Sendiri berkutat dengan cermin sambil bernegosiasi. Kalau saja, dan kalau saja. Mungkin Aphrodite sedang tak ingin berkawan atau malah membuat ini dengan sengaja. Masa pulih yang tak tuntas seakan membuatnya tertawa kegirangan. Jika kemarin rasanya akulah yang paling mengerti soal menyayangi diri sendiri, maka sekarang akulah satu-satunya manusia yang pandai membuat tumbang diri.
Suara sumbang burung gereja mengiringi suasana langit yang sedang tak baik-baik saja. Bukan, aku yang tidak baik-baik saja. Kalau ranting pohon akan menangis ditinggal daun bersama angin, maka aku juga ikut jatuh merasakan sendunya. Serapuh dan sehancur abu yang sejujurnya tak ingin dimakan api. Mungkin kalau isi semesta hanya suka dan cita, dunia ini tak akan seimbang, begitu katanya.
Selesaikan masa lalumu, sebelum mencoba memulai denganku. Andai aku sempat mengatakannya. Ketika aku dan kamu usai, bahkan sebelum ada kita untuk memulai. Sungguh pahit dan tiba-tiba. Terlambat kumenyadari bahwa saat pilihannya iya atau tidak, jawabannya adalah tidak. Karena jika kau sungguh, kau tak akan membuatkan pilihan di ataranya. Mungkin kau lupa, aku juga punya rasa.
Setidaknya ucapkan salam dan terimakasih karena sempat menyapa di kala pelarianmu darinya. Aku pun hendak berterimakasih, telah membuatkan trauma baru di masa ini. Saat kau tahu pengalamanku soal hubungan tak pernah beruntung, ternyata kau ada niat menjadi bagian darinya. Sungguh amat ironi bagiku yang kau jadikan pilihan yang tak pernah sepadan dengannya. Dia, dari masa lalumu yang kau sambut dengan senyuman sampai takut membuatnya kecewa. Lagi-lagi mungkin kau lupa, di sini aku yang kecewa.
Terimakasih atas waktu yang singkat namun mampu buatku jatuh. Meski bukan di tempat yang sama, namun rasanya tetap seperti dipukuli realita. Luka yang belum sempat sembuh, sudah kau taburi garam. Memang salahku yang kau minta buka hati dan perlahan kuturuti. salahku yang tak hati-hati.
Ternyata betapa tidak menyenangkannya tumbuh dewasa. Menerima yang tak kau minta, melepaskan yang kau harapkan. Kalau benar semuanya akan berlalu, mungkin aku sudah duduk manis menunggu waktu bersiap diri mengubah semuanya ke nomor halaman baru. Tapi bukan begitu cara kerjanya. Semesta biarkan ini dirasa sambil memohon kepada diri sendiri. Ampuni ia yang tak akan pernah kujadikan lagu bahagia. Lepaskan rasa untuknya yang pernah menjadikanku pilihan. Biarkan cerita ini tertumpuk oleh lembar kertas yang tak akan pernah kubaca lagi.
Untukmu Tuan, semoga tak ada lagi hati yang kau patahkan.
Dariku, yang pernah menjadi salah satunya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”