Ku angkat telfon darimu sore itu, notifikasi yang sudah lama tidak pernah muncul di ponselku. Berdebar jantungku mendengar suaramu setelah sekian lama bisu. Otakku menerka nerka, topik apa yang akan kau bahas kali ini. Tiba tiba tangisku pecah ketika ku dengar sapaan apa kabar darimu. Tak sanggup untuk menjawab, ingin ku katakan yang sebenarnya bahwa aku tidak baik baik saja selama ini, tapi yang terucap hanya kebohongan dari mulutku. Ya, aku baik baik saja, sedang mencoba baik-baik saja lebih tepatnya. Besar harapanku kita akan kembali seperti dulu setelah percakapan kita yang kembali tersambung sore itu, tapi harapan itu tidak pernah lagi terwujud.
Sore itu benar benar menjadi hari terakhirku mendengar suaramu, kamu telah memantapkan diri untuk memilih perempuan itu, perempuan yang belum lama hadir dihidupmu. Kepalaku tidak berhenti bertanya, kenapa begitu mudah memilih antara aku perempuan. Aku yang telah bersamamu bertahun-tahun, berjalan dan jatuh bangun bersamamu. Harusnya hal yang mudah bagimu untuk memilihku dibandingkan dengan dia yang belum punya konstribusi apa apa dihidupmu. Pertanyaan itu tak kunjung terjawab, sampai pada akhirnya aku menyadari, bahwa aku memang tidak pernah menjadi pilihan meskipun aku telah lama bersamamu.
Keputusanmu untuk berjalan bersamaku bertahun-tahun sebenarnya bukan cinta. Kamu bersama denganku hanya berempati dengan luka menyedihkan yang ada dihidupku. Kamu tidak pernah menjadikanku pilhan untuk menjadi pasangan hidup. Bersama denganku sebenarnya hanya membebanimu karena aku terlalu menyandarkan hidupku padamu. Aku menjadi semakin paham, kenapa pada akhirnya perempuan itu yang menjadi pilihan, dia mampu memberi bahagia yang tidak pernah bisa ku berikan.
Inginku menyalahkan keputusan yang kamu ambil, tapi faktanya bahwa memutuskan untuk pergi adalah cara terbaik bagimu untuk melepaskan diri dari beban yang selama bertahun-tahun memberatkan hidupmu. Kali ini aku membenarkan keputusanmu, bukan karena aku tidak ingin bersamamu, tapi kebahagiaanmu adalah satu-satunya yang harus kamu perjuangkan, memilih perempuan itu juga menjadi langkah pertamamu untuk menemukan bahagia yang kamu cari.
Maafkan aku menyita banyak waktumu. Terima kasih telah memaksakan diri untuk bertahan bersamaku selama itu, 7 tahun bukan waktu yang sebentar, aku tidak pernah tau betapa tersiksanya kamu bertahan bersamaku.
Kini, kamu telah berhasil terbebas dari beban itu. Selamat mencintai perempuan itu, perempuan cantik yang menjadi pilihanmu. Selamat menjemput bahagiamu, bahagia yang kamu cari dari pasangan hidup yang kamu butuhkan. Sekarang kamu telah terbebas dari beban berat itu, kamu bisa menikmati mencintai seseorang tanpa harus terbebani.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”