Di setiap cerita perpisahan akan selalu bersambung dengan kisah pertemuan dan begitulah kisahku. Sebelum bertemu denganmu, aku merasa begitu hampa karena sebuah perpisahan yang kemudian terlupakan karena rasanya menemukan kembali apa yang hilang dalam bentuk yang berbeda. Kamu hadir sebagai pengganti yang hilang, sebagai pengisi yang kosong, dan sebagai pelengkap yang akan melengkapiku. Tentu saja, awalnya tidak selalu mudah untuk menerima seseorang yang baru. Lambat laun rasa percaya semakin tumbuh, bahwa sebenarnya setiap manusia tidak diciptakan sendiri.
Kita mulai berbagi cerita dan kemudian berbagi perasaan, semakin dalam perbincangannya maka semakin dalam hati yang tersentuh. Mulai saat itu aku semakin percaya lagi bahwa kamu adalah seseorang yang diciptakan untukku dan akan terus bersamaku. Hari demi hari, cerita demi cerita, pelajaran demi pelajaran. Kita selalu bersama-sama. Jika aku bisa jujur, semakin dalam perasaan cinta maka semakin dalam juga rasa takut kehilangan. Tapi, lagi dan lagi aku percaya bahwa cerita cinta kita akan berakhir bahagia.
Sampai suatu waktu di situasi yang tidak pernah terpikirkan, kita berpisah. Kamu bersikeras bahwa hubungan kita tidak lagi sehat setelah beberapa masa kritis kita lewati bersama. Kamu berusaha untuk menghentikan perjalanan begitu saja ketika tujuan kita masih belum terlihat, dan meminta bahwa aku tidak perlu berusaha keras untuk melanjutkannya. Yang aku bisa lakukan adalah menerima, walau dalam hati aku merasa seharusnya tidak berakhir dengan perpisahan.
Hari-hari yang tersisa, aku lewati sendirian dan berusah untuk tidak mengingatnya kembali. Semakin aku mencoba untuk lupa, maka semakin juga aku mengingatnya. Hingga tanpa aku sadari sudah berlalu cukup lama untuk dapat aku ingat lagi segala yang telah terjadi, kemudian aku hanya mencoba untuk menyibukkan diri. Aku lupa bagaimana ceritanya, tapi aku masih ingat bagaimana rasanya. Mungkin, aku sudah bisa menerima semuanya.
Tidak pernah ada kata maaf, dan kabar setelahnya. Kamu hilang seperti kabar yang tidak pernah disebarkan, lalu datang dengan selembar kertas yang diberikan teman. Kamu akan menikah. Hari yang terang kemudian berubah jadi hari paling gelap. Hari dimana kamu telah menemukan seseorang dan aku telah kehilangan diriku sendiri. Aku kembali tersadar, bahwa pertemuan akan mengatarkan aku pada perpisahan. Namun, mungkinkan perpisahan ini akan mengantarkan aku pada pertemuan, lagi?
Selamat menempuh hidup baru untuk kamu, yang meskipun bukan denganku. Untukku, selamat mengumpulkan kembali diriku yang hilang dan kembali melanjutkan hidup dengan menerima lapang dada apa yang sudah terjadi. Mungkin, cepat atau lambat aku akan dipertemukan kembali dengan seseorang. Dan mungkin, cepat atau lambat aku akan mengerti bahwa  di dunia ini tidak ada yang selamanya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”