Setelah kepergian yang menyisakan tanya dan sisa-sisa yang sia-sia memanglah berat. Terlebih hanya diri sendiri yang menanggungnya. Kadang diri yang sedang jatuh ini masih mencoba mengingat-ingat kebaikannya. Meskipun kadang terhapus oleh kepergian dan kesalahan yang tak termaafkan.
Terlalu baik pada seseorang yang jelas-jelas meninggalkan sisa-sisa kehancuran memang ternyata salah. Hingga waktu menuntun untuk mengerti bahwa tak boleh juga menyisakan dendam yang hanya membuat semuanya makin sia-sia terlebih kepada diri sendiri. Membenci kepada satu bukanlah cara untuk menghapus ribuan kesalahan.Â
Dari satu orang saja, mengapa tumbuh ketidakpercayaan kepada banyak orang? padahal Mereka yang lain itu tak sama, tak serupa dan berbeda. Wajah, suara, kisah, cerita yang akan dibawa, masa depan semuanya berbeda. Agak konyol dan naif jika memandang semuanya akan sama saja.
Setelah bangkit, tiba-tiba tersadar bahwa mungkin belum saatnya untuk mencari pengganti. Padahal mengganti cerita lama dengan yang baru, mengusir kesepian dan bersiap untuk kisah yang baru adalah tujuan setiap orang yang sama mengalaminya. Hingga waktu berjalan ternyata memang belum saatnya membutuhkan siapapun yang menemani beriringan.Â
Sekarang, semua hanya membutuhkan kedewasaan dalam menyikapi cerita lama yang sudah tertutup. Untuk tidak membukanya kembali, membacanya lagi dan lagi ataupun melihatnya kembali. Berpesan kepada diri sendiri untuk berhati-hati dalam memulai, sebaik mungkin untuk menjalani dan sekuat mungkin untuk mempertahankan.Â
Saat sedang belum memulainya kembali memang terasa mudah untuk dipahami. Sangat berbeda ketika sudah memulainya. Karena ini bukan soal satu orang saja, ini soal dua orang yang berbeda. Bisakah memahaminya? alasan keraguan pada diri sendiri dan yang nantinya menemani jelas adanya.Â
Teruntuk siapapun nanti, tolong lebih baik darinya. Salahkah jika berharap seperti itu? setiap orang punya ekspektasi terhadap siapapun di sisinya bukan? Memilih yang terbaik bagi diri sendiri bukanlah soal standar saja.
Memilih seseorang kembali bukanlah atas dasar keinginan harus begini dan begitu saja. Memutuskan bersama bukan berarti harus menuntutnya melulu. Hanya satu keinginan saja untuk saat ini, yaitu bisakah yang selanjutnya hadir agar lebih baik dari yang sebelumnya?
Sudah lelah terasa untuk mencari lagi, bertemu lagi dan menjalani kisah kembali. Tapi untuk yang selanjutnya, supaya ini yang terakhir untuk melabuhkan pencarian. Supaya ini juga menjadi yang terakhir untuk memulai kembali kisah yang baru.
Lembar-lembar baru akan tertulis satu per satu, halaman per halaman dan kisah yang berbeda pun akan segera digoreskan. Haruskah berbeda dengan yang lalu? jelas saja, bukan tentang menjalaninya tetapi berbeda di akhirnya. Jika sebelumnya terhenti, saat ini yakin untuk yang selanjutnya akan abadi.
Siapapun dirinya, tidak berharap lebih untuk seperti apa dan ingin bagaimana. Tidak banyak kata-kata terucap ketika sudah menemukan yang lebih baik dari sebelumnya kecuali hanya ucapan rasa syukur.
Untuk siapapun yang hadir nantinya, tenanglah bahwa ini adalah permulaan baru. Berjanji untuk tidak akan lagi ada kata perpisahan memang mudah. Namun melakukannya adalah bukti bahwa siapapun akan menjadi yang terbaik nantinya. Sulit ya? memang benar. Tapi tenang saja karena menjalaninya dengan berdua bukan hanya sendirian.Â
Setiap orang tahu bahwa memulai lagi tidaklah mudah. Masa lalu juga kerap menghantui dengan kegagalan-kegagalan. Tapi satu hal yang pasti, harapan yang terbaik akan mendorong kepada perubahan dari yang sebelumnya.
Memang kadang beberapa orang harus terluka dahulu sebelum Ia memulai yang lebih keras nanti. Penting untuk tahu bagaimana cara menghindari luka, bagaimana menyembuhkannya ketika nanti terluka lagi dan mengetahui dengan siapa yang bisa melupakannya.
Teruntuk siapapun itu nanti, semoga lebih baik darinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”