Mencobanya saja belum pernah. Melihatnya saja belum, hanya seperti menerawang. Merasakannya juga tidak pernah. Secara keseluruhan saja belum mengetahuinya. Lalu kenapa sudah menyimpulkan? Itu terlalu cepat.
Memang benar rasa takut lebih kuat membayangi. Optimisme juga ditenggelamkan perlahan-lahan oleh rasa pesimis. Trauma, masa lalu dan pengalaman menari-nari meledek diri yang ingin bangkit. Imbas kekuatan mereka memang dahsyat sampai-sampai membuat mata tertutup kepada jalan ke depan.
Mereka yang dahulu dengan mereka yang ada di masa depan itu berbeda. Mengapa selalu menyamakan? Padahal waktu sudah menjelaskan kok, dulu dan sekarang pastilah berbeda. Jangan samakan apapun dalam diri juga berbeda. Semua nama, momen, cerita, kebersamaan, kehangatan, suara, tawa, canda dan segalanya pasti berbeda.
Sesekali memang haruslah mengenal kata ‘tidak sama’ atau mungkin ‘berbeda’ dan barulah akan paham sepenuhnya. Sesekali haruslah mengerti juga bahwa kegagalan atau ketakutan akan kenangan pahit yang terdahulu itu sudah berakhir. Lalu, untuk apa diingat sampai-sampai tidak ingin melangkah ke masa depan?
Kita bisa memilih untuk membuangnya perlahan bukan? Sisa-sisanya memang tak akan terbuang sempurna karena memang sudah menjadi bagian. Tapi setidaknya tumpukan itu tidak akan mengganggu. Sisa-sisa itu tidak akan menakutimu, mereka cuma menjadi pengingat dan pembimbing supaya tak terjatuh lagi.
Melangkah dan yakin itu berselaras. Jika hanya meyakini bahwa semua akan sama saja, tidaklah akan melangkah ke manapun hidup ini. Jika hanya melangkah ragu-ragu tanpa keyakinan, maka diri sendiri akan dipermainkan dalam keraguan.
Penglihatan dan akal yang menjadi anugerah kadang bisa memusuhi dan menakuti kala situasi luka. Mereka bisa saja menjelma menjadi musuh yang memadamkan semangat untuk melangkah. Melangkah saja sudah susah. Bagaimana untuk mencari, menemukan, mengenal, membangun dan mempertahankan lagi? Memang rasa takut dan bayangan masa lalu itu semu tetapi didasarkan atas kenyataan.
Sepertinya bukan saatnya takut terus menerus sementara ada seseorang yang menemukan dan mencoba membujuk diri untuk menyakinkan bahwa tidak apa-apa di depan sana. Sementara bersamanya mungkin saja rasa takut itu akan jinak dan musnah. Berpikir buruk bisa tapi berpikir baik juga harus bisa.
Apakah memang setiap orang diciptakan untuk lemah dalam ketakutan? Jikalau memang demikian, mengapa ada saja yang kuat? Mengapa juga kadang melihat orang-orang yang kuat di sekitar? Kata lemah dan kuat bersanding, tapi perasaan lemah dan kuat saling mengalahkan dalam diri. Setiap orang diciptakan sama, hanya saja dengan dua pilihan yaitu keinginan untuk lemah dan keinginan untuk kuat.Â
Cobalah untuk berpindah dan membuat diri berkembang. Hingga suatu saat bisa memahami bahwa kehidupan tak melulu soal yang sudah dialami. Dalam hidup juga ada yang bernama harapan, cita-cita dan rencana. Semuanya bebas menentukan tanpa keraguan sedikitpun.Â
Untuk melangkah selanjutnya dengan siapapun, masa lalu tidak boleh ikut campur. Masa lalu memang tidak bisa hilang dan dilupakan sepenuhnya. Namun ia akan memudar. Bekasnya akan semakin menipis seiring kamu mengukir masa depan baru. Mereka yang hadir menyakitimu di masa lalu itu sebenarnya berguna. Berguna untuk kamu jadikan sebuah contoh yang salah, sebuah penggambaran perilaku yang jangan sampai kamu lakukan di hidup ini. Sebuah pelajaran berharga bila kamu mau merefleksikannya lagi.
Semua bebas untuk melangkah lagi, memulai kembali, membangun kembali dan bersama yang lain lagi tanpa rasa khawatir. Semua juga bebas dan berhak untuk melangkah lagi tanpa rasa takut. Semua juga harus memusuhi rasa takut yang terdapat dalam masing-masing diri.
Pada akhirnya menemukan yang tak lagi sama itu adalah bentuk keindahan. Dunia ini luas meskipun tak sebesar planet lain. Satu orang di hadapan milyaran orang. Apa mungkin semuanya buruk? Tidak.
Masalahnya adalah karena belum membuka mata untuk melangkah dan memulai kembali. Jangan menutup mata sembari tak berpindah atau melihatnya dari pandangan jauh saja. Melangkahlah, buka kembali dan sadarlah bahwa zona yang berbeda telah ditemukan.Â
Hingga akhirnya bersama orang yang tepat merasa menemukan perbedaan. Dari titik nol terdahulu menuju titik-titik kecil itu tidak masalah, karena yang terpenting adalah perbedaan itu telah ditemukan. Melangkah juga sudah dilakukan kembali. Ketika sudah beriringan kembali, tak perlu menoleh kebelakang. Menoleh kebelakang hanya akan tersandung kembali. Cukup pegang erat tangannya dan bilang padanya untuk membantu supaya tak menoleh ke belakang lagi.
Pilihan itu terhampar luas dan berbeda. Silakan saja takut dan ragu-ragu, namun jika terus begini apa yang akan didapat? Tak apa apabila ingin sesekali berhenti ketika melangkah. Tapi bukan untuk menyerah dan kembali. Tapi untuk refleksi pribadi. Untuk kembali memantapkan yakin akan harapan yang kamu pupuk dalam hati. Yakinlah, kamu kuat. Kamu yang dulu dengan yang sekarang, sudah berbeda. Kamu sudah bangkit dan melangkah.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”