Semakin Dewasa, Kamu Akan Menyadari Bahwa Kebahagiaan Diciptakan Diri Sendiri

Bahagia diciptakan sendiri

Semakin bertambahnya usia, kamu akan semakin bertanya-tanya tentang apa itu bahagia. Diciptakan atau menciptakan? Aku sendiri atau dia? Apakah pantas atau tidak pantas? Sekarang atau nanti, tunggu dia datang? Segala macam bentuk pertanyaan merasuki kepalamu. Namun seiring bertambahnya usia dan berlalunya waktu, kamu akan paham tidak ada yang bisa memberimu bahagia. Tidak. Tidak ada yang sanggup, kecuali dirimu.

Advertisement

Pada hakikatnya, bahagia itu diciptakan dan kita sendiri yang menciptanya. Entah bagaimana, tapi raga akan tahu dengan sendirinya bahwa kamu sedang merasakannya. Boleh jadi bahagia itu hadir hanya karena hal sepele yang kamu lakukan semenit ke belakang atau barangkali tindakanmu di masa lalu.

Banyak dari sebagian kita merasa bahagia karena hal-hal kecil di luar dugaan, seperti berjalan di atas rumput tanpa alas kaki atau mandi hujan di tengah halaman dan keduanya mampu membawamu ke memori di masa kecil yang sangat menyenangkan nan menenangkan. Lalu segurat senyuman melekat di bingkai wajahmu menandakan ada rasa senang hadir di dalam hatimu.

Sejatinya, kebahagiaan ada pada dirimu. Kamu yang mencipta dan kamu pula yang menikmatinya. Berhentilah memohon dan mengemis kebahagiaan dari orang lain. Itu hanya membuatmu semakin ketergantungan dan tampak menyedihkan.

Advertisement

Berhentilah berharap bahagia apabila memiliki pujaan hati. Dia tak selamanya membuatmu merasa nyaman dan tentram. Adakalanya di suatu kesempatan, dia hanya bisa mencipta luka apabila kamu terus-menerus merengek dan mengiba. Apakah kamu akan bertahan dengannya, sedangkan hatimu porak-poranda? Tidak, kan?


Karena kamu milikmu seutuhnya.


Advertisement

Hari ini, kamu punya kuasa penuh atas dirimu. Kamu yang memutuskan apakah akan bahagia atau memilih terluka. Kamu yang menentukan arah hidupmu, berjalan atau berlari. Kamu pula yang mengakhiri cerita hidupmu, suka atau duka.

Jadi, berhentilah mengharap, memohon, mengemis, merengek maupun mengiba. Itu sangat menggelikan. Sekarang, buka mata lebar-lebar dan jalani sisa waktu dengan penuh semangat. Rengkuh kebahagiaanmu, gapai mimpi-mimpi, dan genggam erat apa yang telah kamu miliki dengan tanganmu sendiri. Selalu bersyukur tentang apa yang telah kamu lewati, meski banyak hal yang melukai. Selalu berterima kasih pada diri, bahwa dia tetap tegar menjalani hari-hari dan berdiri tegak meski tersakiti.

Hidup hanya sekali. Sangat amat sia-sia jika kamu hanya bergulat dalam derita nestapa. Kamu pantas berbahagia, maka nikmatilah waktu tersisa dengan bijak dan ceria.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis

Editor

Not that millennial in digital era.