Ibu, apa kabar ibu di sana?
Aku yakin Ibu tentunya sudah bahagia di tempat Ibu berada saat ini, yaitu adalah surga.
Kepergianmu meninggalkan kekosongan yang tidak terjelaskan, banyak hal yg dipikirkan namun sulit untuk diungkapkan. Namun yang paling tidak tertahan adalah RINDU.
Tidak peduli dimana dan dalam situasi apa, bahkan tidak peduli di keramaian sekalipun. Kalau membicarakan atau mendengar atau mengingatmu, ya pasti rindu. Sehingga terkadang aku harus pintar-pintar menyembunyikan emosi dan air mata ini.
Ibu… sudah hampir 6 tahun rasanya kita tidak bertemu.
Ibu benar-benar pergi meninggalkan aku untuk selama-lamanya.
Ibu… anakmu ini rindu. Anak yang 6 tahun lalu masih kau suapi jika makan, yang selalu kau ambilkan baju ketika selesai mandi, yang kau buatkan susu ketika hendak pergi ke sekolah, yang kau selalu tanyai ketika pulang sekolah, yang kau ceritakan dongeng, fabel, maupun legenda ketika ingin tidur.
Ibu… aku rindu. Saat ini masih sulit aku bisa menerima kepergianmu untuk selama-lamanya, sepi rasanya dunia ini tanpamu. Termenung sendiri mengingat akan canda tawamu, nasihat-nasihatmu, pelukanmu, belaian lembut serta kasih sayangmu yang begitu tulus, dan aku rindu itu.
Ibu… aku rindu. Aku rindu perlindunganmu di saat ketakutan menghampiriku, aku rindu ketenangan jiwa yang kau berikan di saat aku resah maupun gelisah, aku rindu kasih sayangmu dan kesabaranmu saat merawatku di kala sakit menyerangku, kini ku rasakan tak ada lagi yang jauh lebih besar dari siapapun di dunia ini selain dirimu.
Ibu… aku rindu. Apakah kau bisa mendengar jeritan ku ini? Jeritan anakmu yg merindukanmu, jika kau mendengarnya, datanglah dalam mimpi indahku, berilah ketegaran untukku melaluinya agar aku bisa selalu tersenyum seperti senyum mu yang tulus itu.
Ibu kau ajarkan aku untuk bermimpi dan berbuat, kau ajarkan aku jadi yang terbaik dan terkuat, dan kau juga menyuruh aku untuk menangis ketika aku tak lagi mampu menahannya.
Saat ini aku hanya bisa memanggilmu "ibu" di saat aku sedih.
Aku hanya bisa memanggilmu "ibu" di saat aku kehilangan arah.
Aku hanya bisa memanggilmu "ibu" di saat aku berada dalam situasi ketakutan ataupun kesepian.
Namun ketika malam datang, ia justru menjelma membuat aku banyak berpikir akan kehidupan ini dan kerinduanku pun semakin menyiksa. Siapa? Dimana? dan bagaimana aku harus menyandarkan semua keluh kesah hidup ini?
Serta kini baru juga aku rasakan dan sadari betapa beratnya dan berartinya kehidupan ini.
Apalagi itu semua harus ku lalui tanpa sosokmu, Ibu.
Seberapa banyak tulisan ini dimuat.
Tak akan ada yang bisa mewakili betapa merindunya aku dengan kehadiranmu di sini, Ibu…
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”