya.
Ruang khusus merupakan ruangan sekaligus ruang kerja dimana disinilah Achmad Yani melaksanakan tugas negara dan briefingkepada asistennya. Dalam ruangan ini terdapat sebuah sofa yang digunakan oleh Achmad Yani untuk menerima tamu pada malam sebelum penculikan.
Ruang makan keluarga merupakan sebuah ruangan di mana Achmad Yani dan keluarga makan bersama. Namun selain sebagai ruang makan, disisi kanan dari ruangan ini terdapat sebuah mini baryang berfungsi untuk menjamu tamu dari kenegaraan yang mampir untuk membicarakan pekerjaan sekaligus berbincang-bincang santai. Dalam ruangan ini terdapat meja makan, cangkir-cangkir dan gelas antik.
Ruangan yang saya kunjungi selanjutnya merupakan kamar pribadi Achmad Yani dan anak-anak beliau.Kamar tidur pertama merupakan kamar tidur Achmad Yani dan Istri beliau. Dalam ruangan ini terdapat tempat tidur Achmad Yani dan istri yang terbuat dari kayu dan tempat tidur tersebut masih utuh. Semua barang pribadi milik Achmad Yani dan istri masih utuh. Tidak berjarak jauh terdapat ruang tidur putra-putri Achmad Yani yang terdiri atas dua kamar tidur.
Di atas kamar tidur anak-anak Achmad Yani terdapat beberapa bingkai foto, pakaian dan beberapa boneka miliki anak-anak Achmad Yani. Semua yang terdapat pada setiap kamar terpajang dengan rapi. Dalam lemari etalase, saya juga melihat beberapa koleksi rokok “lucky strike”, permen coklat, album foto kenangan, piringan hitam, dan beberapa dokumen penting.
Dari kamar tidur, saya beranjak ke ruang dokumentasi, pada awalnya ruangan ini dibuat untuk dokumen-dokumen sewaktu Achmad Yani masih berdinas. Termasuk foto Jenderal Achmad Yani ditembak dan diseret. Foto-foto proses penggalian dengan pengangkatan 7 Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya serta upacara pemakaman di TPU Kalibata. Dalam ruangan ini ada foto-foto jenazah para jenderal setelah dikeluarkan dari lubang buaya yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Ruangan terakhir yang terdapat pada museum tersebut adalah Ruang Pahlawan Revolusi, ruangan ini dinamakan Ruang Pahlawan Revolusi, karena di ruangan ini disajikan benda-benda koleksi seperti baju seragam dinas seperti Pendidikan Bibit Unggulan Daerah (PBUD).
Saya dapat melihat perjuangan beliau untuk membela Indonesia. Yang sudah saya sebutkan diatas merupakan gambaran dari Museum Achmad Yani yang memberikan pesan kesan tersendiri akan pengorbanan para Pahlawan Revolusi dalam mempertahankan falsafat pancasila. Mengunjungi Museum Achmad Yani merupakan hal yang penting, supaya generasi milenial dapat mengenang sejarah yang telah berlalu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”