Ngomongin soal sekolah, tentu kita bakal berangkat pagi. Sebelum berangkat, biasanya kita beresin buku dan pakai seragam. Di NTT baru ada kebijakan baru soal berangkat sekolah. Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meminta aktivitas sekolah khusus bagi siswa SMA dan SMK di Kupang, dimulai sejak pukul 05.00 WITA. Dalam video viral yang beredar, Viktor mengatakan bahwa Anak itu harus dibiasakan bangun pukul 04.00 pagi, sehingga pukul 04.30 mereka sudah harus jalan ke sekolah dan pukul 05.00 sudah harus di sekolah supaya ikut etos kerja.
Aturan masuk sekolah jam lima pagi di NTT, disorot banyak pihak. Jam belajar yang terlalu pagi kita perlu memerhatikan hak anak dan kesehatan. Bisa aja pola belajar di sekolah membuat anak untuk tidur larut malam dan bangun pagi buta malah mengganggu kualitas tidur.
Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa kurang tidur akan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak sekolah. Menurut The Canadian Paediatric Society, anak usia sekolah rata-rata membutuhkan waktu tidur 10 hingga 12 jam sehari. Kurang dari angka tersebut mengindikasikan anak kekurangan waktu tidurnya.
Sekolah di Indonesia rata-rata mulai sekolah pukul 6.30 dan selesai pukul 15.00 WIB. Belum lagi jika sepulang sekolah mereka mungkin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau dari kecil sudah ikut les atau kursus, apakah baik untuk perkembangan anak? sehingga mereka mungkin pulang larut malam.
Lalu apa dampaknya jika anak sekolah kekurangan waktu tidur?
Tidur adalah salah satu kebutuhan anak, karena dengan tidur yang cukup dapat mendukung proses otak untuk belajar, daya ingat, dan mengontrol emosi. Pada malam hari, otak mereview informasi yang didapat selama beraktivitas seharian penuh. Hal ini membuat informasi-informasi yang mereka dapat saat belajar di kelas, akan lebih mudah untuk diingat di hari berikutnya.
Berkurangnya waktu tidur bisa sangat berbahaya bagi anak. Seiring waktu, pola tidur larut malam, bangun pagi buta ini dapat menyebabkan sejumlah risiko kesehatan. Remaja yang kurang tidur biasanya cenderung lalai, impulsif, hiperaktif, dan menentang. Saat kurang tidur, memori-memori anak akan terganggu sehingga menghambat proses belajarnya. Anak juga lebih mudah tersinggung dan hiperaktif. Kedua hal tersebut bisa membuat mereka kesulitan untuk berkonsentrasi di sekolah. Anak yang kurang tidur, juga memungkinkan untuk tertidur di kelas selama jam belajar berlangsung.
Selain itu risiko lain yang muncul di kemudian hari yaitu kolesterol tinggi dan obesitas. Sebuah studi menemukan bahwa efek jangka pendek dari kurang tidur, seperti pilek, flu, dan gangguan pencernaan, lebih sering timbul ketika anak tidur kurang dari tujuh jam.
Studi dalam Journal of Youth and Adolescence tahun 2015, dilansir dari Huffington Post, menemukan bahwa remaja yang tidur rata-rata enam jam per malam dilaporkan tiga kali lebih mungkin untuk menderita depresi. Kurang tidur juga meningkatkan risiko upaya mengakhiri hidup anak hingga 58 persen.
Semoga kebijakan apapun yang dibuat pemerintah daerah maupun pusat, terutama dalam bidang pendidikan bisadikaji ulang. Sektor pendidikan merupakan yang paling penting, karena menyangkut masa depan anak dan negara ini pastinya. Semoga kebijakan bisa sesuai dengan aspirasi rakyat dan jangan jadikan anak sekolah sebagai kelinci percobaan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.