Pasrah di sini yaitu melepaskan segala keputusan hanya kepada Tuhan. Ketika kita sudah usaha semaksimal mungkin entah dalam tugas kuliah, pekerjaan, bahkan menemukan jodoh sekalipun. Munculnya stress, depresi karena tanpa sadar kita memikirkan dan mengkhawatirkan segala sesuatunya sendirian. Padahal tidak harus seperti itu, dengan memasrahkan apa yang sudah kita usahakan menyisakan kelegaan, keikhlasan bahkan kenyamanan diri.
Ketika hati sesak, tidak enak, merasa ada yang mengganjal, coba tarik napas dan keluarkan perlahan sambil bersyukur. Jangan lupa libatkan Tuhan setiap dada kita sedang bergemuruh, entah karena masalah sekolah, pekerjaan atau bahkan masalah di rumah. Dosen psikologi saya pernah bilang kurang lebih seperti ini
"Klien ibu, banyak yang terlalu overthingking dengan hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan, lalu timbulah gangguan-gangguan mental yang seharusnya tidak ada di dirinya."
Dia seakan ke-triggering dengan pikirannya sendiri. Tidak tahu harus bagaimana, bingung, sendirian, tidak ada teman cerita, kalaupun ada tidak mengerti dia, tugas banyak, tuntutan banyak, akhirnya apa? Sedih sendiri, murung, lama-lama berusaha "baik-baik saja" padahal nggak. Hidup seperti mayat hidup. Mati segan, hidup engga mau. Apalagi ditambah tanpa sepengetahuan dia, dia memiliki gen/keturunan dari orang yang memiliki gangguan mental, seperti balon meletus jadilah dia memiliki gangguan mental tersebut. dan sebab pertama karena apa? PIKIRAN.
Cemas atau khawatir dengan hal yang belum terjadi itu wajar yang tidak wajar itu memikirkan hal tersebut tidak selesai-selesai. Yang memiliki otoritas sama pikiran kita siapa kalau bukan kita sendiri? Orang lain? engga. Orang lain hanya membantu, membantu kita memecahkan masalah, membantu di samping kita sambil mendengar ocehan kita, walau banyak dari mereka tidak paham dengan apa yang kita maksudkan. Kabar baiknya mereka tetap memberi respons, menawarkan tempat cerita.
Masalah psikologis manusia berawal dari pikiran, karena pikiran adalah pintu gerbang kita menjadi manusia yang sehat mental ataupun sebaliknya. Jadi pilihannya ada di tangan kita sendiri. Selesaikan masalah kita dengan cinta. Walaupun itu tidak mudah. Karena kabar buruknya, hidup tidak menawarkan kemudahan bagi kita.Â
"Kalau tidak kuat, bilang tidak kuat terus berhenti. Jangan sok kuat, akhirnya menghancurkan diri sendiri"Â
Kalau sudah enakan balik lagi, cari jalan yang membuat kamu enak, walaupun aku yakin tidak ada jalan seperti itu di dunia. Karena mental kita berbeda. Pilihlah yang sekiranya mental kita bisa hadapi. Jangan terlalu memaksa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”