Senyumku Pun Turut Ikhlas Melepaskan Kita

Ikhlas adalah belajar bagaimana kita harus merelakan apa yang memang tidak menjadi hak atau hal yang memang tidak bisa seutuhnya untuk kita miliki. Ikhlas adalah bagaimana cara kita melepaskan seseorang yang memang tidak di takdirkan untuk kita tetapi, pernah menghabiskan waktu bersama dengan kita, entah itu sehari, sebulan, bahkan menahun. Sebab tidak selamanya apa yang kita inginkan akan sesuai dengan harapan kita.

Advertisement

Kita memang pernah bersama dulu, menghabiskan waktu bersama baik dengan cerita hal yang penting hingga dengan cerita yang konyol sekalipun. Aku memang pernah berharap agar kebersamaan kita tak hanya dalam waktu singkat saja, tetapi berlangsung lama. Hingga kita bisa menceritakannya kepada anak-anak kita kelak. Tapi aku sadar tak baik jika aku berharap dengan ciptaan Tuhan, sebab yang tau akhir cerita ini adalah Dia yang maha pemilik segalanya. Karena dari banyak yang tak terduga, mungkin kaulah terujung dari sebuah ketidakpastian.

Kau dan aku mungkin hanyalah pertemuan tak sengaja yang Tuhan ciptakan untuk kita, agar ketika pulang kita dapat memilih jalan yang memang menjadi tujuan akhir bukan persinggahan sementara. Ke manapun aku beranjak, di manapun aku berpijak, juga bagaimana pun kita berjejak, pulang adalah memeluk ingatan yang lalu sempat kita lupakan karena pulang adalah jalan lurus menuju tempat yang di mana seharusnya kita berada. Kini kita yang dulu telah berbeda kembali menjadi aku dan kau yang nyaris tak ingin kembali saling menyapa. Taukah kau apa yang kubenci dari sebuah perpisahan? Yaitu ketika kita yang dulu selalu ingin meluapkan semua kejadian yang kita lalui berubah menjadi malam yang senyap hingga satu sama lain tak ingin saling kenal.

Pulang adalah cara bagaimana kita sudah mampu untuk saling melepaskan dan mengikhlaskan apa yang memang sudah tidak dapat untuk kita harapkan membaik seperti sediakala. Ketika aku datang berarti sudah seharusnya aku membutuhkan pulang dengan tanpa banyak penghalang seperti rindu yang juga sedang menggebu dalam dada. Ingin segera kuluapkan, tapi sadarlah semua sudah berbeda, bukan waktunya untuk merindu. Karena mungkin dia adalah bukan orang yang tepat untuk membalas rindu yang tak sempat terluapkan.

Advertisement

Takkan pernah hilang janji-janji kita yang dulu pernah kita buat bersama, hanyalah mimpi indah kita yang mulai pudar. Semua berakhir seperti tiada yang kita harapkan lagi. Kini sudah kulepas semua mimpi indah yang pernah kita buat walau akhirnya semua akan pudar. Kau dan aku kini hanyalah sisa-sisa perasaan yang belum sempat terluapkan karena persaan yang kini cukuplah seperlunya saja.

Ini memang bukan waktu yang tepat untuk mengukir perasaan kembali dan menyampaikan rindu yang belum terselesaikan, tetapi adalah saat dimana ku harus tersenyum ikhlas menyaksikan perpisahan kita yang mungkin tak pernah kita pikirkan (dulu).

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hamba Allah yang terus berusaha memperbaiki diri | Lagi belajar nulis | Follow Ig : Lidiasyahfitri28 | Twitter: Lidiasyahfitri2