Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Inilah Kisah Nyata Sakitnya Dua Kali Diselingkuhi Orang Tercinta

Selingkuh sebuah penyakit

Aku pernah merasa menjadi wanita paling bahagia. Aku punya keluarga yang utuh, aku punya banyak teman dan aku punya pasangan yang humoris, pemain marawis. Tetapi, itu semua aku rasakan sebelum pengkhianatan itu terjadi dan karena pengkhianatan hidupku hancur.

Advertisement

Ayahku menikah lagi bertepatan dengan hari pernikahanku. Hatiku remuk saat mengetahui, aku kehilangan sosok Ayah yang dulu sangat dekat denganku. Dan yang lebih membuat hatiku hancur bahkan sangat hancur, saat mengetahui suamiku selingkuh.

Iya…seperti sudah jatuh lalu tertimpa tangga.

Suami yang aku pikir bisa menjadi sosok Ayah buatku, yang bisa menjagaku, yang tulus untukku ternyata di belakangku dia masih berkhianat dengan wanita yang sama. Wanita yang masuk ke hubungan kami sebelum pernikahan tetapi karena aku sangat mencintainya aku tetap ingin menikah dan berpikir dengan menikah dia pasti akan berubah dan akan meninggalkan wanita itu untukku.

Advertisement

Satu bulan menikah, Allah memberiku seorang momongan. Pada saat aku hamil, suami jarang sekali ada di rumah lebih mementingkan kepentingannya di luar bahkan pulang kerja bisa sampai larut malam atau tidak pulang dengan alasan lembur di kantor atau ketiduran di kos temannya (entah itu benar atau tidak) dan itu terjadi setiap seminggu 2x.

Setiap malam atau menjelang subuh aku keluar rumah demi mencari "Di mana suami ku, aku sedang hamil, kenapa ponselnya selalu tidak aktif setiap di atas jam 9 malam" . Hatiku berkata seperti itu sambil menangis berjalan menelusuri jalanan sepi tanpa ada rasa takut dan itu terus aku lakukan setiap malam demi mencarinya untuk pulang.

Advertisement

Sampai suatu ketika dia jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit, aku menemani dia sampai aku izin cuti kerja demi suamiku. Aku menyuapinya, aku pulang pergi naik angkot dalam keadaan hamil demi menemaninya tetapi beberapa hari kemudian ketika dia sedang tidurAku mendapati chat Line dia bersama wanita itu ber-AKU-KAMU, kangen-kangenan dan saling berkirim foto.

Aku marah, aku mau cerai saja pikirku… tetapi aku terus memikirkan anakku. Aku harus bertahan siapa tahu setelah anak lahir bisa lebih setia. Dia meminta maaf dan meminta diberi kesempatan lagi walaupun hatiku teriris. Dari kejadian itu, aku menjadi dingin karna rasa tidak percayaku muncul.

Aku membiarkan mereka berselingkuh pikirku "Sampai mana sih dia terus selingkuh, mungkin suatu saat Allah menyadarkannya, aku kasih kesempatan lagi untuknya"… Iya aku memang bodoh tapi ini semua karena aku juga masih mencintainya walaupun rumah tangga kita tidak harmonis.

Dan tiba saatnya aku melahirkan anak laki-lakiku. Dia memang menemaniku selama berjalannya operasi sesar tetapi setelah operasi beberapa hari aku sudah ditinggal pergi ke luar. Dan pada saat jadwal waktunya aku pulang ke rumah, tanpa sengaja dia tertidur. Aku mendengar ponselnya ada panggilan masuk dan ternyata aku angkat suara wanita itu lagi aku sakit. Sangat sakit…

Bukan hanya jahitan di perutku tetapi hatiku teriris karna masih dalam keadaan terbaring di rumah sakit setelah lahiran. Aku membiarkan itu semua karena lagi merasakan jahitan sesar dan rasa pusing lepas dari infusan dan tidak mau ribut. Sampai keesokan harinya ada panggilan masuk lagi dan aku angkat wanita itu lagi berkata "Hallo assalamu'alaikum sayang, kamu dimana?" Sontak aku maki-maki wanita itu "Jangan ganggu rumah tangga gue" lalu wanita itu menutup teleponnya. Aku bertengkar lagi, pertengkaran itu terus terjadi. Suamiku terus menyiksa batinku.

Pikirku, "Ini rumah tangga sudah tidak sehat lagi. Aku sudah memberi kesempatan berulang kali untuk dia berubah. Namun, dia tidak berubah. Ya sudah , biar aku saja yang berubah dengan cara yang baik pastinya".

Aku keluar dari kontrakan itu, aku pulang ke rumah orang tuaku dengan membawa anakku yang masih berusia 3 bulan. Lalu, tiba-tiba orang tuanya (mertuaku) datang ke rumahku meminta aku untuk kembali dengan anaknya karena katanya dia mengamuk dan kesurupan. Lalu, aku mengiyakan saja demi anakku dan lagi-lagi karena aku masih mencintainya.

Aku kembali ke kontrakan itu bersama anakku menemuinya. Benar saja dia mengamuk banyak barang-barang yang dihancurkan tetapi anehnya hanya barang dia saja yang tidak hancur (masih rapih). Baju-bajuku, laptop dan barangku semua dibuang. Apakah itu yang namanya kesurupan? Memilih barang untuk dihancurkan?

Keesokannya aku tertipu. Lagi-lagi aku menemukan pesannya dengan wanita itu, foto-foto mereka, dan videonya dengan wanita itu lagi. "Astaghfirullah.." jantungku berdetak kencang. Aku telah dibodohi. Aku memutuskan untuk membuang jauh-jauh perasaan ini. 

Aku keluar dari kontrakan itu lagi membawa anakku, yang pada saat itu berusia 5 bulan. Aku pisah ranjang selama 2 bulan dan mengambil keputusan untuk cerai. Aku sudah menggugat tetapi aku batalkan gugatan cerai itu karena dia berusaha merayu untuk rujuk kembali dengan syarat pakai surat perjanjian dengan membawa orang tuanya sebagai saksi dan tidak akan mengulangi kesalahannya.

Setelah rujuk, aku dan dia tinggal kembali di rumah kedua orang tuaku. Aku terus minta kepada Allah "Ya Allah, tunjukkan jalan lurus-MU, jauhkanlah wanita itu dari rumah tangga kami dan beri aku petunjuk jika dia belum benar-benar tulus." Dan benar saja baru 2 bulan aku rujuk, dia selingkuh lagi.

Wanita itu menghubungiku dan memberi bukti bahwa suamiku masih menjalin hubungan. Aku mulai murka di sini.  Aku mengusir suamiku untuk pergi dari rumahku. Lalu, dia pulang ke rumah orang tuanya dan membawa semua barang-barangnya.

3 bulan lebih aku pisah ranjang lagi setelah rujuk. Aku memikirkan matang-matang keputusan apa yang harus aku ambil: bertahan atau cerai? Karena orang tuanya membelanya terus, seolah tidak percaya anakknya berselingkuh dan menyalahkan aku yang katanya terlalu cemburuan dan suka mencari masalah sama suami. Astaghfirullah .. biar Allah saja yg buka mata hatinya dan kebenaran yang ada.

Saat anakku berusia 12 bulan, aku memutuskan untuk benar-benar mengggugat cerai untuk kedua kalinya. Aku memintanya untuk bercerai baik-baik karena aku ingin prosesnya cepat dan aku benar-benar ingin lepas darinya. Alhamdulillah, sidang 1 lancar.. sidang ke 2 putusan akhir. Aku sah bercerai dengan membawa anakku. Dan setelah cerai sampai saat ini dia masih berpacaran dengan wanita itu🙂. Aku sudah ikhlas membiarkan mereka bersama, aku percaya Allah itu adil dan ada balasannya kelak.

Alhamdulillah, aku bisa merawat anakku. Saat ini anakku jalan 3 tahun. Anak yang ceria, tampan, dan manis sekali. Masya Allah juga, aku sudah mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dan sayang sama anakku.

Hikmah Allah luar biasa INDAH setelah aku jatuh berkali-kali dan aku bahagia sekarang, mudah-mudahan selamanya rumah tanggaku yang kedua ini, terus bahagia bersama anakku. Aamiin💕

Terima kasih, Allah atas pertolongan-Mu yang sudah mengeluarkan aku dari zona tidak nyaman di masa lalu. Aku akan menjaga dan merawat anakku dengan baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.