Manusia, makhluk yang katanya paling sempurna dengan diberikannya akal oleh Tuhan. Makhluk yang katanya diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan menjadi khalifah bagi bumi, yang ternyata seiring berjalannya waktu malah menjadi sumber utama kerusakannya. Ya itu dia manusia, kita, yang mungkin kadangkala berjalan congkak dengan dua kakinya diatas bumi, menganggap bahwa kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang terbaik.
Seperti makhluk hidup lainnya, manusia juga punya fase-fase pertumbuhan, fase dalam kandungan, dilahirkan di dunia sebagai bayi yang masih suci, lalu beranjak menjadi anak-anak dan kemudian beranjak dewasa. Kita yang katanya merupakan hasil dari pergelutan untuk membuahi indung telur sehingga katanya yang berhasil dilahirkan adalah yang spesial, juara bertahan dari pertarungan, katanya.
Tapi kali ini bukan fase seperti itu yang ingin saya bahas. Ada fase-fase yang lain, fase dimana seseorang mulai menyadari bahwa dunia itu tidak sebaik yang ada di pikirannya, fase ketika seseorang mulai menyadari bahwa semua yang ada di dunia itu fana atau fase ketika seseorang mulai insecure, menyadari bahwa dirinya bukan apa-apa di dunia ini. Fase dimana seseorang mengalami krisis kepercayaan diri dan jati diri. Fase ketika menyadari bahwa dia sedang tidak baik-baik saja, dan ya itu wajar, tidak mengapa.
Fase pendewasaan, katanya. Tanpa melalui itu seseorang tidak akan pernah benar-benar dewasa. Ada kalanya seseorang menumpahkan rasa lewat sosial media karena dia sedang berada di fase rapuhnya dan tidak memiliki seseorang pun untuk bersandar sehingga akhirnya menumpahkan perasaannya ke media sosial. Bukan berarti dia tidak dewasa, tapi selalu ada alasan mengapa ia melakukannya. Mengerti bahwa setiap hal yang dilakukan seseorang selalu ada alasannya adalah hal yang harus kita lakukan.
Ada kalanya seseorang merasa dirinya tidak berguna dan tidak bisa apa-apa. Ada kalanya seseorang merasa dirinya tidak layak dicinta. Ada kalanya seseorang merasa tidak ada seorang pun yang bisa mengerti dirinya. Apapun, itu wajar untuk terjadi, karena perkembangan emosi adalah suatu hal yang dibutuhkan dalam kematangan dan kedewasaan. Fase kedewasaan butuh banyak hal yang di antaranya adalah kematangan emosi dan tanpa insekuritas dan krisis kepercayaan mungkin kita tidak akan menggapainya.
Pergantian fase adalah hal yang tak terelakkan, semua akan mengalaminya, semua, dengan waktu yang berbeda, dan tugas kita adalah melaluinya dengan baik, sesuai kapabilitas masing-masing. Ada kalanya kita mungkin akan benar-benar merasa worthless, but it's okay. Semua perasaan dan emosi itu adalah benar adanya. Tugas kita mengakui dan menerima perasaan tersebut dan menjalani fase tersebut demi kematangan emosi kita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”