Tumbuh besar tanpa seorang ibu adalah hal yang sangat menyakitkan. Semesta terasa berhenti ketika harus melihat tubuhnya terbujur kaku, detak jantungnya tak lagi terdengar, dan hembus nafasnya sudah berhenti. Mengapa Tuhan begitu cepat memanggilnya seakan beliau tidak diijinkan untuk menderita lebih lama. Ya Tuhan memang lebih sayang beliau, tidak seperti aku yang terus memaksa agar Ibu cepat sembuh dan bisa bertahan sedikit lebih lama hanya untuk menemaniku untuk tumbuh besar.Â
Hidupku kosong, tak beraturan, dan aku selalu mencoba berdamai atas apa yang sudah terjadi. Anak kecil yang dipaksa oleh keadaan, ya karena tidak ada pillihan lain selain menjadi dewasa dan kuat. Hidup yang harus aku jalani begitu berat, Jalanku begitu berat, beban yang kupikul sangat berat. Namun harus tetap aku jalani walaupun sudah tidak ada alasan lagi kenapa aku harus tetap bertahan. Rumah bukan lagi seperti rumah bagiku. Tampak kosong dan berantakan. Tidak ada lagi kebahagiaan dirumah itu.
Ibu pergi terlalu cepat, terlalu cepat bagiku yang masih belajar untuk berjalan.
Yang lebih menyakitkan lagi, Ibu pergi saat aku masih sangat membutuhkan beliau untuk menemaniku mengenal dunia, yang ternyata begitu kejam ini. Pelukan yang aku harapkan tak akan pernah lagi aku dapatkan. Senyum lebar tak akan pernah lagi aku lihat, dan tangan yang lembut itu tak akan pernah lagi menghapus air mataku. Ibu sudah pergi, Ibu sudah tidak ada lagi.
Bu, sekarang anak kecil yang Ibu tinggal pergi itu sudah tumbuh dewasa, meski tumbuh dengan susah payah, tapi anak kecil itu bisa berhasil bertahan walaupun tidak adalagi alasan untuk bertahan. Anak kecil itu sudah berhasil melewati segala penderitaan yang muncul setelah Ibu pergi.Â
Karena meski Ibu telah pergi, Semesta masih terus berjalan, yang berbeda hanyalah Ibu sudah tidak ada lagi.
Aku harus terus membiasakan diri, berjuang sendiri agar aku tidak menjadi seseorang yang terlihat lemah dan meminta untuk dikasihani. Tumbuh dewasa tanpa seorang Ibu memang sangat berat, tapi aku juga tidak boleh menyerah walaupun aku punya banyak sekali alasan untuk menyerah.
Bu, tidak perlu kawatir, sekarang anak-anakmu sudah tumbuh dewasa. Anak-anakmu sudah berhasil melewati rasa sakit yang begitu dalam. Karena meski Ibu sudah tidak ada, namun Ibu tetap menjadi sumber semangat kami. Walaupun banyak alasan untuk menyerah, namun aku hanya perlu satu alasan untuk tetap bertahan.Â
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”