Self harm atau self injury merupakan perilaku melukai diri sendiri sebagai peralihan atas rasa sakit yang diterima oleh kejiwaan seseorang, tanpa memiliki niat untuk mengakhiri hidup. Meskipun begitu, self harm yang dilakukan secara berulang bisa menjadi awalan suicide. Namun tidak semua self harm berhubungan dengan suicide. Self harm biasanya dilakukan sebagai bentuk pelampiasan emosi yang tidak bisa diungkapkan melalui kata-kata dan bertujuan untuk meredakan ketegangan.
Kata self harm biasa digunakan untuk menggambarkan berbagai perilaku menyakiti diri seperti mengiris atau mengukir pada permukaan kulit menggunakan pisau, mengkonsumsi obat-obatan hingga overdosis, membenturkan kepala ke dinding, menjambak rambut secara agresif, membenturkan diri hingga memar dan terjadi pendarahan, membakar dan menanamkan benda ke dalam kulit, dsb. (Whitlock, 2009 Ee & Mey, 2011). Mereka yang melakukan self harm tidak akan berhenti pada satu kali percobaan, mereka cenderung akan melakukannya secara berulang.
Pemicu self harm sangat beragam dan berbeda-beda pada setiap orang, umumnya orang-orang melakukan self harm karena stres, trauma, dsb. Beberapa orang melakukan self harm disebabkan oleh trigger yang tanpa sengaja diterimanya melalui media sosial yang mengunggah aktivitas self harm. Hal ini disebabkan oleh efek peniruan atau modeling. Modeling adalah bentuk peniruan yang dilakukan seseorang dalam perilaku mereka. Pemaparan pada media tersebut memiliki kontribusi terhadap perilaku agresif yang dimunculkan oleh seseorang.Â
Dalam buku Clinical Topics In Child and Adolescent Psychiatry (2014), perilaku self harm dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Self injury: Dimana seseorang dengan sengaja melakukan penyayatan atau cutting, mengkonsumsi sesuatu yang tidak seharusnya dimakan, menusuk diri menggunakan benda tajam, membakar diri, dsb.
2. Self poisoning: Dimana seseorang dengan sengaja mengkonsumsi obat-obatan yang tidak sesuai dengan dosis (overdosis), menelan zat kimia beracun, dsb.
Ada beberapa alasan ketika seseorang memilih mengalihkan rasa sakit di kejiwaan mereka dengan perilaku self harm, diantaranya yaitu:
1. Perasaan-perasaan negatif yang mendorong mereka melakukan self harm, dengan perilaku ini mampu membantu meredakan emosi dan membuat mereka merasa lebih baik.
2. Perasaan bersalah yang membuat seseorang merasa bahwa melakukan self harm adalah jalan terbaik bagi mereka untuk menebus kesalahan dan kegagalan.
3. Ketika sudah melakukan self harm, akan timbul perasaan adiksi atau kecanduan yang membuat mereka cenderung melakukan self harm berulang kali.
4. Agar bisa mendapatkan perhatian dari orang-orang disekitarnya.Â
Menjadi sebuah alasan atau sebab agar seseorang dapat bergabung dalam suatu komunitas. (Whitlock, 2009 Zetterqvist, 2015 Jans dkk, 2012 Wilkinson dkk, 2011).
Perilaku self harm juga dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor keluarga, faktor ekonomi, traumatis yang dialami oleh individu, kurangnya komunikasi dan kehangatan dalam keluarga, permasalahan yang terjadi di lingkup pertemanan dan percintaan, dsb.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”