Cinta itu ibarat satu keping logam, satu sisi memberikan suka, dan sisi baliknya memberikan luka. Kedua sisi tersebut datang sesuai porsinya. Cinta tak selamanya tentang anugerah dari yang maha kuasa, bisa juga menjadi cobaan yang menguji kekuatan dan ketangkasan hambanya. Khususnya ketika cinta itu harus pergi, direnggut oleh takdir.Â
Kurang lebih sepuluh tahun aku berjuang untuk mendapatkanmu. Berjuang menggapai mimpi, agar mimpiku dapat kita nikmati berdua. Namun sayangnya, kau memilih menyerah di tengah jalan, di saat aku benar-benar membutuhkan dukunganmu. Hingga akhirnya aku tersadar, yang sakit itu bukan harus berpisah dengan yang tak sejalan, namun melepas pergi orang yang telah kita anggap sejalan, namun akhirnya memilih berbeda jalan di tengah jalan.Â
Aku mencintaimu sederas hujan, namun kau memilih untuk menggunakan payung dan pergi dengan pria lain untuk menghindar. Mungkin saja aku terlalu mencintai manusia, hingga Tuhan pun cemburu dan memberiku luka.
Mungkin sudah takdirnya begini. Semesta hanya menakdirkan kita berjumpa, tanpa harus menyatukan kita. Hingga pada hakikatnya, bagian kita hanya pada bagian berjuang saja, sedangkan keputusan absolut sudah berada pada tangan yang kuasa. Tersenyum sambil menahan luka adalah hal yang menimbulkan kebanggaan sekaligus rasa sakit. Bangga karena mampu berbesar hati dan sakit karena tak sempat menunjukkan bagaimana cara kita memperlakukannya sebagai sosok yang berarti.Â
Engkau kemarin pamit untuk pergi meninggalkan cinta. Maafkan diriku yang terlalu banyak berjuang, namun belum berani untuk melamar kata cinta menuju hadapan kedua orang tuamu. Aku terlalu pengecut untuk meminangmu, hingga akhirnya harus menelan pil pahit saat orang lain telah lebih berani melamarmu. Aku yang berjuang keras, terkalahkan oleh pria yang jauh lebih berani. Kini aku tersadar, cinta tak hanya butuh perjuangan, melainkan keberanian untuk berjalan menuju terowongan yang lebih serius.
Untuk dirimu yang telah meninggalkanku untuk menikah,
Kini aku sadar jika berjuang keras tanpa berani melamarmu adalah perjuangan yang sia-sia. Terkadang dunia sebercanda ini, aku yang dibuat jatuh hati, tetapi orang lain yang ditakdirkan untuk memiliki.Â
Manusia sebagai insan yang lemah, memang hanya bisa berencana. Sisanya, Tuhan yang selalu memiliki andil terbesar dalam menentukan takdir hidup. Manusia bisa berjuang hingga berdarah-darah, namun jika Tuhan tak berkehendak, manusia yang lemah hanya bisa menyerah pasrah. Sekeras apapun kita berdoa, sekuat apapun doa itu terdorong ratusan malaikat surga, jika Tuhan tetap tak memberi izin, itu semua tidak akan terwujud. Tuhan punya andil untuk seluruh skenario novel kehidupan ini.Â
Jodoh memang sebuah misteri dari yang Maha Kuasa. Perjuangan yang dilakukan sekeras apa pun, jika tuhan tidak berkehendak, maka semua itu tidak akan pernah terjadi. Saat dulu sedang memperjuangkan dirimu, aku lupa bahwa doa tak boleh lepas dari sebuah perjuangan. Karena berlari tanpa Tuhan, ibarat memancing ikan di danau kosong.Â
Kini kau telah menjadi milik orang lain.
Dan akhirnya aku mulai berpikir, buat apa perasaan diciptakan jika hanya datang untuk memberi sakit? Buat apa pertemuan tercipta, jika hanya untuk melupa akhirnya?
Kadang semesta terlalu garing dalam membuat humor, datang tiba-tiba padahal sudah tahu jika tak bisa bersama. Namun perasaan masih mampu berdusta, melihat dirimu dengan orang lain, aku masih bisa berbohong untuk tegar dan pura-pura bahagia.
Tidak ada manusia yang ingin berpisah, namun berpisah dan terpisahkan oleh sebuah takdir memang tidak bisa ditolak manusia. Luka adalah niscaya, akan ada pesan khusus dari Tuhan, untuk setiap goresan luka yang tergores di dalam hati. Hujan tak pernah berniat menghancurkan batu di dasar bumi, namun takdir memaksa hujan untuk tetap menjalankan tugas yang maha kuasa. Hingga akhirnya kita tahu, hujan sedang membantu batu untuk menjadi benda yang kuat.
Luka dan memar di hati, kuterima dengan ikhlas. Ku jadikan kenangan untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Luka tak hanya mengingatkan kita akan sedih dan tangis, melainkan sebuah pelajaran penting untuk bisa menjadi orang yang lebih baik, membahagiakan orang lain di masa yang akan datang. Yang pernah terluka, setidaknya akan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama, melukai hati yang lain. Â
Ketika luka membuat seseorang menjadi manusia yang lebih dewasa, dan dengan perpisahan membuat seseorang menjadi lebih bahagia, serta ketika kamu lebih bahagia dengannya daripada diriku, percayalah bahwa aku akan melepas mu pergi bersama dengannya.Â
Karena yang lebih ku pentingkan adalah kebahagiaanmu daripada kebahagiaanku. Kau pantas bahagia, dengan orang pilihanmu. Dan mungkin benar kata orang, Tuhan akan tega mematahkan hatimu, demi menyelamatkanmu dari orang yang salah.Â
Selamat berjuang sayang,Â
Meski perjuanganmu bukan dengan diriku, aku yakin bahwa kau akan jauh lebih bahagia bersama dirinya. Tulang rusuk tidak akan pernah tertukar. Apa yang telah kau doakan dari siang dan malam, sudah terjawab oleh pernikahanmu. Aku senang kau bahagia, meski saat ini harus berpura-pura senang dahulu. Kisah cinta kita, cukup menjadi pelajaran bagi yang sedang berjuang saat ini. Agar mereka tak mengulangi kesalahan ku lagi.Â
Untuk kamu yang terluka,
Kamu sungguh pantas untuk bahagia, sungguh sangat pantas untuk berhenti terluka, sangat berhak untuk tidak merasa kecewa. Untuk semua luka, untuk semua pejuang perasaan yang bertahan sendirian, untuk semua air mata yang jatuh di malam-malam kamu sebelum tidur,
Untuk semua rasa lelah yang tak pernah lelah untuk datang, serta untuk kamu yang tanpa sadar mengucap doa-doa baik dan tulus untuk seseorang yang bahkan tidak sadar akan keberadaanmu, ikhlaslah!
Biarkan waktu yang menyembuhkan luka dan memulihkan apa yang patah dan berserakan. Kita hanya perlu percaya, bahwa apa yang hilang akan tuhan gantikan dengan tiga kali kenikmatan yang jauh lebih baik. Tuhan tidak akan pernah membalas kecewa dengan kecewa. Tuhan Maha aik, untuk semua ciptaan yang ada di jagat raya ini.Â
Semua akan baik-baik saja pada akhirnya nanti. Aku yang pernah menangis karena kau tinggalkan, pada suatu saat akan bangkit dari keterpurukan masa kini. Biarkan aku memakan sesal, biarkan aku meminum racun kesedihan, hingga akhirnya ini semua akan membuatku belajar banyak, untuk bisa menjadi orang yang lebih bahagia lagi di masa yang akan datang. Aku memang terluka, namun aku akan berusaha untuk bisa hidup tanpamu.
Selamat menikah, sampai jumpa di lain waktu, jangan lupa senyumi aku, di saat raga kita telah mendaratkan kaki di kehidupan yang abadi nanti.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”