Separuh Rindu Milikku dan Separuhnya Lagi Milikmu

“Hei bagaimana dengan kepingan rinduku yang kutitipkan padamu waktu itu? semoga tak sedikitpun retak atau bahkan hancur menjadi kepingan-kepingan yang nantinya akan susah lagi kita susun. apakah masih utuh sepeti sedia kala ? semoga saja tak sedikitpun ada wujudnya yang berubah”

Advertisement

“ Hei bagaimana dengan janji yang akan kau genapi ? apakah kau masih mengigatnya? apa mungkin kau sudah lupa atau bahkan kau berpura-pura dan kau tak ingin sedikitpun mengingatnya”

Lagi-lagi terjadi percakapan dalam hati ini. Padahal aku tau kamu tak mungkin mengingkari semua janjimu tapi entah kenapa hatimu selalu saja meragu. Semoga kamu disana benar-benar menjaga karena aku pun disini tak sedikitpun ingin berkhianat, tak sedikitpun aku ingin berlari dari rindu ini, dan doaku selalu sama “semoga kamu tak mengingkari semua janji dan akan segera melunasi rindu dan menggenapi separuh agama ini”

Aku masih disini menanti sesuatu yang sama, menanti rindu yang katanya akan kau genapi. Aku tak sedikit pun beranjak dari tempat ini karna aku yakin akan sesuatu yang sedang aku tunggu, aku yakin kamu adalah orang yang tepat yang sama sekali tak akan pernah mengingkari janji. Semoga separuh rindu yang ada padamu akan tetap utuh, karena aku pun disini benar-benar menjaga kepingan rindu yang kau titipkan padaku, yang belum aku pun belum tahu pasti kapan rindu akan kau genapi, tapi percayalah aku disini tetap berusaha menanti dan selalu mencoba memahami esensi dari memantaskan diri. Memantaskan diriku agar menjadi orang yang benar – benar pantas bersanding bersamamu kelak.

Advertisement

Ah aku masih ingat betul bagaimana pertama kalinya kita bertemu. Entah bagaimana pada saat itu kita bisa membuat janji untuk bertemu. Diawal pertemuan kita, aku dan kamu sama-sama malu saat bertatap muka, dan ketika kamu tertangkap basah sedang menatapku, atau saat mata kita sama-sama secara kebetulan, terlihat dari raut wajahmu yang memerah dan dihiasi senyum merekah dan kau gores dibibirmu, dan gerak-gerik kita yang seringkali serba salah karena salah tingkah, dan tak jarang kamu terlihat gerogi dan sesekali aku pun membenarkan bajuku agar terlihat rapi didepanmu. Ah rasanya aku benar-benar rindu !

Terkadang aku bertanya harus sampai kapan dengan keadaan seperti ini , berada dikota yang berjauhan dengan orang tersayang sungguh bukan perkara yang mudah, ah sungguh aku rindu canda tawamu, bahkan tak jarang aku merasa cemburu pada orang-orang disekelilingmu yang dengan mudahnya menatapmu setiap hari, ah tapi tak apa yang terpenting hatimu masih milikku itu yang selalu kutanamkan dalam hatiku. Mungkin hanya dengan cara itu aku meyakinkan hatimu bahwa kamu memang milikku.

Advertisement

Terkadang aku merasa khawatir karena berjauhan denganmu, tapi selalu aku mencoba berdamai dengan hatiku agar tak berpikir buruk tentangmu dan semoga kamu pun disana begitu, menjaga rindu yang kupercayakan padamu. Semoga rinduku ini memang tak salah, rindu yang tak hanya menjadi sebuah semoga tetapi memang berubah menjadi nyata. Bukankah semua orang mengerti yang diharapkan oleh sepasang insan yang saling menantikan adalah kebersamaan ? ya begitu pun dengan yang kita rasakan, kebersamaan memang menjadi sesuatu yang sangat kita rindukan.

Hari demi hari aku selalu berpura-pura tegar untuk bertahan dengan keadaan. Berjarak dengan orangyang kita sayang bukan perkara mudah terlebih banyak pasangan diluar sana yang kerapkali gagal menjalin hubungan jarak jauh. Bukan perkara mudah memang, terlebih saat mendengar cerita teman yang dapat dengan mudahnya bertemu dengan pasangan untuk sekedar bertemu walau hanya sebentar, sedangkan aku yang harus menunggu waktu beberapa bulan untuk dapat bertemu dengan durasi yang tak sepadan dengan lama nya kita menantikan pertemuan. Ah rasanya sungguh berat, tapi rasa itu selalu kutepis karena aku yakin aku sudah menemukan seorang yang tepat.

Ah tapi rasanya tak mengapa menunda waktu bertemu untuk beberapa waktu. Karena saat ini memang bukan waktu yang tepat untuk melepas rindu. Karena segala sesuatu memang ada waktunya. Biarkan saat ini kita saling menunggu menunda waktu bertemu yang hanya pertemuan semu yang sama sekali tak menyurutkan rinduku dan rindumu. Biar saat ini kita saling menabung rindu yang kelak hasilnya akan sama-sama kita tuai tanpa peduli waktu. Saat ini yang terpenting adalah bagaimana kita saling memperbaiki diri, agar kelak saat bertemu aku pantas untukmu dan kamu pantas untukku. Hei bukankah memang itu yang terpenting seperti itu.

Tak perlu meragukan rinduku, percayalah seberat apapun akan kujalani. Iya seperti halnya kamu yang akan berusaha tegar walau setiap detiknya kau harus terus-menerus bersandiwara dengan rindumu, aku pun begitu akan selalu menghadang rasa ragu dan mengikuti setiap waktu yang tak pernah lepas dari rasa rindu. Karena aku tahu orang kunanti adalah orang yang tepat yang kelak akan menjadi pemilik tulang rusukku dan menjadi penggenap agamaku dan pastinya menggenapkan rinduku.

Ah rasanya sudah tak sabar menanti waktu itu tiba, dimana aku menjadi pelengkap tulang rusukmu yang selama ini selalu kau cari dan kamu menjadi pundakku untuk bersandar saat dunia tak selalu menawarkan bahagia dan saat dunia menampilkan senyum pura-puranya, tapi aku punya kamu yang akan selalu menghiburku dan akan selalu berama hingga kita menua bersama. Dan kuharap waktu yang indah itu tak lama lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fans cilok garis keras