Sekarang Pukul Berapa?

Teks Anekdot

Seorang pemulung yang tak punya rumah memutuskan untuk tidur di taman. Setelah ia tertidur selama 5 menit, ia pun dibangunkan oleh seorang ibu. "Permisi. Apakah Bapak tahu pukul berapa sekarang?" Pemulung itu menjawab, "Hoamm… (sambil mengantuk) Maaf saya tidak punya jam tangan, jadi saya tidak tahu sekarang pukul berapa." Ibu tersebut meminta maaf karena membangunkan pemulung itu, lalu melangkah pergi. Pemulung itu kembali melanjutkan tidurnya. Tak lama kemudian, ia kembali dibangunkan oleh seorang remaja yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya.

Advertisement

Remaja itu berkata, "Permisi, Pak. Maaf mengganggu tidurnya, tetapi sepertinya saya kehilangan jam tangan saya. Apa Bapak tahu sekarang pukul berapa?" Pemulung itu mulai merasa kesal karena dibangunkan untuk kedua kalinya, tetapi dia dengan sopan menjawab remaja itu bahwa dia tidak punya jam tangan dan tidak tahu pukul berapa.

Setelah remaja itu pergi, pemulung itu mendapatkan suatu ide. Ia mulai mengerjakan idenya dengan membuka tas miliknya dan mengeluarkan pena dan selembar kertas. Di kertas itu, ia menulis, ‘’Saya tidak punya jam tangan. Saya tidak tahu sekarang pukul berapa.’’

Kemudian, ia menggantungkan kertas itu di lehernya dan kembali melanjutkan tidurnya dengan harapan tidak akan ada lagi orang yang membangunkannya untuk menanyakan pukul berapa. Namun, baru saja waktu berjalan sekitar 15 menit, seorang satpam yang sedang berjalan di taman melihat pemulung tertidur di bangku, dan membaca tulisan yang digantung di lehernya.

Advertisement

Satpam itu dengan sigap membangunkan si pemulung dan berkata, "Saya membaca tulisan yang digantung di leher Bapak. Saya pikir Bapak ingin tahu bahwa sekarang pukul 17.45."

 

Advertisement

Makna:

Makna teks anekdot di atas memberi penjelasan bahwa seorang pemulung sedang berusaha untuk tidur, tapi ia beberapa kali dibangunkan oleh orang-orang yang melewatinya untuk menanyakan pukul berapa saat itu. Ia memiliki ide agar orang-orang berhenti mengganggu tidurnya dengan menuliskan informasi bahwa ia tidak tahu pukul berapa saat itu agar orang-orang tidak akan menanyakannya lagi. Namun, ada seorang satpam yang malah mengira bahwa pemulung tersebut ingin mengetahui pukul berapa saat itu.

Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot tersebut adalah dengan tidak menganggap semua orang berpikiran hal yang sama dan cepat mengambil kesimpulan. Jika pemulung tersebut tidak berpikiran semua orang akan mengganggu tidurnya, maka ia tidak akan menulis ia tidak tahu pukul berapa, sehingga tidak akan dibangunkan oleh satpam.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini